KEMENTERIAN Sosial (Kemensos) melalui Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Bekasi memberikan bantuan kewirausahaan kepada seorang kakek yang merawat cucunya penyandang disabilitas fisik cerebral palsy sejak lahir.
Bantuan kewirausahaan itu berupa usaha jualan makanan dan minuman seperti mie instan, aneka minumam, telur dengan menggunakan gerobak di pinggir jalan senilai Rp3,5 juta.
Heri Iriyana, 66 dan Maryani,50, warga Jalan Guntur Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, tiada henti mengucapkan syukur atas kedatangan tim dari Kemensos ke rumahnya untuk memberikan bantuan.
Baca juga: Di Agrowisata Lansia Bekasi Pengunjung Lansia Bisa Betah Berlama-lama
Heri dan Maryani merupakan kakek dan nenek dari Angga Raka,7 yang harus tinggal bersamanya dikarenakan kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
Mereka hidup dalam kondisi keterbatasan ekonomi dan harus merawat cucunya Angga yang kesehariannya hanya bisa terbaring di tempat tidur. Mereka bergantian merawat Angga.
“Mendengar kasus tersebut, kami lalu melakukan asesmen kepada Angga Raka dan keluarga kakeknya terlebih dahulu untuk mengetahui kebutuhannya,” kata Angga Prasetia Permana, Perawat STPL Bekasi, seperti dikutip kemensos.go.id, Senin (15/4).
Selain merawat Angga, kakek Heri juga masih mempunyai tanggungan anaknya yang bernama Diva Heriudin yang masih duduk di bangku sekolah.
Angga pernah mendapatkan perawatan terapi untuk penyakit yang dideritanya namun karena tidak memiliki biaya untuk perawatan sehingga tidak pernah dilanjutkan lagi.
“Dulu pernah dibawa berobat, tapi karena tidak ada biaya, pengobatan terhenti,” jelas Prasetia.
Sang kakek bekerja sebagai supir angkot tembak yang hanya bekerja tiga hari seminggu dengan penghasilan yang pas-pasan sekitar Rp100.000 per hari jika dia menyupir. Dengan penghasilan tersebut, dirasa sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta biaya perawatan cucunya.
Untuk membantu perekonomian Heri guna memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya perawatan Angga itulah STPL Bekasi memberikan bantuan kewirausahaan.
Selain itu, lanjut Prasetia, Kemensos juga memberikan kursi roda anak kepada Angga untuk mobilitas Angga sehari-hari meskipun untuk naik ke kursi roda tetap harus digendong terlebih dahulu. Setidaknya bantuan tersebut dapat meringankan beban kakek dan nenek Angga.
Melihat kondisi Angga yang merupakan seorang anak yatim piatu, Kementerian Sosial telah berkoordinasi dengan pihak Desa dan Dinas Sosial Kabupaten Garut untuk memasukan Angga kedalam kartu keluarga kakeknya.
Kemensos bersama Dinas Sosial Kabupaten Garut hingga Kamis (11/4) terus meninjau kesehatan Angga secara berkala dan melakukan monitoring untuk meninjau keberlanjutan usaha yang dikelola oleh kakek Heri. (SG-1)