SOKOGURU - Jualan takjil asal-asalan? Siap-siap dagangan sepi! Ini saatnya pakai strategi jualan takjil yang bikin pelanggan rela antre tiap sore.
Bulan Ramadan menjadi momen emas bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), terutama penjual takjil, untuk meraup keuntungan lebih.
Terutama di akhir pekan, permintaan takjil melonjak drastis seiring banyaknya masyarakat yang berburu menu berbuka puasa.
Momentum ini wajib dimanfaatkan dengan strategi jitu agar omzet UMKM meningkat signifikan. Lalu, bagaimana cara mengoptimalkan penjualan takjil saat weekend Ramadan?
BACA JUGA: Transformasi Digital: Kunci UMKM Indonesia Bertahan dan Berkembang di 2025
Medsos strategi paling ampuh
Salah satu strategi paling ampuh adalah memanfaatkan media sosial. UMKM harus aktif mempromosikan menu takjil kekinian seperti es teh kekinian, pastel isi daging, kolak pisang, hingga cilok bumbu kacang lewat Instagram, WhatsApp, dan TikTok.
Dengan menggunakan tagar viral Ramadan 2025 seperti #TakjilMurah, #TakjilRamadan, dan #BukaPuasaHemat, jangkauan promosi bisa lebih luas, menarik minat konsumen dari berbagai kalangan.
Selain promosi digital, lokasi strategis menjadi faktor penting. UMKM bisa membuka lapak di dekat masjid besar, pasar kaget Ramadan, atau area keramaian saat sore hari.
Lokasi yang ramai lalu lintas pengunjung, terutama di akhir pekan, sangat efektif meningkatkan visibilitas dan peluang pembelian impulsif.
Jangan hanya menjual menu standar
Variasi produk takjil juga berpengaruh pada peningkatan omzet. Jangan hanya menjual menu standar, cobalah inovasi seperti puding susu kurma, tahu crispy isi sambal, atau minuman segar kekinian seperti Thai tea dan es susu jelly.
Inovasi ini bisa menjadi pembeda dari kompetitor dan menarik konsumen yang ingin mencoba hal baru.
Strategi berikutnya adalah penawaran paket hemat berbuka puasa. UMKM bisa membuat bundling takjil, misalnya paket 10 ribu berisi kolak, gorengan, dan minuman segar.
Harga terjangkau dengan isi lengkap akan menarik pembeli, apalagi di akhir pekan ketika banyak orang membeli dalam jumlah besar untuk keluarga atau komunitas.
Layanan antar gratis dalam radius tertentu
Selain itu, layanan pre-order dan pengantaran dapat meningkatkan omzet. Banyak orang lebih nyaman memesan lebih awal agar tidak kehabisan.
Manfaatkan WhatsApp Business untuk mencatat pesanan dan tawarkan layanan antar gratis dalam radius tertentu, terutama saat Sabtu-Minggu menjelang waktu buka puasa.
Kolaborasi dengan influencer lokal bisa menjadi strategi marketing jitu. Ajak food blogger atau micro influencer di daerah untuk mereview takjil yang dijual.
Testimoni positif akan meningkatkan kepercayaan dan mendorong pembelian, apalagi jika konten tersebut diunggah dengan kata kunci populer seperti “takjil viral” atau “rekomendasi takjil buka puasa”.
BACA JUGA: Cara Tukar Uang Baru untuk THR Lebaran 2025: Mudah, Cepat, Tanpa Antre!
Evaluasi harian penjualan penting dilakukan
Untuk menjaga loyalitas pelanggan, berikan diskon khusus atau loyalty card. Misalnya, setiap pembelian lima kali, pelanggan mendapat bonus takjil gratis.
Program semacam ini efektif mendorong repeat order, terutama dari pembeli setia saat akhir pekan.
UMKM juga perlu memperhatikan kemasan takjil. Kemasan bersih, estetik, dan ramah lingkungan akan meningkatkan nilai jual.
Saat ini, konsumen cenderung memilih produk yang terlihat menarik dan higienis, apalagi jika ingin membagikan momen buka puasa lewat media sosial.
Terakhir, evaluasi harian penjualan penting dilakukan. Data omzet harian, menu favorit, dan feedback pelanggan bisa menjadi dasar pengembangan strategi selanjutnya.
Dengan konsisten melakukan evaluasi, UMKM bisa terus berinovasi dan memperkuat posisi di pasar takjil Ramadan, terutama saat akhir pekan yang sangat potensial. (*)