Ekonomi

Perluas Pasar Potensial KKP Siapkan Diversifikasi Pasar Udang Indonesia

Berdasarkan data ITC Export Potential, udang mentah beku Indonesia (HS 030617) masih berpeluang di pasar Tiongkok dan Jepang. Sementara udang matang beku (HS 160521) potensial untuk pasar Jepang, Australia, dan Korea Selatan.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
15 Juni 2024
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan langkah antisipatif terhadap dampak kasus anti dumping udang beku Indonesia di pasar AS melalui diversifikasi pasar ke beberapa negara potensial. (Dok.KKP)

PASAR udang Indonesia luar negeri  masih kecil dan perlu mengoptimalkan pasar-pasar potensial.  Untuk mengantisipasi dampak kasus antidumping udang beku nasional di pasar Amerika Serikat (AS), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)  melakukan diversifikasi pasar ke beberapa negara potensial. 

 

Hal itu disampaikan Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo melalui keterangan tertulisnya, Jakarta, seperti dikutip situs resmi KKP, Jumat  (14/6).

 

“Berdasarkan data ITC Export Potential, udang mentah beku Indonesia (HS 030617) masih berpeluang di pasar Tiongkok dan Jepang. Sementara udang matang beku (HS 160521) potensial untuk pasar Jepang, Australia, dan Korea Selatan,” paparnya. 

 

Baca juga: Budi Daya Udang Tradisional Plus di Maros akan Hasilkan Udang Ramah Lingkungan

 

Menurut Budi, potensi peluang pasar ke keempat negara tersebut mencapai USD800 juta, setara dengan volume 121 ribu ton udang beku.

 

"Artinya ada peluang pasar altenatif, mengingat kualitas udang kita tak kalah dengan negara lain. Upaya diversifikasi pasar udang Indonesia tentunya perlu didukung peningkatan efisiensi usaha di budi daya, pengolahan dan logistik sehingga harga udang Indonesia lebih kompetitif,” imbuhnya. 

 

Terkait Pengenaan tarif antidumping dan countervailing duties (CVD) membuat udang beku Indonesia menjadi kurang kompetitif di pasar AS. 

 

Baca juga: Eksportir Udang Didorong Garap Pasar Timur Tengah, Eropa Timur, Afrika dan Tiongkok

 

Budi memastikan pihaknya  terus berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenkomarves) dan para pelaku udang di hulu-hilir guna memastikan kelancaran ekspor ke AS. 

 

Selain itu, KKP telah mengirimkan surat kepada Kedubes RI di Washington DC untuk mendapatkan dukungan komunikasi dengan otoritas AS. Hal itu diperlukan dalam proses hearing guna pembelaan terhadap hasil preliminary determintation margin dumping udang beku Indonesia.

 

"Kami terus bergerak melakukan langkah-langkah yang diperlukan guna menyikapi tuduhan otoritas AS terhadap udang dari Indonesia," tegas Budi.

 

Baca juga: Sukses Membudidayakan Udang Politeknik AUP Serang diharapkan Cetak Entrepreneur Muda.

 

Masih bersaing

 

Senada, Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP, Erwin Dwiyana, memaparkan, udang Indonesia di pasar Tiongkok masih terbuka yang ditunjukkan dengan gap peluang ekspor sampai 2028 diperkirakan sebesar USD 544 juta. 

 

"Khusus pasar Tiongkok, harga udang kita masih dapat bersaing dengan Ekuador," ujarnya.

 

 Adapun di pasar Jepang gap peluang ekspor udang hingga 2028 diperkirakan mencapai USD214 juta.  Dikatakannya, Jepang merupakan pasar optimistis bagi udang beku dan udang olahan Indonesia.

 

"Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-3 sebagai negara penyuplai udang terbesar ke pasar Jepang dengan pangsa pasar 16,5% bersaing dengan Vietnam dan Thailand," imbuh Erwin.

 

Selanjutnya Korea Selatan merupakan pasar potensial dengan gap peluang ekspor diperkirakan sebesar USD 26 juta hingga tahun 2028. Kompetitor Indonesia di pasar Korea Selatan antara lain Vietnam dan Thailand.

 

Sedangkan untuk pasar Australia yang juga merupakan pasar potensial udang memiliki perkiraan gap peluang ekspor sebesar USD 30 juta. "Kita baru berkontribusi 1,32% di pasar udang Australia," tutupnya. 

 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono menargetkan, dalam 5 tahun ke depan atau tepatnya di tahun 2029-2030 Indonesia sudah harus kuat di sektor budidaya perikanannya. Ia menekankan, Indonesia harus sudah bisa menguasai beberapa rantai pasok komoditas global seperti udang, lobster, kepiting, rumput laut, dan tilapia. (SG-1)