Sokoguru.id – Ada berbagai macam jenis tas yang sudah berseliweran, dengan menawarkan keunikannya masing-masing. Salah satu yang wajib dicoba adalah tas asli produksi Bandung Bernama Labuse.
Dindin Rasdi, pemilik yang juga pengembang tas ini menuturkan bahwa tas Labuse memiliki simplisitas yang dibutuhkan masyarakat. Awalnya, ia membuat brand tas Labuse miliknya ini dikarenakan saat kuliah ia ingin menggunakan tas dengan brand sendiri.
“Untuk awal produk Labuse dari Totebag sih, yang kebetulan dulu saya masih kuliah, karena biar sat set sat set pake totebag dengan bawaan yang agak cukup banyak. Buat isnpirasinya dari kepengenan saya pribadi yang ingin memakai tas dengan merk sendiri,” jelas Dindin kepada Sokoguru pada Senin, 14 November 2022.
Dari keinginannya untuk menggunakan tas dengan merk sendiri itulah, Dindin mulai men-desain tas nya sendiri hingga terciptalah ‘Labuse’ miliknya. “Desainnya masih saya sendiri yang buat,” tambah Dindin.
Secara teknis pengerjaan, tas Labuse miliknya masih menggunakan sistem maklun. “(Untuk produksi) masih pake sodara sih, tapi sistem maklun,” tuturnya.
Ia memberanikan diri membuat tas dengan brand miliknya itu Ketika awal tahun 2019. Ketika itulah ia mencoba peruntungan dengan membuat desain dan memasarkan Labuse secara umum.
Terinspirasi dari One Piece
Nama Labuse sendiri, ia adopsi dari serial anime ‘legendaris One Piece’ yang secara keseluruhan menceritakan mengenai pengembaraan bajak laut.
“Sebenarnya nama Labuse aja sih terinspirasi dari One Piece. Di One Piece kan ada tuh karakter Gold D Roger yang jadi bajak lautnya. Nah Gold D Roger ini terinspirasi dari bajak laut asli di dunia nyata Bernama Olivier Levasseur asal Prancis. Semasa jadi bajak laut dia dijuluki “Labuse”, ” terang Dindin.
Ia menambahkna juga, jika Labuse ini memiliki karakter unik yang serba “sat set sat set” atau gesit, yang ditakuti sesame bajak laut pada masanya. Dengan mengambil nama Labuse ini lah, Dindin berharap gesit nya karakter bajak laut ini, bisa membuat pergerakan yang nyata terhadap brand tas miliknya.
Hingga saat ini, Labuse sudah terjual di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Ia menyebutkan, daerah dengan pembeli terbanyak, berasal dari daerah Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. Bahkan penjualan di luar pulau Jawa sendiri terbilang cukup dominan.
“Hampir seluruh Indonesia sih, cumin kebanyakan sih dari Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Kalau dibandingkan sama luar pulau Jawa sih masih kurang,” tuturnya.
Dindin mengatakan, omzet Labuse sendiri kini mencapai rata-rata 10 jutaan. “Untuk sekarang sih masih stay di omzet rata-rata 10 jutaan, karena dikerjakannya masih full sendiri,” tukas Dindin.
One Man Show, Tapi Terencana
Selain pengerjaan yang serba sendiri, ia mengatakan untuk tantangan yang sedang dihadapi saat ini adalah perihal trategi yang harus ia tempuh Ketika terjadi penurunan omzet. “Tantangannya sih Ketika omzet lagi turun harus muter berbagai strategi di coba, sama di produksi yang makin sini bahan-bahan nya naik sedikit demi sedikit,” pungkasnya.
Dari tantangan yang ia hadapi tersebut, membuat Dindin teguh menggunakan strategi digital marketing dengan menaikkan konten-konten produk miliknya. Tak hanya itu, Dindin mengungkap bahwa pemasaran yang ia lakukan adalah dengan memanfaatkan Instagram Ads, Facebook Ads dan pemasaran melalui e-commerce seperti Shopee.
Produk Labuse sendiri memiliki berbagai jenis tas dan dompet dengan tingkat fleksibilitas tinggi. Jadi, bagi yang berminat menggunakan tas dan dompet Labuse ini, kamu dapat merasakn pengalaman menggunakan tas yang dapat digunakan di banyak kondisi.
Dengan model dan desain yang ciamik serta modern, tas Labuse ini didesain untuk segala usia dan kberbagai macam kalangan. Bagi yang penasaran dan berminat mencoba sensasi menggunakan tas dan dompet dengan desain berbeda, kamu bisa kunjungi laman Instagram resminya di @labuse.id.