BERAWAL dari pengalaman kurang menyenangkan di masa sekolah, Aprill Soeharto justru menemukan inspirasi untuk membangun bisnis alas kaki yang kini menembus pasar internasional.
Dulu, ia pernah diejek karena memakai sepatu yang jelek dan jebol.
Namun, cemoohan itu justru menjadi bahan bakar yang membawanya mendirikan Arta Louwee, brand sepatu asal Malang, Jawa Timur, yang kini sukses merambah berbagai negara.
Kesuksesan Arta Louwee bukanlah perjalanan instan. Aprill memulai usahanya dari nol, menghadapi berbagai tantangan, dan terus belajar hingga akhirnya berhasil membawa produknya menembus pasar global.
Baca juga: Inilah Sejumlah Tantangan yang Dihadapi UMKM Saat Ini
Salah satu faktor yang berperan dalam pertumbuhan bisnisnya adalah program akselerasi bisnis dari BRI, yang mendorong UMKM lokal untuk naik kelas dan berkompetisi di skala internasional.
Dari Cemoohan Menjadi Inovasi
Aprill menyadari bahwa banyak orang mengalami kesulitan menemukan sepatu yang nyaman karena ukuran ready-to-wear sering kali tidak sesuai dengan bentuk kaki.
Baca juga: BRI UMKM Export 2025 Siap Angkat Produk Lokal ke Panggung Global
Berangkat dari permasalahan ini, ia menghadirkan inovasi sepatu custom yang bisa disesuaikan dengan struktur kaki pemakainya.
Produk ini pun mendapat respons positif, tidak hanya dari pasar domestik tetapi juga mancanegara.
Kini, pesanan Arta Louwee datang dari berbagai negara, termasuk Singapura, Malaysia, Vietnam, Hong Kong, Arab Saudi, Turki, Oman, hingga Amerika Serikat.
Kesuksesan ini menunjukkan bahwa produk lokal memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat global.
Filosofi "Harta Lebih" dan Misi Sosial
Di balik kesuksesan Arta Louwee, Aprill tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata. Ia juga membawa misi sosial dalam perjalanannya.
Nama Arta Louwee sendiri berasal dari bahasa Jawa, dibaca sebagai ‘arta luwih’, yang berarti ‘harta lebih’.
Filosofi ini mencerminkan komitmen brand untuk memberdayakan tenaga kerja lokal dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Kami berharap masyarakat juga bisa membelanjakan harta lebihnya untuk produk UMKM lokal yang memiliki kualitas tak kalah dengan produk luar,” ujar Aprill.
Perjalanan Tak Mudah Menuju Sukses
Perjalanan Aprill membangun Arta Louwee penuh dengan tantangan. Ia harus menghadapi berbagai kegagalan sebelum berhasil mencapai omzet hingga Rp90 juta per bulan.
Salah satu tantangan terbesarnya adalah pemasaran. Di awal perjalanan bisnisnya, Aprill mengunggah foto produk sebanyak 30 kali sehari di Instagram, berharap dapat menjangkau lebih banyak pelanggan. Namun, strategi ini ternyata kurang efektif.
Menyadari pentingnya pemasaran yang lebih terarah, Aprill aktif mengikuti berbagai pelatihan, termasuk program Pengusaha Muda BRILiaN (PMB) dari BRI.
Program ini memberikan pendampingan bisnis yang komprehensif bagi UMKM, membantu mereka meningkatkan daya saing dan memperluas pasar.
Melalui PMB, Aprill dan peserta lainnya mendapatkan kurikulum yang disusun secara terintegrasi, termasuk tugas-tugas sesuai bidang usahanya.
Mereka juga dibimbing oleh mentor yang memastikan praktik bisnis berjalan dengan baik.
“Kalau ada proses yang kurang tepat atau hasil yang tidak sesuai, mentor akan membantu mengevaluasi dan memberikan solusi,” jelas Aprill.
BRI dan Komitmen Mendukung UMKM
Keberhasilan Arta Louwee juga tidak terlepas dari dukungan program pemberdayaan UMKM yang dijalankan oleh BRI.
Salah satu inisiatif strategisnya adalah BRI UMKM Expo(RT) 2025, yang baru saja ditutup pada 2 Februari 2025 di ICE BSD City.
Acara ini berhasil menghadirkan lebih dari 69 ribu pengunjung dan mencatat transaksi senilai lebih dari Rp40 miliar, serta merealisasikan kontrak ekspor hingga USD 90,6 juta (sekitar Rp1,5 triliun).
Baca juga: Kementerian UMKM Siap Tutup Marketplace yang Tak Dukung Produk Lokal dan UMKM
Direktur Commercial, Small & Medium Business BRI, Amam Sukriyanto, menegaskan bahwa PMB dan berbagai program lainnya merupakan bukti nyata keberpihakan BRI terhadap UMKM.
“Kami berkomitmen untuk terus mendukung pengusaha muda agar mereka bisa naik kelas dan memperluas pasar hingga skala global,” jelas Amam.
“Kami berharap mereka dapat menjadi lokomotif perubahan yang menginspirasi lebih banyak pengusaha muda di seluruh Indonesia,” ujar Amam dalam keterangan pers, Senin (10/2).
Menuju Masa Depan yang Lebih Cerah
Ke depan, BRI berencana menghadirkan lebih banyak program pemberdayaan inovatif guna mencetak lebih banyak pengusaha muda potensial.
Harapannya, UMKM Indonesia tidak hanya berkembang di dalam negeri tetapi juga menjadi pemain kompetitif di tingkat internasional.
Kisah Aprill Soeharto dan Arta Louwee adalah bukti bahwa UMKM lokal memiliki peluang besar untuk sukses di pasar global.
Dengan inovasi, ketekunan, dan dukungan yang tepat, semakin banyak UMKM Indonesia yang bisa naik kelas dan membawa nama Indonesia ke panggung dunia. (SG-2)