Ekonomi

Tren Ekspor Pangan Naik, Mendag Optimistis Indonesia Capai Swasembada Pangan 2027

Pada 2019–2023, ekspor beras Indonesia tumbuh sebesar 16,09%, gula naik 1,8%, telur ayam melonjak hingga 93,96%, dan daging ayam ras meningkat 33,79%.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
30 Desember 2024
Mendag Budi Santoso,menghadiri Rapat Koordinasi Bidang Pangan yang dipimpin Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, di Bandar Lampung, Sabtu (28/12). (Ist/Kemendag)

MENTERI Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, yang akrab disapa Mendag Busan, menghadiri Rapat Koordinasi Bidang Pangan yang dipimpin Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, di Bandar Lampung, Sabtu (28/12). 

 

Agenda ini bertujuan memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Lampung dalam mengejar target ambisius swasembada pangan pada 2027 yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

 

Optimistis Indonesia Capai Swasembada Pangan

 

Dalam rapat tersebut, Mendag Busan mengungkapkan optimisme bahwa Indonesia mampu mencapai swasembada pangan. 

 

Baca juga: Pacu Swasembada Pangan 2025, Kementan Fokus Cetak Sawah dan Optimalisasi Lahan

 

Tren ekspor sejumlah komoditas pangan selama lima tahun terakhir (2019–2023) menjadi salah satu indikator positif keberhasilan program ini.

 

Lonjakan Tren Ekspor

 

“Kita tidak selalu bergantung pada impor. Banyak komoditas pangan kita yang justru diekspor, seperti beras jenis pandan wangi, gula, telur ayam, hingga daging ayam ras,” ucap Mendag. 

 

“Ini menunjukkan bahwa jika dikelola secara profesional, swasembada pangan bukan hanya mimpi,” ujar Mendag Busan.

 

Tren Ekspor Pangan Indonesia Terus Naik

 

Data menunjukkan tren ekspor pangan Indonesia terus meningkat. Pada 2019–2023, ekspor beras Indonesia tumbuh sebesar 16,09%, gula naik 1,8%, telur ayam melonjak hingga 93,96%, dan daging ayam ras meningkat 33,79%.

 

Baca juga: Kementan Gandeng TNI AD Demi Terwujudnya Swasembada Pangan

 

Selain itu, minyak sawit mentah (CPO) tetap menjadi andalan ekspor. Pada Januari–Oktober 2024, nilai ekspor CPO dan produk turunannya mencapai USD 22,92 miliar dengan volume ekspor mencapai 32,68 juta ton.

 

“CPO adalah contoh bagaimana komoditas pertanian kita bisa mencukupi kebutuhan domestik dan tetap berkontribusi besar pada ekspor. Dengan pengelolaan yang baik, potensi serupa bisa diterapkan pada komoditas lain,” tambahnya.

 

Beberapa komoditas pangan lain yang mencatat volume ekspor signifikan sepanjang 2024 adalah gula (608,56 ribu ton), ikan (509,91 ribu ton), jagung (56,73 ribu ton), bawang merah (13,60 ribu ton), dan susu (10,05 ribu ton).

 

Sinergi Pusat dan Daerah

 

Mendag Busan menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah untuk mencapai swasembada pangan. 

 

Baca juga: Komisi IV DPR RI Apresiasi Program Swasembada Pangan di Papua Selatan

 

Langkah-langkah seperti inventarisasi masalah hingga implementasi solusi harus dilakukan secara terpadu.

 

“Jika belum bisa ekspor, setidaknya kebutuhan dalam negeri bisa terpenuhi terlebih dahulu,” ujarnya.

 

Stabilitas Harga Bapok di Momen Nataru

 

Di tengah euforia swasembada pangan, Mendag Busan memastikan harga barang kebutuhan pokok (bapok) tetap stabil selama momen Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). 

 

Ia melakukan inspeksi langsung ke sejumlah pasar di kota besar seperti Manado, Medan, Surabaya, Malang, Yogyakarta, dan Bandung.

 

“Hingga H+2 Natal, harga bapok secara umum stabil dibandingkan tahun lalu. Harga beras, gula, minyak goreng (curah, premium, dan Minyakita), daging sapi, tepung terigu, dan bawang putih tetap terkendali,” ungkapnya.

 

Melalui kolaborasi kuat antara pemerintah pusat dan daerah, serta pengawasan ketat terhadap harga kebutuhan pokok, Mendag Busan yakin target swasembada pangan 2027 dapat tercapai, sekaligus memastikan stabilitas pangan bagi masyarakat Indonesia. (SG-2)