Humaniora

Mengupas Hoaks dan Fakta Seputar Perayaan Imlek

Dalam tradisi Tionghoa, warna-warna ini memang sering dikaitkan dengan duka cita, tetapi tidak ada larangan mutlak dalam penggunaannya selama Imlek.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
14 Januari 2025
Atraksi Barongsai sebagai bagian dari kemeriahan perayaaan Tahun Baru Imlek di Kuil Hsi Lai, Los Angeles, Amerika Serikat (AS). (Ist/Hinxua)

MENJELANG perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025, berbagai informasi simpang siur kembali beredar di masyarakat. 

 

Beberapa di antaranya adalah hoaks yang dapat menyesatkan dan merusak makna perayaan ini. 

 

Baca juga: Inilah Sejarah Imlek dan Perayaan Tahun Baru China 2025

 

Berikut adalah beberapa hoaks dan fakta seputar Imlek yang perlu diketahui untuk meluruskan kesalahpahaman yang berkembang.

 

Hoaks 1: Imlek Hanya Dirayakan oleh Etnis Tionghoa

 

Fakta: Perayaan Imlek, atau Tahun Baru Lunar, tidak terbatas pada etnis Tionghoa. Imlek dirayakan oleh berbagai komunitas di Asia, termasuk Vietnam, Korea, dan Mongolia, dengan nama dan tradisi yang berbeda. 

 

Di Indonesia, Imlek telah menjadi perayaan nasional yang dirayakan oleh masyarakat lintas budaya, menjadikannya momen kebersamaan yang inklusif.

 

Hoaks 2: Angpao Harus Berisi Uang dalam Jumlah Besar

 

Fakta: Tradisi memberikan angpao memang identik dengan Imlek, tetapi tidak ada aturan yang mengharuskan jumlah uang dalam angpao harus besar. 

 

Angpao melambangkan berkah dan doa baik, sehingga nilainya tidak diukur dari nominalnya melainkan dari niat tulus pemberi.

 

Hoaks 3: Memakai Baju Hitam atau Putih Membawa Sial

 

Baca juga: Pusat Pernak-Pernik dan Kuliner Imlek di Cibadak, Bandung, Memikat Hati

 

Fakta: Warna merah memang mendominasi perayaan Imlek karena dianggap membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat. 

 

Namun, anggapan bahwa memakai baju hitam atau putih membawa sial adalah mitos. 

 

Dalam tradisi Tionghoa, warna-warna ini memang sering dikaitkan dengan duka cita, tetapi tidak ada larangan mutlak dalam penggunaannya selama Imlek.

 

Hoaks 4: Memasang Petasan Merusak Lingkungan

 

Fakta: Meskipun tradisi menyalakan petasan dianggap sebagai simbol mengusir roh jahat, kekhawatiran tentang dampaknya terhadap lingkungan bukanlah hal yang bisa diabaikan. 

 

Fakta menunjukkan bahwa petasan bisa menimbulkan polusi udara dan suara. 

 

Oleh karena itu, banyak komunitas kini beralih ke perayaan yang lebih ramah lingkungan, seperti pertunjukan cahaya dan lampion.


Hoaks 5: Tidak Boleh Menyapu Rumah Saat Imlek

 

Fakta: Dalam tradisi Imlek, menyapu rumah pada hari pertama Tahun Baru dianggap bisa "menyapu" keberuntungan keluar. 

 

Namun, ini lebih bersifat simbolis dan bukan aturan baku. 

 

Membersihkan rumah sebelum perayaan Imlek justru dianjurkan untuk menyambut tahun yang baru dengan kebersihan dan suasana baru.

 

Baca juga: Libur Imlek dan Isra Mi’raj Sukses Dongkrak Okupansi Hotel Hingga 80 Persen

 

Menyambut Imlek dengan Bijak

 

Menjelang Imlek, penting bagi masyarakat untuk lebih kritis terhadap informasi yang beredar. Menjaga esensi dan makna perayaan ini adalah hal yang utama, tanpa terjebak dalam hoaks yang dapat menyesatkan. 

 

Dengan pemahaman yang benar, Imlek dapat dirayakan dengan semangat kebersamaan dan keberuntungan untuk semua. (SG-2)