INDONESIA semakin serius dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah melalui Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), yang disusun oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengoptimalkan pasokan dan permintaan listrik secara berkelanjutan.
Dalam acara Local Media Community 2025 di Surabaya pada Rabu (5/2), Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Ir Wanhar, menegaskan RUKN menjadi acuan utama bagi para pelaku usaha penyedia listrik, seperti PLN dan penyedia non-PLN, dalam menyusun rencana bisnisnya.
Baca juga: Pemkot Bandung Kembangkan Sorgum sebagai Energi Baru Terbarukan dan Ketahanan Pangan
RUKN juga melibatkan pemerintah daerah melalui Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) agar kebijakan energi lebih terintegrasi.
Perubahan Besar di Industri Pembangkit
Saat ini, Indonesia memiliki 65 industri pembangkit listrik, yang sebagian besar masih bergantung pada energi fosil, terutama batubara.
Namun, pemerintah telah menyiapkan strategi transisi energi dengan menggantikan batubara menggunakan green ammonia (NH3) dan campuran bioenergi hingga 2060.
"Penggunaan campuran batu bara dan bioenergi masih dalam tahap persiapan. Kami berharap jika harganya sudah terjangkau, implementasinya akan segera dimulai," ujar Wanhar.
Selain itu, pemanfaatan pembangkit listrik berbasis biothermal juga akan ditingkatkan.
Siap Gunakan PLTN pada Tahun 2032
Bahkan, Indonesia menargetkan mulai menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pada tahun 2032 untuk memperkuat bauran energi bersih di Tanah Air.
Energi Terbarukan Jadi Fokus Utama
Dalam upaya mempercepat transisi energi, pemerintah menargetkan bahwa pada tahun 2027, sebanyak 74 persen pembangkit listrik di Indonesia akan berasal dari energi terbarukan.
Baca juga: Presiden Prabowo Resmikan PLTA Jatigede untuk Dukung Kemandirian Energi
Selain itu, teknologi pembangkit listrik tenaga air akan dikembangkan dengan sistem pump storage, yakni pemanfaatan air laut untuk menghasilkan listrik pada saat beban puncak.
Baca juga: Dinamika Media dan Iklan di 2025: Adaptasi atau Tertinggal?
Tak hanya itu, diversifikasi sumber energi juga akan dilakukan dengan optimalisasi gas alam serta pemanfaatan energi terbarukan dari sumber daya alam yang masih memiliki potensi besar.
Konsumsi Listrik Nasional Diproyeksikan Meningkat
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kebutuhan energi, konsumsi listrik per kapita di Indonesia diproyeksikan meningkat signifikan.
Target konsumsi listrik per kapita diperkirakan mencapai 3.990 kWh pada 2045 dan 5.000 kWh pada 2060.
Dengan berbagai strategi ini, pemerintah optimistis bahwa transisi menuju energi bersih akan berjalan lancar, sekaligus mendukung pencapaian Net Zero Emission sesuai dengan target nasional.
Langkah konkret yang diambil diharapkan tidak hanya menekan emisi karbon, tetapi juga memperkuat ketahanan energi Indonesia di masa depan. (SG-2)