Humaniora

Pemkot Bandung Tingkatkan Kemandirian Penyandang Disabilitas dan Harapan Bantuan Ekonomi

Program RBM berfokus pada pelatihan terapi atau Home Program yang dirancang khusus untuk pendamping dan penyandang disabilitas (Pedi).

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
07 Juni 2024
Kegiatan program Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) di Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan Regol, Kota Bandung, pada Kamis (6/6). (Dok,Pemkot Bandung)

KOTA Bandung kembali menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan penyandang disabilitas melalui program Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM). 

 

Tahun ini, program tersebut diadakan di Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan Regol, Kota Bandung, pada Kamis (6/6).

 

Program ini berfokus pada pelatihan terapi atau Home Program yang dirancang khusus untuk pendamping dan penyandang disabilitas (Pedi).

 

Baca juga: Wujud Peduli Penyandang Disabilitas, Pemkot Surabaya Gelar 'Konser Anak Istimewa'

 

Ketua RBM Kecamatan Regol, Isti Miranti Dwi Mukti, menegaskan bahwa tujuan utama program ini adalah meningkatkan kemandirian penyandang disabilitas. 

 

 

“RBM merupakan wadah yang kegiatannya berfokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas,” ujar Isti sebagaimana dilansir situs Pemkot Bandung, Kamis (6/6).


 

 Menurutnya, program ini tidak hanya membantu para Pedi menjadi lebih mandiri, tetapi juga membekali pendamping dengan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung mereka secara efektif.

 

Baca juga: Sudin Kebudayaan Jakbar Adakan Pelatihan Seni untuk Penyandang Disabilitas

 

Salah satu aspek penting dari RBM adalah bantuan berupa kursi roda, alat bantu pendengaran, dan fasilitas kesehatan lainnya yang sangat dibutuhkan oleh para Pedi. 

 

Di Kecamatan Regol, terdapat 213 penyandang disabilitas yang tersebar di seluruh kelurahan, dan biasanya setiap kelurahan mengirimkan satu perwakilan untuk mengikuti kegiatan ini. 

 

Pada kesempatan kali ini, acara tersebut dihadiri oleh tujuh penyandang disabilitas beserta pendampingnya masing-masing.

 

Namun, Isti berharap program RBM tidak hanya berhenti pada bantuan kesehatan. 

 

 

Dia mengungkapkan harapannya agar ke depan, program ini juga menyediakan bantuan modal usaha untuk lebih meningkatkan kemandirian ekonomi para penyandang disabilitas. 

 

“Saya berharap ke depannya tidak sebatas bantuan alat kesehatan tapi juga modal usaha untuk lebih meningkatkan kemandirian ekonomi para penyandang disabilitas,” tambahnya.

 

Program RBM memang telah memberikan dampak positif bagi masyarakat, namun ada kebutuhan mendesak untuk memperluas cakupannya. 

 

Bantuan ekonomi berupa modal usaha bisa menjadi langkah strategis untuk memastikan para penyandang disabilitas tidak hanya mandiri secara fisik, tetapi juga mampu berkontribusi secara ekonomi. 

 

Baca juga: Gandeng Baznas, Pemkot Yogyakarta Beri Bantuan untuk Warga Penyandang Disabilitas

 

Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan kesempatan yang setara dalam berbagai aspek kehidupan.

 

Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan taraf hidup penyandang disabilitas tetapi juga memperkuat ekonomi lokal. 

 

Oleh karena itu, pemerintah dan berbagai pihak terkait diharapkan dapat berkolaborasi untuk mewujudkan visi ini.

 

Sebagai penutup, Isti berharap program RBM terus berlanjut dan berkembang. 

 

“Semoga program ini terus berlanjut karena memberikan dampak positif kepada masyarakat,” pungkasnya. 

 

Harapan besar disematkan pada kesinambungan dan peningkatan program ini, demi masa depan yang lebih inklusif dan mandiri bagi penyandang disabilitas di Kota Bandung. (SG-2)