Humaniora

Dengan Kurikulum Industri 4.0, Politeknik ATK Yogyakarta Cetak SDM Andal Industri Kulit

Pendidikan di Politeknik ATK Yogyakarta menggunakan pembelajaran sistem ganda (dual system) untuk menjamin lulusannya kompeten serta link and match dengan kebutuhan industri, sehingga mereka siap kerja. 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
03 Oktober 2024
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Kementerian Perindustrian menyelenggarakan pendidikan vokasi melalui Politeknik Akademi Teknik Kulit (ATK) Yogyakarta untuk  membantu meningkatkan tenaga kerja berkualitas di sektor industri, Kamis (3/10). (Dok. Kemenperin)
 

UNTUK membantu meningkatkan tenaga kerja berkualitas di sektor industri, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyelenggarakan pendidikan vokasi melalui Politeknik Akademi Teknik Kulit (ATK) Yogyakarta.

 

Sebab. Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten turut menjadi salah satu faktor memacu kinerja industri kulit nasional. 

 

Hal itu disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, terkait penerimaan mahasiswa baru 2024 di kampus tersebut, dalam keterangannya di Jakarta Kamis (3/10).

 

Baca juga: Kelas Vokasi Industri Internasional Pertama Kemenperin Dibuka di Jepang


“Politeknik ini memiliki kekhususan di bidang pemrosesan kulit. Kampus vokasi ini telah mencetak banyak pekerja dan wirausaha yang mahir dalam menguasai teknologi kulit, karet, plastik dan produk turunannya, dan mereka telah memproduksi berbagai produk unggulan, mulai dari jaket, sepatu, tas, hingga sarung tangan,” katanya dalam rllis Kemenperin.


Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrokhan, mengemukakan, Politeknik ATK Yogyakarta memiliki peminat yang tinggi pada penerimaan mahasiswa baru tahun ini. 

 

Dari 149 mahasiswa terpilih, terdapat 2.230 pendaftar yang bersaing dengan ketat untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi vokasi Kemenperin dengan rasio mahasiswa diterima adalah 1:14,9.

 

Baca juga: Pendidikan Vokasi Turut Optimalkan Pengembangan Lulusan Berkualitas

 

“Mereka yang masuk akan ditempa dan dipersiapkan menjadi tenaga kerja industri yang mempunyai kompetensi di bidang kulit, produk kulit, karet dan plastik,” paparnya pada Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Politeknik ATK Yogyakarta, Selasa (1/10).

 

Menurutnya, penyelenggaraan pendidikan di Politeknik ATK Yogyakarta menggunakan pembelajaran sistem ganda (dual system) untuk menjamin lulusannya kompeten serta link and match dengan kebutuhan industri, sehingga mereka siap kerja. 

 

“Kekhususan inilah yang membedakan Politeknik ATK Yogyakarta dengan politeknik lainnya,” imbuhnya. 

 

Baca juga: Kemenperin Luncurkan Pelatihan Vokasi Industri Wilayah Jawa Timur Diikuti 470 Peserta

 

Masrokhan juga menjelaskan, dengan kurikulum berbasis industri 4.0, lulusan Politeknik ATK Yogyakarta juga akan lebih adaptif terhadap perubahan dan perkembangan industri. 

 

Dengan tema ATK Berintegritas Membangun Insan Industri yang Kompeten Menuju Kemajuan Bangsa, kegiatan PKKMB tersebut mendorong mahasiswa dalam membangun jaringan, berkolaborasi atau bermitra dengan industri sehingga menjadi mahasiswa yang handal dan memiliki daya saing global.

 

“Belajarlah dari filosofi jam, bahwa membangun prestasi perlu di mulai dari yang kecil, dan prestasi yang kita dapatkan merupakan akumulasi dari prestasi sebelumnya,” pesannya. 

 

Masrokhan juga mengungkapkan bahwa sebagai mahasiswa harus berperan aktif untuk mengembangkan diri dengan mengikuti organisasi, menemukan minat dan bakat, serta menjadi mahasiswa yang terbuka dan fleksibel dalam berperan aktif di kampus maupun di masyarakat.

 

Politeknik ATK Yogyakarta memiliki tiga program studi, yakni Teknologi Pengolahan Kulit, Teknologi Pengolahan Produk Kulit, hingga Teknologi Pengolahan Karet dan Plastik. 

 

Politeknik tersebut juga memiliki Teaching Factory menggabungkan pembelajaran praktis di lingkungan industri dengan pendekatan teori di kelas, hingga Inkubator Bisnis Industri sebagai platform yang memberikan dukungan dan sumber daya kepada mahasiswa untuk mengembangkan dan mewujudkan ide-ide bisnis menjadi start-up. (SG-1)