PADA Pameran Pangan Nusa yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Kabupaten Tangerang, Banten, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memberikan penghargaan UKM Pangan Award 2024 kepada 10 pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), Kamis (10/10).
Salah satu peraih award itu adalah Produk Nasi Jagung Instan Loyangku asal Banjarnegara, Jawa Tengah. Usaha di bawah naungan Gubug Eva yang digeluti Supriyanti tersebut berhasil memenangkan kategori khusus (produk inovatif).
Ia terpilih berkat keahliannya mengolah nasi jagung menjadi nasi instan yang bergizi dan praktis dikonsumsi semua kalangan. Keberhasilan itu tidak lepas dari dedikasi Supriyanti dalam mengembangkan produk yang tidak hanya lezat, tetapi juga bergizi.
Baca juga: 10 Pelaku UKM Raih Pangan Award 2024 pada Pameran Pangan Nusa
Ia mengaku, situasi pandemi covid-19 mendorongnya untuk berinovasi menghasilkan produk yang unik dan menarik untuk mempertahankan keberlangsungan bisnisnya.
Selain itu, Supriyanti ingin memperkenalkan budaya konsumsi jagung yang telah ada sejak lama kepada kaum muda.
“Selama pandemi covid-19, penjualan kami mengalami penurunan drastis, terutama untuk produk kue dan keripik. Hal inilah yang memotivasi kami berinovasi menciptakan Nasi Jagung Instan Loyangku yang praktis dan sehat. Selain untuk mempertahankan bisnis, kami juga ingin mewariskan budaya konsumsi nasi jagung kepada generasi muda,” ucapnya seusai menerima penghargaan UKM Pangan Award 2024, dalam dirilis Kemendag, Jumat (11/10) .
Loyangku, lanjut Supriyanti, telah beroperasi sejak 2016 dengan produk utama berupa keripik. Melimpahnya hasil pertanian sekitar, seperti sayur, buah, dan umbi, yang biasanya dijual dalam kondisi segar dan harga yang relatif rendah, menjadi dasar baginya untuk memulai bisnis tersebut.
Baca juga: UKM Pangan Award 2024: Tingkatkan Daya Saing dan Jaring Produk Pangan Lokal Inovatif
Kemudian pada 2022, Supriyanti berhasil berinovasi berupa nasi jagung instan yang lebih praktis dan dapat dikonsumsi oleh semua kalangan. Inovasi ini menjadikan Loyangku sebagai pionir nasi jagung instan pertama di Indonesia.
“Proses pengembangan produk ini melibatkan berbagai trial dan error untuk memastikan nasi jagung instan dapat diolah dengan cara yang praktis, namun tetap mempertahankan kualitas dan cita rasa asli," tambahnya.
Metode pemasaran produk Loyangku mencakup penjualan dalam jaringan dan luar jaringan. Strategi pemasaran luar jaringan dilakukan dengan menempatkan produk Loyangku di rumah produksi dan beberapa ritel di Banjarnegara dan Purwokerto.
Sementara strategi dalam jaringan dilakukan dengan memperbanyak saluran penjualan di sejumlah lokapasar seperti Shopee, Tokopedia, dan TikTok.
Adapun konsumen produk Loyangku mayoritas berasal dari Jawa Barat dan Jawa Timur. Meskipun belum melakukan ekspor dalam jumlah besar, produk Loyangku, kata Supriyanti, sudah mulai merambah ke pasar Singapura, Arab Saudi, dan Jepang.
Ia pun berharap, apresiasi yang diperoleh dapat memperkenalkan produk Nasi Jagung Instan Loyangku secara lebih luas serta menginspirasi pelaku usaha lainnya untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk lokal agar bernilai tambah.
"Terima kasih atas apresiasi yang diberikan. Semoga kami dapat menciptakan lebih banyak produk yang bernilai tambah dan memotivasi pelaku usaha lainnya untuk berinovasi dan melestarikan budaya lokal karena inovasi yang tepat dapat menjawab kebutuhan masyarakat sekaligus menjaga kekayaan budaya kita," tutup Supriyanti.
Dari singkong
Peraih UKM Pangan Award 2024 lainnya adalah camilan Yammy Babeh dari singkong. Produk keripik singkong Yammy Babeh diganjar UKM Pangan Award 2024 untuk kategori Makan Ringan (Camilan).
Camilan sehat produksi Gemilang Inovasi dari Jawa Barat milik Ade Soelistyowati yang akrab disapa Elis ini, memanfaatkan sumber pangan lokal yang diolah dengan rasa nikmat.
“Yammy Babeh merupakan inovasi opak singkong khas Jawa Barat yang diolah dengan bentuk unik, yaitu kotak, tipis, dan renyah yang dikemas menarik dengan warna kuning. Yammy Babeh juga bebas bahan pengawet dan bahan penguat perasa (nonmsg),” jelas penyandang disabilitas pendengaran itu.
Ia mengaku sangat senang pada Pameran Pangan Nusa 2024 karena telah mendapatkan apresiasi UKM Pangan Award 2024 dan bantuan permodalan.
“Saya seorang penyandang difabel pendengaran. Namun, saya terus berjuang dan percaya diri. Sebagai salah satu pemenang UKM Pangan Award 2024, saya senang sekali. Alhamdulillah terus mendapatkan dukungan dari Kementerian Perdagangan,” ungkap Elis sapaan akrab Ade
Produk Yammy Babeh menargetkan pasar menengah ke atas dan dijual dengan kisaran harga Rp15.000 - Rp20.000 per kemasan. Varian rasa Yammy Babeh, yaitu keju, keju pedas, jagung, jagung pedas, sapi panggang, telur asin, balado, dan original. Yammy Babeh mempromosikan produknya melalui intagram @yammy_babeh_official dan menjualnya melalui supermarket, toko oleh-oleh, lokapasar (marketplace) tokopedia dan shopee.
UKM yang Elis bangun memiliki 15 karyawan itu telah menghasilkan omzet Rp50 juta - Rp80 juta per bulan. Penjualan produknya pun sudah merambah ke pasar mancanegara.
“Kami sudah ekspor ke Kanada, Republik Dominika, Australia, Singapura, dan Hong Kong. Doakan kami agar bisa ekspor ke lima benua,” imbuh Elis.
Menurutnya, dukungan dari Kemendag yang telah diterimanya, yaitu berupa berbagai pelatihan tentang ekspor dan penjenamaan (branding), serta penjajakan bisnis (business matching).
“Kami juga beberapa kali mengikuti pameran yang difasilitasi Kemendag. Tentu hal ini menjadi motivasi kami untuk terus memperluas pasar,” ungkapnya.
Elis berpesan kepada para pelaku UMKM lain agar terus berjuang maju bersama; terus mencari informasi melalui media sosial dan situs Kemendag, serta media lain seperti group whatshapp bisnis. (SG-1)