SokoKreatif

Rayakan Hari Batik Nasional, Kemenperin Gelar Batik City Run di Yogyakarta 12 Oktober 2025

Peserta Batik City Run juga akan menikmati beragam atraksi budaya dan hiburan. Ada pameran UMKM, dan membatik ramah lingkungan dengan malam batik sawit.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
15 September 2025
<p>Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Kemenperin akan menggelar Batik City Run 2025 pada 12 Oktober 2025 di Yogyakarta, bertepatan dengan perayaan Hari Batik Nasional. (Dok. Kemenperin)</p>

Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Kemenperin akan menggelar Batik City Run 2025 pada 12 Oktober 2025 di Yogyakarta, bertepatan dengan perayaan Hari Batik Nasional. (Dok. Kemenperin)

SOKOGURU, JAKARTA- Sebagai upaya mendekatkan batik dengan masyarakat luas, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan menggelar Batik City Run 2025 di Yogyakarta, pada 12 Oktober 2025.

Kegiatan yang bertepatan dengan perayaan Hari Batik Nasional itu, menurut Kepala BBSPJIKB Jonni Afrizon, bukan sekadar ajang olahraga, melainkan kampanye budaya. 

“Batik City Run adalah cara kami untuk menyatukan gaya hidup sehat dengan kecintaan terhadap batik. Kami ingin masyarakat, khususnya generasi muda, melihat batik bukan hanya busana formal, tetapi identitas sehari-hari yang keren, modern, dan membanggakan,” tuturnya, dalam keterangan resmi Kemenperin, Minggu, 14 September 2025.

Baca juga: Sambut Hari Batik Nasional 2025, Kemenperin-YBI Dorong Perajin Terapkan Inovasi

Batik City Run 2025, sambung Jonni,  akan menghadirkan dua kategori lari, yaitu 5K dan 3K, dengan target 2.000 peserta yang terdiri dari pelari profesional, komunitas lari, masyarakat umum, hingga pelaku industri batik. 

Adapun rute ikonik Benteng Vredeburg – Malioboro dipilih sebagai lokasi start dan finish, menghadirkan pengalaman berlari yang menyatu dengan suasana khas Kota Yogyakarta.

Tak sekadar olahraga, peserta juga akan menikmati beragam atraksi budaya dan hiburan, mulai dari parade pacer berkostum karnaval batik, demo dan edukasi membatik ramah lingkungan dengan malam batik sawit, pameran UMKM, hingga panggung hiburan zumba dan musik. 

Baca juga: UMKM Wastra Nusantara Saree Ulos dan Batik Organik Kembangkan Usaha dengan Mencintai Lingkungan

Lebih dari sekadar event lari, Batik City Run 2025 juga dirancang sebagai pengalaman berlari yang berbeda. Setiap peserta akan memperoleh jersey dan scarf batik eksklusif, race number, medali finisher, tote bag, refreshment, hingga asuransi. 

Beragam doorprize menarik pun telah disiapkan untuk memeriahkan suasana. 

“Dengan kombinasi olahraga, budaya, edukasi, dan hiburan, Batik City Run 2025 menjadi acara inklusif yang dapat dinikmati semua kalangan,” tegas Jonni. 

Baca juga: Gelar Batik Nusantara Dibuka, Kemenperin Tekankan Transformasi Industri Batik Menuju Pasar Generasi Muda

Lebih jauh, event itu diharapkan pula mampu menumbuhkan kembali kesadaran masyarakat terhadap pentingnya melestarikan batik sebagai warisan budaya takbenda yang diakui UNESCO, sekaligus mempertegas pengukuhan Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia oleh World Craft Council (WCC).

Pengembangan industri batik nasional

Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Industri batik telah tumbuh luas di berbagai daerah dan menjadi sumber penghidupan masyarakat, khususnya industri kecil dan menengah (IKM). 

Baca juga: 

“Oleh karena itu, Kemenperin bertekad mendukung inovasi, peningkatan kualitas, hingga penerapan teknologi ramah lingkungan di sektor industri batik, sehingga batik Indonesia mampu terus lestari dan relevan dengan perkembangan zaman,” ujarnya.

Kemenperin, sambung Menperin,  berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan industri batik nasional agar semakin berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu menembus pasar global. 

Terlebih, batik bukan hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sektor industri strategis yang mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan ekspor, serta memperkuat identitas bangsa. 

Hal senada disampaikan Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi. Ia mengatakan arah kebijakan Kemenperin dalam pengembangan industri batik berfokus pada aspek ramah lingkungan dan keberlanjutan. 

“Melalui berbagai program standardisasi dan sertifikasi, kami mendorong industri batik untuk beralih pada penggunaan bahan baku alami serta proses produksi yang minim dampak lingkungan,” ungkapnya. 

Oleh karena itu, lanjut Andi, diperlukan upaya edukasi dan promosi yang menjelaskan industri batik di tanah air sudah ada yang menerapkan konsep ramah lingkungan dengan malam sawit, yang menjadi salah satu bentuk nyata transformasi menuju industri batik yang berkelanjutan. “Langkah itu sekaligus menjawab tuntutan pasar global yang semakin memperhatikan aspek lingkungan dalam produk industri kreatif,” imbuhnya. (SG-1)