Soko Inspirasi

Usaha Olahan Ikan Tristar Fish, Dari Laut Cirebon Menuju Puncak Harapan

“Tristar Fish”, usaha yang digerakkan oleh Wahyu Irza Purnama, seorang pria berusia 48 tahun, menjadi saksi bisu bagaimana sebuah mimpi bisa terwujud melalui kerja keras dan dedikasi. 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
30 Juli 2024

DI sebuah gang kecil di Puri Pilangsari II B15, Kedung Jaya, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, berdiri sebuah usaha olahan pangan laut yang penuh harapan dan cita-cita.

 

“Tristar Fish”, usaha yang digerakkan oleh Wahyu Irza Purnama, seorang pria berusia 48 tahun, menjadi saksi bisu bagaimana sebuah mimpi bisa terwujud melalui kerja keras dan dedikasi. 

 

Irza, begitu sapaan akrabnya, memulai perjalanan bisnisnya dari titik yang tak terduga.

 

Baca juga: Vita Krisnadewi: Sosok Di Balik Mimpi Satu Juta Peternak Muda di Indonesia

 

Berawal sebagai pekerja di perusahaan besar yang memproduksi olahan ikan, Irza menemukan gairahnya dalam menciptakan produk yang bukan hanya lezat, tetapi juga sehat dan berkualitas. 

 

Keputusan untuk mandiri dan memulai usaha sendiri bukanlah langkah yang mudah.

 

Namun dorongan untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya, terutama tiga anak yang ia sebut sebagai "bintang" telah menjadi motivasi utama dalam setiap langkah Izra.

 

Tristar Fish: Simbol Harapan dan Kerja Keras

 

Nama “Tristar Fish” diambil dari jumlah anak Irza. "Anak adalah bintang," ujarnya sambil tersenyum. 

 

"Kini saya punya tiga bintang, jadi ada tiga bintang di Tristar Fish," ucap Izra, 

 

Keberhasilan usaha ini tidak terlepas dari komitmen Irza untuk menjaga kualitas dan inovasi. 

 

Ikan mata goyang atau raja gantang yang menjadi bahan baku utama diolah dengan berbagai variasi rasa yang unik dan menggugah selera.

 

Baca juga: KUR BRI Bangkitkan Usaha Kayu Rotan Misriwati dari Krisis

 

"Kalau ikan dijual biasa, marginnya kecil. Tapi ketika diolah, ada tambahan nilai," jelas Irza. 

 

Dari produk best seller seperti otak-otak yang hadir dalam dua varian – 80% ikan dan 50% ikan – hingga olahan lain seperti fish roll, kaki naga, dan 14 varian lainnya, Tristar Fish terus berinovasi. 

 

Produk-produk ini tidak hanya menggoda dari segi rasa, tetapi juga aman dikonsumsi karena bebas pengawet dan MSG.

 

Perjalanan Panjang dari Bawah Tiang Bendera

 

Perjalanan Irza dalam mengembangkan Tristar Fish tidak selalu mulus. 

 

Ia mengenang masa-masa awal mengikuti bazar yang diadakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat. 

 

"Kami perintis dari tidak ada tendanya, tendanya masih langit," kenangnya.

 

Irza menceritakan bagaimana dirinya memulai usahanya di bawah tiang bendera dengan hanya tiga stand yang menjadi tenantnya. 

 

Lambat laun, pasar mulai tumbuh, dan pemerintah setempat mulai menyediakan fasilitas tenda bagi para pelaku usaha kecil seperti dirinya.

 

Baca juga: Inilah Langkah-langkah untuk Menjadi Seorang Wirausaha

 

Omzet yang diraih dari bazar yang digelar sebulan sekali di lahan parkir kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, Jl. Wastu Kencana No. 17, Kota Bandung, bisa mencapai Rp 12 juta hingga Rp 16 juta. 

 

Kini, dengan dukungan dinas dan berbagai pihak, Tristar Fish telah berkembang pesat, meskipun masih tergolong UMKM dengan kapasitas produksi 180 kg per hari. 

 

"Kami UMKM kecil, kapasitas produksi kami hanya 180 kg per hari. Saat ini, 80% pasar kami adalah pondok pesantren untuk menu makan," ungkapnya.

 

Inovasi dan Dedikasi di Balik Produk

 

Inovasi adalah kunci keberhasilan Tristar Fish. "Kami harus terus berinovasi," kata Irza. 

 

Salah satu produk unggulan mereka, otak-otak, hadir dalam dua varian: yang mengandung 80% ikan dan yang 50%. 

 

"Harga untuk olahan ikan ini, 50 ribu untuk tiga yang ikannya 80% dengan berat 250 gram. Kalau yang 50% kami jual 10 ribu dengan berat 220 gram," jelasnya.

 

Produk-produk ini tidak hanya menggoda dari segi rasa, tetapi juga aman dikonsumsi karena bebas pengawet dan MSG. 

 

Irza percaya bahwa produk yang aman dan sehat adalah kunci untuk memenangkan hati konsumen. 

 

"Kami menawarkan produk yang aman, artinya tidak memakai pengawet, MSG, atau bahan tambahan lainnya. Bumbunya hanya garam, lada, gula, bawang daun, wortel, dan bahan-bahan alami lainnya," ujarnya dengan bangga. 

 

Ikan mata goyang atau raja gantang yang menjadi bahan baku utama didapatkan langsung dari nelayan di pesisir pantai Kabupaten Cirebon. 

 

"Kami tinggal dekat pantai, hanya sepuluh menit berjalan kaki. Ikan-ikan segar ini langsung diolah agar kualitasnya tetap terjaga," kata Irza. 

 

Dengan bahan baku yang segar dan berkualitas, Tristar Fish mampu menghasilkan produk-produk yang menggugah selera dan sehat.

 

Jaga Kualitas di Tengah Tantangan

 

Di balik setiap produk Tristar Fish, ada tim kecil yang bekerja keras untuk menjaga kualitas. Dengan 12 karyawan, sebagian besar proses produksi masih dilakukan secara manual. 

 

"Kami masih menggunakan cara manual dalam banyak proses, seperti menghaluskan ikan dan membentuk adonan. Mesin memang lebih produktif, tetapi investasinya mahal," jelas Irza. 

 

Tantangan dalam mengelola operasional dan pasar selalu ada, namun semangat Irza tidak pernah padam. 

 

"Kami mendesain produk ini di kelas menengah, karena keterkaitan dengan keamanan pangan juga," katanya. 

 

Ia mengakui bahwa pasar UMKM tidak selalu mudah. "Kami bisa ketemu dengan pondok pesantren itu usaha yang tak mudah," katanya. 

 

Usaha ini membuahkan hasil, dengan pesanan mencapai ratusan pack setiap bulan.

 

Masa Depan Tristar Fish

 

Irza tidak pernah berhenti bermimpi dan merencanakan masa depan yang lebih baik untuk Tristar Fish. 

 

"Kami sedang dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi SNI," ungkap Izra.

 

Keberhasilan Tristar Fish dalam mendapatkan sertifikasi SKP dan Halal menjadi bukti nyata komitmen mereka terhadap kualitas dan keamanan produk.

 

Di tengah tantangan cash flow dan persaingan pasar, Irza tetap optimistis. 

 

"Kami terus berusaha memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah, seperti SNI. Prosesnya panjang dan memerlukan biaya, tapi kami setuju dengan penerapan standar ini," ujarnya.

 

Perjalanan Tristar Fish yang telah mencapai lima tahun ini adalah bukti bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan cinta terhadap keluarga, sebuah mimpi bisa diwujudkan. 

 

Irza Purnama, dengan Tristar Fish-nya, adalah contoh nyata bahwa di balik setiap produk berkualitas, ada cerita perjuangan yang inspiratif dan penuh makna. (Fajar Ramadan/SG-2)