PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung secara bertahap akan menggenjot potensi di kawasan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sentra rajut Binong Jati. Optimalisasi ini akan menyasar soal infrastruktur dan juga branding produk,
Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, mengatakan, saat permasalahan di kawasan sentra rajut Binong Jati ini antara lain soal akses menuju kawasan tersebut yang belum maksimal. Selain iti, branding serta promosi produknya yang dirasa belum maksimal.
"Kita harus berani membuat branding. Sehingga kita bisa menjadi produsen yang berkelas," ujar Bambang saat memonitor kawasan sentra rajut Binong Jati, Minggu (12/5).
Baca juga: Terapkan Braga Free Vehicle, Pemkot Bandung Siapkan Tiga Rute Bandros
Dari pantauannya, Bambang menemukan berbagai fenomena. Di antaranya sekitar 400 perajin yang masih eksis kini bertransformasi melakukan proses produksi dengan mesin. Juga adanya berbagai produk UMKM selain produk fesyen, seperti makanan dan minuman.
Menurut Bambang, dua hal ini bisa menjadi potensi yang perlu dioptimalkan sebagai bagian dari re-branding. Suatu saat akan ada transformasi dari padat karya menjadi padat modal di kawasan ini.
Baca juga: Tips agar Pelaku UMKM Bisa Ekspor Produknya ke Mancanegara
"Ini harus disikapi bersama. Bisa dipahami, sebagian dari pengusaha di sini sudah mengekspor produknya. Jadi, antara kualitas dan juga kuantitas yang mencapai target sesuai timeline yang ada perlu dicapai," ucap Bambang sebagaimana dilansir situs Pemkot Bandung.
Ke depannya, Pemkot Bandung akan berdiskusi dengan aparat kewilayahan dan juga aspek usaha. Sehingga, selain produk rajut yang legendaris, ada sisi kearifan lokal di kawasan ini yang dapat terpublikasikan lebih jauh.
Baca juga: Pemkot Bandung Dukung Target Jabar Wujudkan Swasembada Pangan Nasional
"Mari kita gali, kemasan-kemasan ini bisa menjadi sesuatu yang keren. Ini bisa menjadi merchandisenya Kota Bandung," ucap Bambang. (SG-2)