Humaniora

Sebanyak 66.364 Santri Ikuti Ujian Kesetaraan Nasional (UKN) Berbasis Komputer

Tingkat partisipasi santri dalam UKN CBT 2024 ini hamper 100 %. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding UKN CBT 2023 yang partisipasinya ada pada kisaran 35%.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
23 Mei 2024
Plt Dirjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama (Kemenag) Abu Rokhmad. (Ist/Kemenag) 

UJIAN Kesetaraan Nasional (UKN) untuk para santri di Pondok Pesantren Salafiyah penyelenggara Pendidikan Kesetaraan (PKPPS) telah berlangsung sejak Maret 2024.

 

Ada tiga tahap pelaksanaan UKN, jenjang Ulya (4 – 7 Maret 2024), Wustha (6 – 8 Mei 2024), dan Ula (21 - 23 Mei 2024).

 

Sebanyak 66.364 santri yang terdaftar ikut UKN berbasis komputer (Computer Based Test atau CBT). Tingkat partisipasi santri dalam UKN CBT 2024 ini hamper 100 %. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding UKN CBT 2023 yang partisipasinya ada pada kisaran 35%.

 

Baca juga: Kemenag Dorong Seni Budaya Islam untuk Bangkitkan Perekonomian

 

“Bagi Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, perkembangan ini sangat drastis dan membanggakan,” kata Plt. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono di Surabaya, Rabu (22/5).

 

"Tentunya yang demikian ini memenuhi ekspektasi Kementerian Agama yang berupaya meningkatkan literasi digital pesantren sebagai salah satu program prioritasnya," ujar Waryono sebagaimana dilansir situs Kemenag, Rabu (22/5).

 

Hal senada disampaikan Plt Dirjen Pendidikan Islam Abu Rokhmad. Menurutnya, peningkatan literasi digital di pesantren sangat penting dan itu harus dapat dibuktikan secara terukur.

 

Baca juga: Kembangkan Program Kampung Zakat, Kemenag Gandeng OJK dan BPJS Ketenagakerjaan

 

Abu Rokhmad berharap permasalahan sistem pendataan pesantren juga bisa segera diselesaikan.

 

“Saya berharap persoalan data pesantren ini bisa menjadi kegiatan prioritas yang segera diselesaikan. Sebab, saat ini data pesantren dipisahkan dari pelaporan data pendidikan Islam yang ada di EMIS,” harap Abu.

 

Baca juga: Menparekraf Pacu Literasi Digital Santri di Balikpapan Lewat Santri Digitalpreneur

 

Kasubdit Pendidikan Kesetaraan Anis Masykhur menjelaskan bahwa pihaknya saat ini tengah mengembangkan SIKAP atau Sistem Informasi Ketenagaan dan Administrasi Pesantren.

 

Ke depan, SIKAP akan disempurnakan untuk menjadi rumah data ketenagaan, kesantrian, kelembagaan, dan kurikulum pesantren.

 

Pelaksanaan ujian yang berbasis komputer (bahkan android) ini, kata Anis, selanjutnya diikuti dengan keharusan memasukkan data nilai santri, baik nilai akumulasi dalam rapot maupun hasil ujian nasional.

 

Data ini akan menjadi Rapor dan Ijazah Digital (RID). Proses integrasi RID ini juga mencapai target.

 

“Satu minggu setelah pelaksanaan ujian nasional tingkat Ulya dan Wustha, prosentase pengintegrasian mencapai rata-rata 91%,” ujar Anis.

 

“Ini berarti, minggu ini diharapkan mencapai 100%,” ujarnya lebih lanjut.

 

Integrasi RID dalam SIKAP akan menjadi sumber informasi tentang capaian kompetensi santri pada kelompok mata pelajaran umum maupun dirasah Islamiyah, termasuk juga capaian penguasaan turats (kitab kuning).

 

Bentuk capaian tersebut dapat dilihat dalam transkrip ijazah atau bukti penyelesaian studi lainnya pada sebuah jenjang tertentu pada satuan pendidikan pesantren.

 

“Kesuksesan ini tidak terlepas dari soliditas tim di bawah komando Masithoh Hasbi, "korlap" digitalisasi pendidikan pesantren salafiyah. Perkembangan positif ini akan diperluas pada satuan pendidikan pesantren lainnya,” tuturnya. (SG-2)