MENJELANG Hari Raya Iduladha 1445 H, Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PD RPH) Kota Surabaya, Jawa Timur, berkomitmen memastikan penyediaan hewan kurban yang aman, sehat, dan bebas dari penyakit.
Namun, di balik janji ini, beberapa tantangan dan kekhawatiran muncul terkait kualitas dan harga hewan kurban.
Direktur Utama PD RPH Surabaya, Fajar Arifianto Isnugroho, menegaskan bahwa setiap hewan kurban yang masuk ke RPH bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun Lumpy Skin Disease (LSD).
Baca juga: Jelang Idul Adha 1445, Pemerintah Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Aman Secara Nasional
Selain itu, semua hewan dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
"Jadi sejak di peternakan sudah dipantau, lalu datang ke sini (RPH) ada SOP memastikan asal usul hewan dan dibuktikan SKKH," kata Fajar sebagaimana dikutip situs Pemkot Surabaya, Senin (10/6).
Fajar juga mengungkapkan bahwa RPH Surabaya telah menerima hampir 50 ekor sapi kurban, dengan sapi Madura menjadi yang paling diminati.
Harga sapi di RPH bervariasi antara Rp 18 juta hingga Rp 85 juta per ekor.
Baca juga: Jelang Iduladha, Pemkot Bandung Pemeriksa Hewan Kurban dengan Inovasi Teknologi
Namun, harga ini mungkin memberatkan masyarakat yang ingin berkurban di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
"Kami menyediakan sapi mulai harga Rp 18 juta-Rp 85 juta. Dari 50 ekor sapi, yang sudah terbeli hampir 40 ekor sapi (ukuran) besar sampai kecil," tuturnya.
Meski optimistis penjualan meningkat 20% tahun ini, apakah harga yang ditawarkan sudah sesuai dengan kualitas dan standar yang dijanjikan?
Fajar menyatakan, penjualan sapi kurban pada Iduladha 2023 mencapai sekitar 70 ekor, dengan jasa potong hewan kurban di RPH mencapai 132 ekor sapi.
Baca juga: DPR: Serap Sapi Lokal Dulu Sebelum Bapanas Impor 50 Ribu Ton Jelang Iduladha
"Jadi sapi yang dipotong itu bisa beli di sini (RPH) maupun dari luar. Mudah-mudahan tahun ini (penjualan) bisa meningkat menjadi 100, kalaupun tidak hampir seperti yang lalu," harapnya.
Optimisme ini didasari oleh kepercayaan masyarakat terhadap kualitas hewan kurban di RPH dan imbauan pemerintah untuk melakukan pemotongan hewan kurban di RPH resmi.
Selain itu, Fajar menjelaskan bahwa RPH Surabaya menerapkan langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran penyakit pada hewan kurban, termasuk mewajibkan SKKH dari daerah asal.
"Tanpa SKKH kami tidak akan terima sapinya. Ada SKKH, kemudian diperiksa oleh dokter hewan," jelasnya.
PD RPH Surabaya juga menawarkan jasa potong, kemas, dan pengiriman dengan biaya Rp 2,5 juta per ekor.
Layanan ini melibatkan 20 tim penyembelihan dan pengemasan, termasuk masyarakat sekitar PD RPH.
"Satu tim pengemasan ada 10 orang, biasanya ada 10 tim, jadi 100 orang. Kemudian untuk tenaga pemotongan juga sama ada 10 tim, terdiri dari 8 orang per tim," pungkasnya.
Masyarakat tentu berharap bahwa komitmen PD RPH Surabaya dalam menyediakan hewan kurban yang sehat dan bebas penyakit benar-benar terwujud, dengan layanan yang sesuai standar, transparansi harga, dan kepatuhan terhadap regulasi.
Sebagai konsumen, kritis terhadap layanan yang diterima adalah hak, dan memastikan kualitas adalah tanggung jawab bersama. (SG-2)