Ekonomi

Nexus Beri Solusi Pembayaran Antarnegara yang Efisien dan Terjangkau di Seluruh Dunia

Proyek Nexus merupakan inisiatif dari BIS Innovation Hub yang bertujuan untuk meningkatkan pembayaran antarnegara dengan menghubungkan berbagai sistem pembayaran instan domestik (instant payment systems / IPS) secara global.


 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
02 Juli 2024
Foto ilustrasi (Dok.BI)

CETAK  BIRU (blueprint)  tahap tiga  Proyek Nexus telah diselesaikan oleh Bank Indonesia (BI), Bank for International Settlements (BIS) bersama Bank Negara Malaysia, Bangko Sentral ng Pilipinas, Monetary Authority of Singapore, dan Bank of Thailand. 

 

Cetak biru tersebut memungkinkan para negara peserta untuk melakukan interkoneksi pembayaran instan domestik yang dimiliki peserta di kancah global dengan lancar. 

 

Demikian siaran pers Bank Indonesia yang dilansir situs resminya, Senin (1/7).

 

Baca juga: Bank Sentral Brunei dan Bank of The Lao PDR Resmi Bergabung dalam Pembayaran Kawasan

 

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa tujuan Nexus adalah mencapai pembayaran antarnegara yang dapat diimplementasikan berdasarkan kerangka kebijakan yang kuat, inklusif, dengan manajemen risiko yang efektif. 

 

“Visi ini selaras dengan kepentingan publik yang lebih luas untuk memberikan solusi pembayaran antarnegara yang efisien dan terjangkau bagi individu dan pelaku usaha di seluruh dunia, sehingga mampu meningkatkan partisipasi ekonomi global,” jelasnya.

 

Dengan memprioritaskan prinsip tersebut, lanjutnya, sistem pembayaran antarnegara akan semakin lancar dan aman sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, inklusi keuangan, dan pembangunan berkelanjutan.

 

Baca juga: Pembayaran Digital QRIS di DKI Jakarta Terus Meningkat Signifikan

 

Kesimpulan dan poin utama Tahap 3 Proyek Nexus itu tercakup dalam laporan pada tautan  https://www.bis.org/publ/othp86.htm​ yang diterbitkan Senin, 1 Juli 2024. 

 

Laporan tersebut, sambung Perry, dilengkapi dengan buku peraturan skema dan panduan teknis implementasi, serta spesifikasi message format  ISO 20022, yang tersedia berdasarkan permintaan bank sentral.

 

Selanjutnya, Proyek Nexus akan melangkah pada pengembangan Tahap 4 dengan fokus pada pembentukan entitas baru, yaitu Nexus Scheme Organization (NSO), yang akan bertanggung jawab mengelola skema Nexus, dan melanjutkan misi untuk mencapai pembayaran antarnegara secara instan. 

 

Bank Indonesia akan melanjutkan partisipasinya sebagai pengamat (observer) yang berperan untuk mengamati pengembangan proyek tersebut.

 

Pembayaran antarnegara

Proyek Nexus merupakan inisiatif dari BIS Innovation Hub yang bertujuan untuk meningkatkan pembayaran antarnegara dengan menghubungkan berbagai sistem pembayaran instan domestik (instant payment systems / IPS) secara global.
 

Nexus merupakan proyek pertama BIS Innovation Hub di bidang pembayaran yang menuju implementasi. BIS berperan sebagai penasihat Proyek Nexus sekaligus akan menyiapkan skema operasional dan membuka peluang bagi peserta baru dari seluruh dunia.​
 

Nexus dirancang untuk menstandardisasi metode konektivitas agar IPS domestik dapat terhubung satu sama lain. Standardisasi Nexus memungkinkan operator suatu negara hanya perlu membuat satu koneksi ke Nexus, tanpa harus membuat koneksi khusus dengan setiap negara yang ingin dihubungkan.

 

Jadi, cukup dengan koneksi tunggal, IPS negara peserta dapat saling terhubung satu sama lain.

 

“Kami berharap mitra kami di Nexus sukses dalam mengembangkan proyek dari konsep menjadi kenyataan. Ini merupakan proyek pertama bagi BIS Innovation Hub dengan bank sentral dan operator IPS yang menuju implementasi,” kata BIS General Manager Agustín Carstens.

 

Ketika diterapkan, lanjutnya, proyek itu akan meningkatkan pembayaran antarnegara selaras dengan program pembayaran antarnegara G20, serta misi kami untuk mewujudkan kepentingan publik di bidang teknologi guna mendukung bank sentral dan meningkatkan fungsi sistem keuangan. 

 

Bersama negara-negara peserta gelombang pertama, Nexus memiliki potensi untuk menghubungkan pasar dengan 1,7 miliar orang di seluruh dunia yang memungkinkan mereka melakukan pembayaran instan satu sama lain dengan mudah dan murah,” ujar Carstens lagi. (SG-1)