SOKOGURU, JAKARTA- Dengan mengadopsi teknik Boro asal Jepang yakni metode menjahit dan menambal ulang kain bekas menjadi busana baru, Dara Baro berhasil mengubah limbah tekstil menjadi produk penuh cerita dan bernilai tinggi.
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) itu lahir dari semangat menyampaikan pesan penting tentang menjaga bumi melalui karya-karya kreatif.
Menurut sang pendiri Dara Baro, Dimita Agustin, mereknya lahir dari semangat mencintai bumi dan budaya lokal.
Koleksi busananya dibuat dari sisa-sisa kain wastra nusantara seperti jumputan, tenun, dan batik.
"Kami percaya bahwa setiap potongan kain punya cerita. Melalui teknik boro, kami ingin menunjukkan bahwa sisa bukan berarti sia-sia,” ujarnya dalam keterangan resmi Kementerian BUMN, Senin, 28 April 2025.
Baca juga: Difasilitasi Pertamina, 1.393 UMKM Kini Miliki Berbagai Jenis Legalitas dan Standar Mutu Usaha
Menjelang Lebaran 2025 lalu, koleksi UMKM perempuan binaan Pertamina yang fokus pada fesyen berkelanjutan itu ludes terjual di salah satu gerai besar di Jakarta.
Koleksi itu, menurutnya, bukan sekadar mengikuti tren, melainkan menjadi wujud komitmen terhadap pelestarian lingkungan.
Bertepatan dengan peringatan Hari Bumi pada 22 April lalu, Dara Baro menegaskan kembali komitmennya untuk berkontribusi terhadap kelestarian alam melalui fesyen berkelanjutan.
"Kami juga ingin mengajak generasi muda untuk melihat bahwa industri kreatif bisa berdampak sosial dan lingkungan secara nyata," imbuh Dimita.
Baca juga: Pertamina UMK Academy 2025 Digelar, Ajang UMKM Tingkatkan Kemampuan dan Produk Berkualitas
Keunikan dan kualitas karya Dara Baro turut menarik perhatian dunia internasional.
Baru-baru ini, brand itu menerima undangan kurasi dari L'adresse Paris, sebuah platform mode bergengsi di Prancis yang dikenal sangat selektif dalam memilih merek-merek yang akan ditampilkan.
Tak hanya itu, Dara Baro juga menjadi salah satu UMKM fashion yang terpilih untuk berpartisipasi dalam Osaka Expo yang sedang berlangsung di Osaka, Jepang.
Terpilihnya Dara Baro didasari fokusnya dalam produksi fesyen berbahan limbah perca dengan orientasi keberlanjutan.
Baca juga: Pendapatan Meningkat, UMKM Binaan Pertamina Kebanjiran Order Hampers di Momen Idulfitri
Lebih dari sekadar bisnis, Dara Baro aktif membuka ruang edukasi dan pemberdayaan.
Mereka melibatkan siswa-siswi magang dari sekolah mode untuk belajar mengolah limbah kain menjadi karya fesyen bernilai tinggi.
Upaya ini menjadi bukti bahwa keberlanjutan dan pemberdayaan dapat berjalan beriringan.
Konsistensi Dara Baro dalam mengusung konsep upcycle fashion tak hanya mendapat sambutan hangat dari pasar, tetapi juga diapresiasi oleh pemerintah.
Tahun lalu, Dara Baro menerima penghargaan Best Eco Friendly Product dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sebagai pelaku usaha yang berhasil menerapkan prinsip ramah lingkungan dalam produksinya.
Apresiasi juga datang dari Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso.
"Pertamina bangga dapat menjadi bagian dari perjalanan Dara Baro,” ujarnya.
Menurut Fadjar, hal itu menjadi bukti nyata, UMKM perempuan Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing secara global dengan tetap menjunjung prinsip keberlanjutan.
"Kami terus berkomitmen untuk mendampingi UMKM binaan agar tidak hanya tumbuh, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat," ujarnya.
Dukungan Pertamina terhadap UMKM seperti Dara Baro sejalan dengan arah kebijakan nasional, khususnya Asta Cita poin ke-3 dari Pemerintahan Prabowo-Gibran.
, Poin ke-3 itu tidak lain berfokus pada penciptaan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pembangunan infrastruktur ekonomi rakyat.
Program pembinaan yang diberikan Pertamina melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) terbukti membawa dampak nyata.
Dara Baro menjadi contoh bagaimana kolaborasi, kreativitas, dan komitmen pada lingkungan mampu membuka jalan UMKM Indonesia menuju pasar global. (SG-1)