Humaniora

Pertamina Targetkan 25% Pemimpin Perempuan di Sektor Energi

Sebagai pucuk pimpinan di Pertamina, Nicke terus meyakinkan dan meningkatkan kepercayaan diri pekerja perempuan bahwa mereka bisa menjadi bagian dari perjalanan perusahaan.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
24 April 2024
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (kedua dari kiri) tegaskan Pertamina Targetkan  25% Pemimpin Perempuan di Sektor Energi. (Dok. PT Pertamina)

PEREMPUAN diharapkan dapat meningkatkan kontribusinya di sektor energi. Itulah sebabnya PT Pertamina (Persero) berkomitmen terus mendorong peran perempuan semakin signifikan dalam industri energi nasional. 

 

“Hal tersebut dibuktikan dengan penetapan target hingga 25% pemimpin perempuan di dalam lingkup bisnis Pertamina Group,” ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam Forum Bisnis Internasional Hannover Messe  2024, di Hannover, Jerman, Senin (22/4) waktu setempat. 

 

Dalam forum dengan tema Forging Smart & Sustainable Industry - Women in Industry 4.0 itu, ia menegaskan,  perempuan dapat memegang peran strategis, bukan hanya peran pendukung melainkan hingga di tingkat pimpinan.

 

Baca juga: Peringatan Hari Kartini: Pertamina Mengoptimalkan Srikandi BUMN dalam Berkarya

 

Saat ini, lanjut Nicke,  pekerja perempuan di Pertamina sekitar 18% dan sebagian besar dari mereka berada di fungsi pendukung, dan di tingkat manajemen persentasenya hampir 20%.

 

“Kami memiliki target untuk meningkatkan angka tersebut menjadi 25% tahun ini. Hal yang sama berlaku bagi BUMN untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam tenaga kerja," imbuhnya, seperti dikutip bumn.go.id, Rabu (24/4).

 

Menurut Nicke, saat ini Pertamina telah membentuk komunitas yang didedikasikan untuk memberdayakan pekerja perempuan. Komunitas itu melakukan pelatihan, mentoring dan program khusus yang ditujukan untuk karyawan dan Universitas Pertamina.

 

Baca juga: UMKM Binaan Pertamina Sukses Raup Omzet Ganda Saat Mudik Lebaran

 

“Kami memiliki kuota khusus yang menetapkan persentase tertentu dari pesertanya harus perempuan,” imbuh Nicke.

 

Selain itu, lanjutnya, Pertamina juga fokus pada pengembangan dan pemberdayaan perempuan untuk UMKM. Sebelumnya, hanya sedikit UMKM binaan Pertamina dimiliki oleh Perempuan.

 

“Sekarang lebih dari 50% dari usaha kecil, menengah (UKM) kami (Pertamina) dimiliki perempuan. Kami memiliki program khusus untuk meningkatkan peran perempuan dalam UKM. Kami juga memiliki program magang yang mengalokasikan sebagian kuota untuk perempuan untuk memberikan kesempatan yang lebih besar kepada mereka,” tambahnya lagi. 


 

Lima isu penting 

Lebih lanjut, Nicke mengatakan, Pertamina menyadari masih banyak hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan peran perempuan di sektor energi.

 

Hal itu harus dimulai dengan kesadaran dan pemahaman dari keluarga serta lingkungan yang memberikan kesempatan sama kepada perempuan untuk menjadi pemimpin yang baik.

 

“Saya sangat bangga sekarang di Pertamina Holding, dua direksinya adalah perempuan. Dan kami mendapat pengakuan bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga internasional,” jelasnya.

 

Sebagai pucuk pimpinan di Pertamina, Nicke terus meyakinkan dan meningkatkan kepercayaan diri pekerja perempuan bahwa mereka bisa menjadi bagian dari perjalanan perusahaan dengan meningkatkan kapasitas diri dan mengubah cara pandang.

Dalam kesempatan tersebut, Nicke juga menguraikan berbagai isu penting untuk mendukung peningkatan peran perempuan di industri energi di Indonesia.

 

Pertama, masih ada stereotip dan bias gender. Ia ingin menyampaikan pesan yang kuat kepada semua wanita bahwa perempuan harus membuktikan diri bahwa kita kompeten, dan bahwa bias dan persepsi itu tidak lebih dari mitos.

 

Menurut Nicke, kaum perempuan harus meningkatkan kemampuan dan membuktikan kepada orang lain bahwa mereka memiliki kompetensi untuk menjadi pemimpin global di industri energi.

 

Kedua, di sektor energi sangat bergantung pada pendidikan di bidang Science, Technology, Engineering, Math (STEM).

 

Ia mengungkapkan bahwa data menunjukkan saat ini rata-rata hanya 19% dari lulusan di bidang STEM dan 50% nya itu memilih sektor energi.

 

Isu ketiga, sambung Nicke, adalah keseimbangan kerja dan kehidupan. "Sebagai seorang perempuan secara alami kita juga memiliki peran strategis sebagai pekerja perempuan dan ibu, dan kita harus membuatnya seimbang," ujarnya lagi.

 

Nicke menekankan pentingnya pendidikan dan sistem yang mendukung kaum perempuan untuk menyeimbangkan peran tersebut.

 

Keempat, kebijakan di tempat kerja. "Sebagai contoh, di Pertamina, kami memiliki kebijakan yang harus dihormati, yaitu kebijakan respectful workplace policy. Kami menyampaikan pesan yang sangat kuat tentang penolakan terhadap segala bentuk pelecehan," katanya.

 

Dan yang terakhir, ucap Nicke, harus meningkatkan peran lingkungan terutama untuk meningkatkan dan memperbaiki persepsi, dalam hal budaya dan situasi sosial.

 

"Jadi 5 isu ini yang harus ditangani untuk memungkinkan para perempuan, di Indonesia lebih banyak partisipasi di sektor energi," pungkas Nicke. (SG-1)