SETELAH membangun modeling tambak udang berbasis kawasan di Kebumen Jawa Tengah, kemudian mempersiapkan pembangunan budi daya udang terintegrasi hulu dan hilir di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) gencar mengembangkan modeling berbasis kawasan untuk lima komoditas unggulan.
Kelima komoditas unggulan tersebut yaitu udang, rumput laut, nila, kepiting dan lobster. Hal itu dilakukan sebagai upaya akselerasi pengembangan perikanan budi daya berkelanjutan di Indonesia.
“Ini strategi KKP dalam mendongkrak produksi komoditas unggulan ekspor asal Indonesia, salah satunya melalui upaya pembangunan modeling,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb. Haeru Rahay di Jakarta dalam siaran pers yang dilansir kkp.go.id, Sabtu (10/2).
"Pembangunannya mengedepankan prinsip keberlanjutan lingkungan, serta mengutamakan penyerapan tenaga kerja lokal. Diharapkan dari program pembangunan modeling dan revitalisasi tambak udang, nantinya ada peningkatan ekspor udang Indonesia menjadi USD2,1 miliar pada tahun 2024," ujar Tebe
Lebih lanjut, Tebe, demikian Tb. Haeru Rahay disapa, menjelaskan, modeling budi daya rumput laut juga telah terbangun di Wakatobi, Maluku Utara. Menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo mengenai industri hilirisasi sektor kelautan dan perikanan, KKP saat ini akan mempersiapkan program pembangunan modeling rumput laut di Maluku Tenggara dan Rote Ndao.
"Dengan program pembangunan modeling tersebut, diharapkan nantinya ada peningkatan ekspor rumput laut Indonesia menjadi USD658 juta pada 2024," ujarnya lagi
Menurut Tebe, KKP juga sedang mempersiapkan program modeling budi daya ikan nila salin. Program itu dilakukan melalui revitalisasi tambak udang di Pantai Utara Jawa yang telah idle.
Dari danau ke daratan
Selain itu program tersebut mendorong alih budi daya yang semula di danau (lake based) ke daratan (land based). Program modeling ini, nantinya juga diharapkan mendorong adanya peningkatan ekspor nila Indonesia menjadi USD77 juta pada tahun ini.
Tebe juga menjelaskan saat ini KKP akan menyiapkan program modeling budi daya kepiting. Diharapkan melalui program modeling budi daya kepiting, nantinya akan meningkatkan ekspor kepiting Indonesia menjadi USD476 juta pada 2024.
Selain itu, program modeling budidaya lobster, sebagai upaya mendorong penguatan budidaya lobster melalui kerja sama dengan negara yang sudah berkembang budi daya lobsternya, untuk berinvestasi lobster di Indonesia. Dengan begitu diharapkan nantinya ada peningkatan ekspor lobster Indonesia menjadi USD25 juta pada 2024.
“Bapak Menteri Trenggono selalu mengatakan bahwa subsektor perikanan budi daya memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Perikanan budi daya menjadi salah satu bidang usaha yang berhasil meraup porsi investasi yang terbesar di sektor kelautan dan perikanan. Terlihat dari data Triwulan III tahun 2023, sub sektor perikanan budi daya menempati peringkat kedua setelah pengolahan perikanan yaitu dengan proporsi 27%,”ungkap Tebe.
Berdasarkan data FAO 2023, sambungnya, persentase masyarakat dunia yang mengalami kekurangan pangan meningkat dari 7,9% di 2019 menjadi 9,2% pada 2022. Kondisi demikian tentunya diprediksi akan adanya peningkatan kebutuhan protein dunia hingga 70%.
http://Baca juga Lindungi Nelayan, KKP akan Tetapkan Harga Terendah Benih Lobster dari Nelayan.
Tentunya juga akan terjadi meningkatnya permintaan ikan global berlipat ganda antara tahun 2020 hingga 2050. Permintaan tersebut nantinya akan lebih banyak dipenuhi dari produksi perikanan budi daya.
Sebagai informasi, pasar udang global 2023 mencapai USD60,4 miliar, sementara di 2033 diprediksi bisa mencapai USD123,8 miliar. Share ekspor udang Indonesia 2022 sebesar 6,7 % dari global. Pasar rumpur laut global 2023 mencapai USD16,7 miliar, sementara di 2033 diprediksi bisa mencapai USD30,2 miliar.
“Share ekspor rumput laut Indonesia 2022 sebesar 16,4 % dari global. Nilai pasar nila global 2023 mencapai USD13,9 miliar, sementara di 2033 diprediksi bisa mencapai USD21,6 miliar. Share ekspor nila Indonesia 2022 sebesar 9,7% dari global,” imbuhnya.
Sedangkan potensi pasar kepiting global tahun 2023 mencapai USD879 juta, di 2033 diprediksi bisa mencapai USD1,51 miliar. Share ekspor kepiting Indonesia pada 2022 sebesar 1,9 % dari global. Begitu juga lobster, punya potensi pasar global tahun 2023 USD7,2 miliar. Share ekspor lobster Indonesia di 2022 sebesar 0,5 % dari global.
Sebelumnya Menteri Trenggono mengundang investor-investor dengan harapan memberi pandangan dan membangun koneksi dengan negara-negara sahabat, sehingga nantinya Indonesia bisa setara, karena produk Indonesia sangat dibutuhkan oleh negara-negara sahabat.
Selain menangkap peluang investasi, Menteri Trenggono selalu memprioritaskan tata kelola berbasis ekonomi biru untuk memastikan kelestarian ekosistem kelautan dan perikanan, menjaga agar industri di dalamnya berjalan secara berkelanjutan. (SG-1)