KEBUMEN, Sokoguru. DI sebuah sudut Kota Kebumen, Jawa Tengah (Kota), sebuah transformasi luar biasa sedang terjadi dan bahkan dikenal hingga mancanegara.
Serat pisang dan pandan, yang sebelumnya hanya dikenal sebagai bahan baku sederhana, kini menjelma menjadi karya seni yang tak hanya memikat mata, tetapi juga mendunia.
Di balik karya-karya unik tersebut, ada Novita Hermawan, sosok perempuan tangguh yang berhasil membawa Agrominafiber Handicraft menembus pasar global.
Baca juga: UMKM Indonesia Go Global: Ekspor Perdana ke Filipina Raih Transaksi Rp961 Juta
Perjalanan Tak Mudah
Sejak didirikan pada 2021, Agrominafiber Handicraft bukan hanya sekadar kebanggaan lokal, tetapi juga bukti bahwa produk berbahan alam bisa bersaing di pasar internasional.
Bermodal keyakinan dan semangat, Novita memulai bisnisnya dengan serat alam sebagai bahan utama, meski di awal banyak yang meragukan potensi produk lokal berbasis alam.
Awalnya, Agrominafiber fokus pada produk dekorasi rumah seperti wall decor, stool, karpet, dan lampshade. Namun, Novita tak berhenti di situ.
Baca juga: UMKM Peralatan Dapur Kayu, Karya Winazar Bidik Pasar Global
Ia terus berinovasi, mengolah serat pisang dan pandan menjadi produk yang tak hanya indah, tetapi juga ramah lingkungan.
Tak disangka, produknya berhasil menembus pasar internasional, dari Belgia hingga Argentina.
Menembus Pasar Dunia
Berkat keuletan dan inovasi, Agrominafiber kini menjadi salah satu brand yang turut berpartisipasi dalam BRI UMKM Expo(RT) 2025, sebuah ajang bergengsi yang mempertemukan pelaku UMKM dengan pasar global.
Keikutsertaan Agrominafiber bukan pertama kali; Agrominafiber sudah hadir sejak tahun 2023.
Di ajang tersebut, Novita dengan bangga memperkenalkan inovasi terbaru mereka: bio leather, produk ramah lingkungan berbahan serat pisang yang tengah tren di pasar dunia.
Partisipasi di BRI UMKM Expo(RT) bukan hanya sekadar pameran. Menurut Novita, acara tersebut menjadi titik balik penting bagi perkembangan bisnisnya.
“BRI UMKM Expo(RT) bukan hanya sekadar tempat memamerkan produk, tetapi juga ajang untuk membangun jaringan dan membuktikan kualitas produk di pasar internasional,” ujar Novita.
Membangun Jejak Ekonomi Berkelanjutan
Agrominafiber Handicraft tak hanya berfokus pada bisnis semata, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat lokal.
Novita melibatkan warga Kebumen dalam setiap tahapan produksi, dari pengolahan bahan baku hingga pembuatan produk akhir.
Baca juga: Keripik Tempe Kahla dari Sukabumi: Cita Rasa Lokal yang Mendunia
Dengan melatih mereka mengolah serat pisang dan pandan, Agrominafiber tak hanya memberikan lapangan pekerjaan, tetapi juga turut menjaga kelestarian kearifan lokal.
Bagi Novita, keberhasilan Agrominafiber adalah tentang lebih dari sekadar keuntungan finansial.
“Saya ingin masyarakat Kebumen merasakan manfaat dari usaha ini. Bukan hanya dari segi ekonomi, tetapi juga kebanggaan bahwa produk mereka bisa dinikmati di seluruh dunia,” jelasnya.
Perluas Pasar dan Ciptakan Produk Inovatif
Ke depan, Novita berharap Agrominafiber bisa terus berkembang, memperluas pasar, dan menciptakan produk-produk inovatif yang lebih ramah lingkungan.
Salah satu langkah penting yang sedang disiapkan adalah sustainability report untuk memperkuat kepercayaan pasar internasional dan memastikan kelangsungan bisnisnya.
"Harapan saya, kami bisa terus meningkatkan kualitas produk dan memberdayakan masyarakat lokal,” jelas Novita sebagaimana dikutip situs resmi BRI, Jumat (21/2).
“Ini menjadi bagian penting agar Agrominafiber tetap berkelanjutan dan memberikan dampak positif yang lebih besar," ungkapnya.
Kisah Inspiratif Agrominafiber
Direktur Commercial, Small, and Medium Business BRI, Amam Sukriyanto, menegaskan bahwa kisah sukses Agrominafiber adalah bukti bahwa dari daerah, karya-karya luar biasa bisa lahir dan mendunia.
“Semoga kisah ini bisa menginspirasi pelaku UMKM lain di seluruh Indonesia untuk terus berinovasi dan menembus pasar global,” tutup Amam.
Agrominafiber Handicraft bukan hanya sebuah merek. Agrominafiber adalah kisah tentang semangat kewirausahaan yang membuktikan bahwa dengan kreativitas dan ketekunan, produk lokal bisa mendunia. (SG-2)