Soko Kreatif

Hadiri Diskusi, Wamenekraf Irene Apresiasi Bandung Sebagai Kota Kreatif Internasional

Kota Bandung sebagai Kota Kreatif bisa dilihat dari ekosistem ekonomi kreatif yang menjelma sebagai laboratorium ekspresi. Banyak perguruan tinggi juga punya publikasi event reguler dan ruang kreatif. 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
12 Januari 2025
Wamenekraf Irene Umar menghadiri diskusi kreatif Bandung Creative City of Design di Bandung Creative Hub, Sabtu (11/1). (Dok. Kemenekraf/Bekraf )-

KOTA Bandung sudah menjadi kota kreatif. Hal itu terlihat dari beberapa ruang kreatif yang tumbuh dan terus meramu ekosistem kreatif dengan banyak talenta yang mampu bersaing di kancah internasional.

 

Selama ini Kota Bandung terus menebar inspirasi dan mendorong dampak berkelanjutan bagi para pelaku ekonomi kreatif.

 

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Wamenekraf/Wakabekraf), Irene Umar, mengatakan hal itu saat menghadiri diskusi kreatif Bandung Creative City of Design di Bandung Creative Hub, Sabtu (11/1).

 

Baca juga: Mendag Kagum Industri Kreatif Bandung dan Dorong ‘Go Global’

 

“Saya melihat sudah ada spirit kolaborasi di Kota Bandung. Dari sini, kita akan lihat seperti apa roadmap untuk bantu pengembangan ekonomi kreatif ke tiap daerah. Kita harus apresiasi juga konsep dari Bandung City of Design yang terus berinovasi mengembangkan ekonomi kreatif dari skala lokal menjadi regional menuju nasional sampai ke tingkat internasional,” ujarnya dalam keterangan resmi Kemenekraf. 

 

Irene menambahkan dasar dari ekonomi kreatif itu budaya dan Indonesia begitu kaya dengan pengembangan budayanya. Contohnya, Kota Bandung yang sudah punya value, vision, personality, and positioning sebagai kota kreatif sejak tahun 2017 dan diakui UNESCO untuk Design Thinking for Government.

 

Dok. Kemenekraf/Bekraf

 

Baca juga: Gelaran Pekan Kreatif Bandung Tentukan Arah Kota Kreatif di Masa Transisi

 

Lebih lanjut, Wamenekraf Irene juga mengapresiasi The Hallway Space dan Tab Space yang juga dikunjunginya hari ini. Kedua tempat tersebut telah jadi ruang kreatif multifungsi sehingga produk ekraf lebih mudah dijangkau semua kalangan.

 

“Di Bandung, kita bisa cari kuliner, produk fesyen lokal, dan hidden gem dalam ruang kreatif yang sudah terkonsep. Beberapa pejuang ekraf dari Bandung sudah go international,” imbuhnya.

 

Tinggal mindset dan daya juang saja, sambung Irene, yang harus diasah dan bisa juga kolaborasi bersama konten kreator yang jadi corong agar produk lokal makin banyak dikenal dan dibeli. Hal itu selaras dengan Kemenekraf yang membuat asosiasi bagi konten kreator.

 

Baca juga: Hadirkan Produk UMKM, Omzet Pasar Kreatif Bandung 2024 Tembus Rp8,7 Miliar

 

Tak hanya itu, potensi Kota Bandung sebagai Kota Kreatif bisa dilihat dari ekosistem ekonomi kreatif yang menjelma sebagai laboratorium ekspresi. Banyak perguruan tinggi juga punya publikasi event reguler dan ruang kreatif yang membuat asosiasi profesi bisa mendata penyebaran sektor ekraf sejauh mana punya kontribusi terhadap ekonomi daerah. 

 

“Tahun lalu, ada Anugerah Kreator Bandung yang memberi apresiasi bagi para pelaku ekraf di Bandung,” ujarnya.

 

Dalam acara itu, turut mendampingi Wamenekraf Irene, yakni Deputi 2 Bidang Kreativitas Budaya dan Desain, Yuke Sri Rahayu. Serta turut hadir dalam diskusi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Arief Syaifudin; Ketua Manajemen Dossier Bandung untuk UNESCO, Dwinita Larasati; dan Adi Panuntun, Ketua Bandung Creative City Forum. (SG-1)