Soko Kreatif

Luncurkan Koleksi Ramadan-Lebaran, Aksesoris OG Jewerly Tawarkan Potongan Harga

Menyambut Ramadan dan Lebaran 2025 OG Jewelry membuat empat desain bros dan dua gelang sebanyak 250 pcs.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
24 Februari 2025
Istianah pemilik OG Jewelry salah satu UMKM binaan Bank Indonesia ketika mengikuti pameran Inacraft 2025 di JICC Senayan, Jakarta pada 5-9 Februari 2025. (Dok. Sokoguru/Rosmery).

TANPA terasa  lima hari lagi bulan suci Ramadan tiba dan selama sebulan ke depan umat muslim akan berpuasa sampai datangnya perayaan Idufitri (Lebaan).

Bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) perayaan hari besar keagamaan merupakan peluang buat meningkatkan produksi dan penjualannya. Bahkan sebulan sebelumnya sudah mendapatkan purchase order (PO).

UMKM spesial aksesoris tembaga lilit OG Jewerly  dari Pacitan, Jawa Timur ini,  misalnya, secara rutin sudah menyiapkan stok produknya setiap kali Ramadan dan Lebaran tiba. 

Baca juga: Nilai Ekspor Perhiasan RI Capai USD3,94, Diminati Pasar AS, China, India, Swiss

“Tetapi kalau untuk Ramdan dan Lebaran, biasanya saya banyak membuat bros (brooch) dan gelang. Karena memang banyak yang pesan itu untuk gift (hadiah),” ujar Istianah,42, saat diwawancarai Sokoguru lewat sambungan telepon, Jumat (21/2).

Untuk menyambut Ramadan dan Lebaran 2025, perempuan kelahiran Cirebon itu membuat empat desain bros dan dua desain gelang. Sebagai daya tarik, ia membuat spesial penawaran dengan diskon 10%. 

“Katalog koleksi Ramadan-Lebaran sudah saya buat sebulan sebelumnya, karena produk saya kan hand made, pengerjaannya juga butuh waktu. Jadi pemesan dilakukan jauh hari. Konsumen tinggal pilih model yang ada di katalog,” ujarnya yang hingga saat diwawancarai sudah mendapatkan PO 25 pcs dari satu pemesan dengan harga Rp300 ribuan hingga Rp1 juta.

Baca juga: Perluas Pasar Ekspor, Kemenperin Fasilitasi IKM Perhiasan RI ke Pameran di Hong Kong

Istianah mengatakan umumnya setiap pelanggan bisa memesan 10-30 pcs untuk hadiah. Misalnya, seorang dokter memesan bros, cincin untuk diberikan kepada perawatnya atau relasinya.

“Biasanya, mereka yang mendapatkan gift itu nantinya datang sendiri ke saya untuk beli, karena di kotak aksoris itu kan saya tulis nomor kontak OG Jewerly,” imbuh Istianah.

Koleksi Ramadan-Lebaran

Lebih lanjut, perempuan yang semula membuka usaha warnet di Yogyakarta itu mengatakan, Lebaran tahun ini iya menargetkan penjualan 250 pcs atau naik 25% dari produksi sehari-harinya. 

Istianah hanya menaikkan sedikit dari Ramadan-Lebaran tahun lalu yang cuma membuat 140 pcs, di mana 90%nya produk bros. Saat itu, omset OG Jewery mencapai sekitar Rp50-an  juta.

Baca juga: Olah Limbah Jadi Perhiasan, Kunci Artistica Jewelry Mendunia

Ia mengaku sebagian besar produknya premium dan 1 model hanya dibuat 3 pcs dengan warna batu berbeda. Jadi pelanggan tidak perlu khawatir ada yang menyamai. Dan uniknya, brosnya sengaja didesain untuk bisa dipakai sebagai liontin juga.

Selain bros dan gelang, ia juga tetap menyiapkan koleksi ready stock, seperti kalung dan cincin. Tetapi 70% adalah koleksi Ramadan-Lebaran. 

Istianah mengakui, daya beli masyarakat saat ini sedang menurun. Dan itu terlihat dari PO untuk Ramadan-Lemabaran yang masuk saat ini.

“Dari segi kuantitas tetap ya, cuma bujetnya yang dikurangi. Misalnya, ada pesanan 30 pcs bros. Tahun lalu pelanggan saya pesan dengan harga Rp500-an ribu per pcs. Sekarang pilih yang agak kecilan seharga Rp300-an ribu. Tetapi alhamdulilah, masih banyak PO yang masuk,” tuturnya lagi. 

Adapun koleksi yang ditawarkan yakni batu mini, sweet ribbon, azha, evelyn, dania,cherry, butterfly, dan flower bloom. Semua koleksi tersebut dijual mulai dari harga Rp250 ribu hingga Rp1juta.

Selain aksesoris, OG Jewelry juga membuat tasbih kalung dan gelangf yang dimulai dari harga Rp100 ribu-an hingga di bawah Rp1 juta.

“Khusus untuk menyambut Ramadan-Lebaran kami beri potongan harga 10%,” ujar Istiana. 

Dok. OG Jewerly

 

Modal Rp400 ribu

Istianah memulai usahanya pada 2015 ketika ia harus pindah dari Yogyakarta mengikuti suaminya ke Pacitan. Ia pun berpikir jenis usaha apa yang akan digelutinya setelah tidak lagi pegang usaha warnet.

“Saya baca-baca ternyata potensi Pacitan di batu alam. Waktu zamannya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kebetulan sedang tren batu akik ditambah lagi Ibu Ani suka batu-batuan,” tutur sarjana ekonomi itu lagi.

Lalu, Istianah pun mendaftar ke Dinas Perdagangan dan Perindustrian setempat yang juga membawahi UMKM untuk ikut pelatihan membuat aksesoris dengan bahan batu-batuan dari Pacitan.

“Saat  itu gurunya dari Kediri saya dapat peralatan 1 set tang untuk membuat aksesoris dan uang saku Rp400 ribu. Dari uang saku itulah saya jadikan modal,” ujarnya.

Awalnya, Istianah hanya membuat empat buah lalu ditawarkan ke saudara dan teman. Lalu meningkat membuat 10 dan 20 buah dipasarkan lewat media sosial Facebook.

Ketika itu, ia menjual masih tanpa merek. Namun saat usahanya terus meningkat hingga memproduksi ratusan pcs, barulah memberi merek Optimiste Gems Wire Jewelry yang disingkat OG Jewelry.

Kini ia memiliki galeri etalase dan rumah produksi sendiri di Desa Tanjung Sari, Kota Pacitan dengan dibantu empat pengrajin dengan pendapatan rata-rata Rp35 juta per bulan. Bahkan sejak 2022 termasuk UMKM yang dibina Bank Indonesia.

Omset tersebut, sambung Istianah, di luar kalau OG Jewelry mendapat pesanan khusus. Misalnya, pada 17 Februari lalu dalam tempo tiga hari harus menyelesaikan 9 pcs bros untuk hadiah para perempuan anggota DPRD Solo.

“Padahal aksesoris sayakan buatan tangan semua. Satu produk saja harus detail membuatnya bisa berhari-hari. Tapi alhamdulilah dalam tiga hari itu bisa selesai semua,” katanya.

Istianah mengaku galerinya  sering dikunjungi rombongan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Ia juga tidak punya reseller.

Selain menjual langsung di galeri, ia juga menitipkan produknya di pusat oleh-oleh, bandara dan rajin mengikuti pameran. Bahkan ketika diwawancarai Sokoguru, Istianah sedang mengikuti pameran di sebuah mal di kotanya. 

Ketika ditanya apakah keberlangsungan usahanya terancam dengan produk impor, secara tegas, Istianah menjawab, tidak. Pasalnya, ia membuat secara eksklusif dengan tangan dan ada sentuha art (seni) di sana.

“Selama kita memiliki ciri khas, selalu berinovasi dan berkolaborasi, produk kita pasti diburu pelanggan,” katanya yang bertemu Sokoguru saat ia berpameran di Inacraft 2025 di JICC Senayan, Jakarta.

Waktu di pameran itu, menurut Istianah, produknya banyak dibeli oleh pengunjung dari Brasil, Spanyol dan Jepang.  

“Mereka bahkan bolak-balik datang ke booth saya selama pameran,” katanya.

Kemudian Istianah menjelaskan kekhasan produknya main di tembaga bakar, kuningan dan tembaga enamel yang dilapis perak. Seangkan batu didatangkan dari sentra batu di Kecamatan Donorejo.

“Tembaga saya juga tidak murah. Ada yang lokal dengan Rp400-an ribu per kg. Kemudian saya juga pakai tembaga asal Jepang seharga Rp1,4 juta per kg dan asal Amerika Serikat (AS) seharga Rp2,8 juta per kg. Dari situ saya desain dengan pelapis khusus untuk coating-annya biar tidak gatal dan mudah lepas,” jelas Istianah. (Ros/SG-1)