BATIK merupakan warisan kain khas Nusantara bergambar yang dibuat dengan menggunakan ‘malam’ atau bahan lilin khusus untuk membatik pada kain itu.
Pengolahan batik juga diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan.
Sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.
Baca juga: Digelar Sukses, KBRI Canberra Gandeng APPMI Promosi Batik Indonesia
Sejak ditetapkan oleh UNESCO bahwa batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi, maka tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.
Untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya Nusantara dan mengenalkan ke generasi muda, Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Jawa Tengah, di bawah Kementerian Sosial (Kemensos) memberi pelatihan membatik untuk para siswa dari beberapa sekolah.
Dalam mengisi kegiatan Ramadan, Ketua Panitia Bazar Sosial Ramadan Sentra Kreasi Atensi Kartini, Djunaidi menyampaikan, pihaknya menyelenggarakan beberapa kegiatan terkait dengan belajar sosial Ramadan dan salah satunya kegiatan membatik.
Baca juga: Terobosan Promosi dan Inovasi, Omzet Batik Luhur Adiputra Meroket
“Belajar membatik ini kita berikan kepada sekolah-sekolah yang dekat dari Sentra Terpadu Kartini, istilahnya berbagi pembelajaran supaya mereka bisa mengetahui bagaimana membatik itu,” katanya, Rabu (20/3).
Djunaidi menyampaikan, dari hasil belajar membatik, apabila peserta ingin mendalami atau belajar kembali, bisa langsung ke Sentra Terpadu Kartini Temanggung.
“Dengan mengenalkan ke lembaga lain, Sentra Terpadu Kartini Temanggung tidak hanya melayani disabilitas intelektual, tetapi semua Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang bisa dilayani,” jelas Djunaidi sebagaimana dilansir situs Pemprov Jateng, Kamis (21/3).
“Dan dengan belajar membatik ini kepada anak sekolah, bisa memahami dan bisa mengenal lebih dekat tentang lembaga ini,” imbuhnya.
Ia menambahkan, untuk kegiatan ini dilaksanakan tanggal 18 Maret 2024 – 4 April 2024.
Pertama adalah kegiatan pada tanggal 18-21 Maret 2024 belajar membatik untuk anak-anak sekolah.
Selanjutnya, pada sore harinya ada mendongeng bersama Kak Lukman dan juga dalam rangkaian memperingati Hari Down Syndrome Internasional.
“Kemudian, kegiatan lainnya antara lain pemberian takjil gratis, kemudian juga ada penjualan sembako murah kepada masyarakat yang membutuhkan, dan juga menjual hasil karya teman-teman disabilitas tanggal 2 sampai 4 April 2024,” ujarnya.
Baca juga: Kisah Sukses Sarung Batik Paduka Tembus Pasar di Sejumlah Daerah Melalui TikTok
Seorang siswa dari SMPN 1 Temanggung yang menjadi peserta membatik Hikarina Fidatul Isa (14) mengaku tidak ada kesulitan dalam membatik ini, karena hanya tinggal memberi warna.
“Sudah ada polanya, sehingga tidak begitu susah,” kata Hikarina.
Ia menuturkan, sebelumnya belum pernah ikut membatik seperti ini. Menurutnya, kegiatan seperti ini bisa untuk mengisi waktu puasa.
“Apalagi kalau jam sore, bisa untuk ngabuburit,” ujarnya. (SG-2)