Untuk pembuatannya kata Darwis, pertama dengan membersihkan batok
kelapa hingga halus, setelah itu direkatkan dengan lem agar tidak mudah pecah.
Setelah permukaan kelapa menjadi halus, selanjutnya diberikan cat pelindung dan
berbagai hiasan pendukung.
"Bahan-bahannya kita dapatkan di dalam Lapas, mulai dari bahan
bekas yang kita kumpulkan yang kita dapatkan," ungkap Darwis kepada Antara.
Harga kelapa bonsai tersebut, dijual dengan harga yang bervariasi,
tergantung bentuk, ukuran dan juga pesanan, mulai dari yang paling murah Rp150
ribu per kelapa bonsai.
Sementara itu, Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIA Gorontalo,
Sabaruddin mengatakan program pembinaan kemandirian diharapkan mampu membuat
WBP menjadi pribadi yang berkarakter positif dan memiliki keterampilan sebagai
bekal setelah bebas nanti.
Pada program itu, sejumlah WBP mengolah sampah botol plastik dan batok
kelapa menjadi kerajinan tangan hiasan ruangan.
"Bakat dan keterampilan yang mereka miliki akan terus kami asah
melalui program kegiatan pembinaan kemandirian, sehingga setelah selesai
menjalani masa pidananya mereka dapat memiliki bekal hidup di tengah-tengah
masyarakat," ucapnya.
Ia menginginkan saat bebas nanti, mereka dapat bersaing dalam bursa
tenaga kerja, membuka lapangan kerja sekaligus mencegah mereka untuk mengulangi
tindak pidana kembali.
Pewarta: Adiwinata Solihin Editor Antara: Budi Santoso