Humaniora

Peduli Lingkungan, Pemkot Bandung Kelola Sampah Mandiri di Balai Kota

Setiap harinya, sekitar 80 kantong sampah—kebanyakan berisi sampah organik seperti daun dan kertas—diolah langsung di area perkantoran tersebut. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
08 November 2024
Pemkot Bandung terus menunjukkan komitmen terhadap pengelolaan sampah mandiri, terutama di lingkungan Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana. (Dok,Pemkot Bandung)

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung terus menunjukkan komitmen terhadap pengelolaan sampah mandiri, terutama di lingkungan Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana. 

 

Setiap harinya, sekitar 80 kantong sampah—kebanyakan berisi sampah organik seperti daun dan kertas—diolah langsung di area perkantoran tersebut. 

 

Sampah ini dikumpulkan dan dibawa ke Eco Recycling Center untuk dipilah dan diolah lebih lanjut, sebagai bagian dari upaya Kota Bandung dalam mengurangi beban sampah.

 

Baca juga: Pemkot Bandung Dorong Pengelolaan Sampah Mandiri, Gandeng BUMD untuk Efisiensi

 

Menurut Koordinator Taman Badak dan Dewi Sartika, Boyke Maulana, seluruh ASN dan pegawai Balai Kota turut bertanggung jawab atas pengelolaan sampah ini. 

 

 

“Sebagai pegawai, kami harus memberi contoh kepada masyarakat tentang cara mengelola sampah yang baik dan benar,” ujarnya pada Kamis (7/11).

 

Baca juga: Wujudkan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, Pemkot Bandung Rangkul Masyarakat Tionghoa

 

Setiap bulan, sampah residu yang telah dipilah diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung dengan volume sekitar 6 kubik. 

 

Meskipun demikian, Boyke mengakui ada tantangan besar dalam pengelolaan sampah ketika Balai Kota mengadakan acara besar, seperti Hari Jadi Kota Bandung (HJKB), yang menyebabkan lonjakan sampah sisa makanan dan kemasan sekali pakai.

 

Baca juga: DPR Sambut Positif Rencana Penghentian Impor Sampah Plastik


Meski menghadapi tantangan ini, pengelolaan sampah di Balai Kota tetap terkendali berkat keterlibatan aktif petugas kebersihan dan dukungan pimpinan dalam sosialisasi pemilahan sampah serta pemanfaatan bank sampah. 

 

 

Sebagai bagian dari upaya keberlanjutan, Balai Kota Bandung telah menjalankan program edukasi pengelolaan sampah sejak sebelum inisiatif Kang Pisman dimulai.

 

Selain itu, daun-daun kering yang terkumpul diolah menjadi kompos tersertifikasi, yang kini menjadi produk unggulan. 

 

Kompos ini dibuat dari campuran daun kering dan kotoran hewan dari Taman Dewi Sartika untuk meningkatkan kualitasnya.

 

Tidak hanya sebagai ruang terbuka hijau, Taman Dewi Sartika juga dikembangkan sebagai taman edukasi yang dilengkapi Green House, Eco Recycling Center, Mini Zoo, dan instalasi hidroponik. 

 

Taman ini sering menjadi tujuan studi bagi berbagai pihak yang ingin mempelajari pengelolaan sampah dan lingkungan.

 

Dengan inisiatif-inisiatif berkelanjutan ini, Balai Kota Bandung terus berupaya menjaga kebersihan dan mengedukasi masyarakat, menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan bergerak menuju target zero waste.(SG-2)