KABUPATEN Garut kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) dengan meraih dua penghargaan dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, dr. Leli Yuliani, pada acara Evaluasi Stunting dan Aksi Stunting Awards (ASA) 2024 di Hotel Holiday Inn, Bandung, Selasa (26/11).
Penghargaan tersebut terdiri dari pertama, Terbaik III Kabupaten/Kota dengan Kinerja dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting 2024
Baca juga: Jawa Barat Targetkan Penurunan Stunting Hingga 14-15 Persen pada 2024
Kedua, Terbaik III Kabupaten/Kota Inovatif dalam Percepatan Penurunan Stunting 2024
Motivasi untuk Zero Stunting
Dalam keterangannya, dr. Leli Yuliani menyampaikan bahwa penghargaan ini adalah bentuk apresiasi atas kerja keras Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut dalam menekan angka prevalensi stunting.
Ia juga berharap capaian ini menjadi motivasi untuk terus meningkatkan inovasi demi mencapai target zero new stunting di Garut.
“Kami memiliki target agar ke depan Kabupaten Garut bisa meraih penghargaan Terbaik I.” jelasnya dalam keterangan pers, Rabu (27/11).
Baca juga: Cegah Stunting, Kemenkes Luncurkan Suplemen MMS untuk Ibu Hamil di Kota Bandung
“Untuk itu, kami akan terus berupaya memperkuat berbagai program dan inovasi dalam penanganan stunting,” ujar dr. Leli.
Program Inovatif Penanganan Stunting
Pemkab Garut telah meluncurkan sejumlah program inovatif yang menjadi motor penggerak percepatan penurunan stunting.
Beberapa di antaranya:
- TOSS (Temukan Obati Sayangi balita Stunting): Penanganan balita stunting.
- Melani (Memastikan Semua Ibu Hamil Terlayani Sesuai Standar): Mencegah bayi lahir stunting.
- SMART GIRLS (Sehat Melalui Asupan Rutin Tablet Tambah Darah Remaja Putri): Pencegahan anemia pada remaja putri.
- Duta RISSA (Remaja Putri Sehat Bebas Anemia): Menyiapkan generasi sehat sejak dini.
- PMT Lokal (Pemberian Makanan Tambahan): Untuk balita gizi kurang dan ibu hamil dengan kekurangan energi kronik (KEK).
- Integrasi Layanan Primer: Pendekatan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat.
“Inovasi seperti Srikandi Biru dan Harum Madu juga menjadi keunggulan Garut dalam menciptakan solusi kreatif terhadap tantangan stunting,” tambah dr. Leli.
Kolaborasi Kunci Keberhasilan
Keberhasilan ini tidak lepas dari koordinasi solid antara berbagai pemangku kepentingan di Kabupaten Garut.
Meski demikian, dr. Leli mengakui masih ada tantangan, seperti waktu terbatas untuk diskusi dan koordinasi di tengah padatnya agenda kegiatan.
“Kami terus meningkatkan akses masyarakat terhadap intervensi spesifik dan sensitif, serta memperkuat upaya promotif, preventif, dan regulasi,” papar dr.Leli.
Baca juga: Penyakit Jantung, Diabetes, dan Stunting Jadi Tantangan Utama Kesehatan di Indonesia
“Semua pihak harus Gerak Bersama agar Sehat Bersama, menuju Indonesia Emas 2045,” tutupnya.
Capaian ini menunjukkan komitmen Kabupaten Garut dalam menjadi garda depan Jabar untuk menciptakan generasi bebas stunting, dengan inovasi sebagai kunci keberhasilan. (SG-2)