Ekonomi

Menperin Dorong SANKO Holding Turki Berinvestasi di Sektor Industri Mamin dan Energi

Peluang investasi yang ditawarkan oleh Menperin adalah mendorong SANKO Holding untuk berpartisipasi dalam produksi energi terbarukan, sebagai salah satu upaya mewujudkan Net Zero Emission di Indonesia pada 2060. 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
09 Juni 2024
DI  Istanbul, Turki  Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menemui SANKO Holding, konglomerasi manufaktur terbesar di Turki yang dikenal secara global sebagai penghasil tekstil hingga produsen energi terbarukan. Kepada SANKO Holding, Menperin mendorong untuk berinvestasi di Tanah Air pada sektor hilir, salah satunya industri pengolahan tuna dan galangan kapal. (Dok. Kemenperin)

SEJUMLAH  perusahaan industri Turki telah menanamkan investasi di Indonesia.  Perusahan-perusahaan tersebut bergerak di industri ban, tekstil, elektronik, hingga pengolahan hasil laut.

 

Pemerintah Indonesia pun terus mendorong Turki memperluas investasinya di Tanah Air. Untuk itulah dalam kunjungan kerja ke Istanbul dan Ankara, di Turki, 4-5 Juni 2024, Menteri Perindustrian (Menperin)  Agus Gumiwang Kartasasmita, menawarkan investasi di sektor Industri makanan dan minuman (mamin) dan Energi kepada SANKO Holding.

 

“Dalam pertemuan kemarin, kami mendorong SANKO Holding untuk memperluas investasinya ke sektor hilir, juga ke sektor energi,” ujar Menperin di Jakarta, Minggu (9/6), seperti dikutip situs resmi Kemenperin.

 

Baca juga: Menperin Bertemu Pemimpin Perusahaan Turki yang telah Berinvestasi di Indonesia

 

SANKO Holding merupakan konglomerasi manufaktur terbesar di Turki yang dikenal secara global sebagai penghasil tekstil hingga produsen energi terbarukan. 

 

Perusahaan itu mempekerjakan sekitar 14.000 tenaga kerja, beroperasi di 11 sektor berbeda, dan mengekspor produknya ke lebih dari 100 negara. Sektor-sektor unggulan dari SANKO Holding meliputi industri tekstil, pengemasan, energi, konstruksi, semen dan bangunan, serta real estate. Di bidang tekstil, SANKO Textile merupakan salah satu pemimpin global dalam produksi benang dan kain.

 

Kepada SANKO Holding, Menperin mendorong untuk berinvestasi pada sektor hilir, salah satunya industri pengolahan tuna dan galangan kapal. Hal itu mengingat SANKO akan mengembangkan budi daya tuna di Biak, Papua serta membuat kapal pengolah tuna. 

 

Baca juga: Menperin: Indonesia-Turki Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Strategis Sektor Industri

 

Tuna adalah komoditas yang sangat melimpah di sekitar Biak, Papua sehingga masih sangat potensial untuk membangun industri pengolahan tuna di wilayah tersebut.

 

Menperin juga mengundang Sanko Energi, anak perusahaan Sanko Holding, untuk berinvestasi di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia, yang saat ini memiliki tingkat utilisasi rendah. 

 

“Terdapat sekitar 69 bendungan di Indonesia yang belum termanfaatkan secara optimal, sehingga menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan SANKO Holding untuk mengembangkan lini energinya di Indonesia,” jelas Menperin.

 

Baca juga: Indonesia-Turki Jalin Kerja Sama Industri Alat Kesehatan Senilai USD10,5 Juta

 

SANKO Energi saat ini telah memiliki sejumlah pembangkit listrik dari hydroelectric, angin, dan panas bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 1.000 MW. 

 

Peluang investasi yang ditawarkan oleh Menperin juga mendorong SANKO Holding untuk berpartisipasi dalam produksi energi terbarukan, sebagai salah satu upaya mewujudkan Net Zero Emission di Indonesia pada 2060. 

 

“Pihak SANKO menyambut baik tawaran tersebut dan akan membicarakan hal ini lebih lanjut. Selain itu, SANKO Holding juga memiliki industri tekstil dan kemasan yang juga perlu didorong investasinya di Indonesia,” imbuhnya.

 

Total investasi Turki di Indonesia pada kurun waktu 2019 hingga 2023 mencapai USD42,758 Juta, menempatkan Turki pada urutan ke-43 di antara negara-negara yang berinvestasi di Indonesia. Artinya, masih terdapat peluang yang masih sangat besar bagi perusahaan-perusahaan asal Turki untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia. (SG-1)