BERDASARKAN data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2024 tercatat sebesar 0,52% (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 3,05% (yoy) dengan IHK sebesar 106,13. Dengan demikian inflasi IHK pada Maret tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%.
Demikian disampaikan Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono dalam siaran pers yang dilansir bi.go.id, Senin (1/4).
“Inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah,” jelasnya.
Baca juga: Meski Inflasi Februari 2024 Terjaga, Inflasi Kelompok Volatile Food Meningkat
Ke depan, lanjut Erwin, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024.
Inflasi inti tetap terjaga
Meski tetap terjaga, sambungnya, inflasi inti pada Maret 2024 tercatat sebesar 0,23% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,14% (mtm) seiring dengan kenaikan permintaan musiman periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri.
Lebih lanjut, pria dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia itu menyampaikan realisasi inflasi inti tersebut disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan, minyak goreng, dan nasi dengan lauk. Secara tahunan, inflasi inti Maret 2024 tercatat sebesar 1,77% (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,68% (yoy).
Baca juga: Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2024 terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%
“Inflasi kelompok volatile food meningkat. Kelompok volatile food pada Maret 2024 mencatatkan inflasi sebesar 2,16% (mtm), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,53% (mtm),” imbuh Erwin.
Peningkatan inflasi volatile food tersebut, ujarnya lagi, disumbang terutama oleh inflasi komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, dan beras. Peningkatan harga komoditas pangan, terutama beras dipengaruhi oleh faktor musiman periode HBKN dan pergeseran musim tanam akibat dampak El-Nino.
Peningkatan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi komoditas cabai merah dan tomat. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 10,33% (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 8,47% (yoy).
Kembali turun
Ke depan, kata Erwin, inflasi volatile food diprakirakan kembali menurun seiring dengan peningkatan produksi akibat masuknya musim panen dan dukungan sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah, sehingga mendukung upaya menjaga stabilitas.
Inflasi kelompok administered prices menurun. Kelompok administered prices pada Maret 2024 mengalami inflasi sebesar 0,08% (mtm), menurun dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,15% (mtm) disumbang oleh deflasi tarif angkutan udara.
Penurunan lebih lanjut tertahan oleh inflasi komoditas sigaret kretek mesin (SKM) sejalan dengan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau. Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices menjadi sebesar 1,39% (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,67% (yoy).
Menurut BPS, Inflasi provinsi tertinggi terjadi di Provinsi Papua Barat sebesar 4,78% dengan IHK sebesar 106,61. Sementara inflasi provinsi terendah terjadi di Provinsi Papua Barat Daya sebesar 1,42% dengan IHK sebesar 103,82.
Sedangkan inflasi kabupaten/kota tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 6,29% dengan IHK sebesar 107,82 dan terendah terjadi di Kabupaten Belitung Timur sebesar 0,88% dengan IHK sebesar 103,81. (SG-1)