BANK Sentral Spanyol sedang melakukan uji coba (pilot project) pengembangan mata uang euro digital.
Sejak awal tahun 2024, Bank Sentral Spanyol diketahui tengah melakukan simulasi dengan melibatkan Cecabank, Abanca, dan Adhara Blockchain untuk menggali manfaat dan kelayakan euro digital di sektor perbankan.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mendorong kerja sama antarbank sentral dalam mengeksplorasi mata uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC).
Baca juga: Perlu Dukung Pertumbuhan Ekosistem Aset Kripto yang Teratur dan Transparan
“Saat ini bank sentral di banyak negara tengah mendalami mata uang digital. Survei yang dilakukan Bank of International Settlements (BIS) tahun 2021 menyebutkan 86% Bank Sentral yang disurvei tengah melakukan penelitian terkait CBDC, 60% sedang melakukan percobaan teknologi, dan 10 persen di tahap pilot project," papar Puteri.
"Artinya, kita memiliki fokus yang sama untuk mendalami potensi pengembangan CBDC di negaranya masing-masing, termasuk Indonesia dan Spanyol,” ungkap Puteri dalam Kunjungan Kerja Komisi XI bersama LPS ke Bank Sentral Spanyol, Selasa (7/5).
Dalam keterangan tertulis kepada situs DPR RI, di Jakarta, Minggu (12/5), Puteri pun mempertanyakan terkait hasil uji coba pengembangan euro digital yang sedang dilakukan Bank Sentral Spanyol.
Baca juga: Tips Cegah Kegagalan Berinvestasi, Inilah Tujuh Kesalahan yang Harus Dihindari
“Setelah berjalan selama 4 bulan, apa saja hasil evaluasi dan tantangan Bank Sentral Spanyol terkait percobaan tersebut. Lalu, kapan kira-kira waktu yang tepat untuk menerapkan CBDC sepenuhnya di Spanyol. Karena pada November lalu, Gubernur Bank Sentral Spanyol menyebut euro digital belum mendesak, tetapi proyek ini tetap perlu dilanjutkan,” urai politikus Fraksi Partai Golkar itu.
Puteri juga menyampaikan perkembangan terkini terkait pengembangan rupiah digital di Indonesia.
“Awal Maret kemarin, Bank Indonesia juga masih dalam tahap memilih teknologi yang akan digunakan untuk implementasi rupiah digital dan memfinalisasi proof of concept tahap pertama," katanya.
Baca juga: Investasi Kripto Indonesia Ditaksir Kian Meningkat
"Selain itu, Bank Indonesia juga masih melakukan piloting dan simulasi terhadap penerapan rupiah digital secara internal. Untuk itu, kami harap terjalin kerja sama antarbank sentral dalam mengkaji kelayakan penerapan mata uang digital,” ucap Puteri.
Puteri juga berpesan agar bank sentral bisa mengkaji serta menganalisis secara hati-hati dan komprehensif terkait rencana pengembangan mata uang digital.
“Untuk itu, kami harapkan terjalin pertukaran informasi terkait hasil pengujian, modeling maupun simulasi. Sehingga, kita bisa saling mengetahui potensi dampak maupun risiko yang ditimbulkan dari penerbitan CBDC ini terhadap stabilitas keuangan, moneter, dan perekonomian kita,” tutup Puteri.(SG-2)