Humaniora

PPIH dan Masyariq Sepakat Hanya Jemaah Haji Reguler di Tenda Arafah dan Mina

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dan Masyariq sepakat untuk tidak memasukkan jemaah selain haji reguler ke tenda di Arafah dan Mina. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
07 Juni 2024
Pertemuan PPIH dan Masyariq di Makkah, Arab Saudi, (Dok.Kemenag)

DALAM upaya memastikan kenyamanan dan keteraturan selama pelaksanaan ibadah haji, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dan Masyariq sepakat untuk tidak memasukkan jemaah selain haji reguler ke tenda di Arafah dan Mina. 

 

Kesepakatan ini ditegaskan kembali dalam malam koordinasi di Makkah, Arab Saudi, pada Kamis (6/6).

 

Baca juga: Terobosan Baru dalam Pemberangkatan Jemaah Haji: Smart Card Jadi Kunci

 

Pertemuan penting ini dihadiri oleh berbagai pejabat tinggi, termasuk Sekjen Kemenag M Ali Ramdhani, Irjen Kemenag Faisal Ali Hasyim, Staf Khusus Menteri Agama, Pejabat Eselon II Kemenag, Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro, serta Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam. 

 

Ketua Masyariq M Amin Indragiri dan jajarannya juga hadir bersama para pimpinan dari 73 maktab, yang duduk bersebelahan dengan koordinator maktab dari PPIH Arab Saudi.

 

Komitmen Bersama untuk Kenyamanan Jemaah

 

Nasrullah, yang juga Ketua PPIH Arab Saudi, menekankan pentingnya menjaga komitmen untuk tidak memasukkan jemaah lain ke tenda yang diperuntukkan bagi jemaah haji reguler Indonesia. 

 

"Tidak boleh memasukkan jemaah di luar jemaah reguler. Kita sepakat bahwa tenda di Masyair yang diperuntukkan bagi jemaah haji Indonesia tidak ditempati oleh jemaah lain," tegas Nasrullah.

 

Ia juga menyoroti komitmen Kementerian Haji Arab Saudi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu Allah. 

 

Baca juga: DPR Desak Pemerintah Tertibkan Penggunaan Visa Non-Haji untuk Ibadah Haji

 

"Kemenhajj selama ini selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada tamu-tamu Allah," tambahnya.

 

Evaluasi dan Perbaikan Layanan

 

Irjen Kemenag Faisal Ali Hasyim dalam kesempatan yang sama mengingatkan tentang pentingnya kepatuhan terhadap kontrak yang telah disepakati. 

 

"Apa yang tertera di kontrak, dilaksanakan. Kami akan evaluasi," tegas Faisal.

 

Faisal juga mengidentifikasi beberapa catatan penting untuk perbaikan ke depan. 

 

Masalah yang disoroti termasuk menu makan yang tidak sesuai, keterlambatan distribusi makanan, ketiadaan air bersih di Arafah dan Mina, serta keterbatasan tempat tidur di tenda. 

 

"Kami berharap penyelenggaraan haji tahun ini semakin baik lagi," ujarnya sebagaimana dilansir situs Kemenag, Jumat (7/6).

 

Baca juga: Bersyukur Bisa ke Tanah Suci,  Nenek Kambe Terharu dengan Pelayanan Petugas Haji

 

Meskipun ada upaya keras dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas layanan, tantangan yang dihadapi tidak bisa diabaikan. 

 

Keterlambatan distribusi makanan dan ketiadaan air bersih adalah masalah serius yang mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan jemaah. 

 

Kementerian Agama perlu mengambil tindakan cepat dan tegas untuk memastikan bahwa kontrak yang telah disepakati dilaksanakan dengan baik oleh semua pihak terkait.

 

Tindakan yang lebih tegas dan sistem pengawasan yang ketat perlu diterapkan untuk memastikan bahwa masalah yang sama tidak terulang di masa mendatang. 

 

Selain itu, keterlibatan aktif jemaah dalam memberikan masukan dan melaporkan masalah secara langsung bisa menjadi langkah positif untuk perbaikan layanan.

 

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen kuat dari semua pihak, diharapkan penyelenggaraan haji tahun ini dan di masa mendatang dapat berjalan lebih baik, memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi seluruh jemaah. (SG-2)