Ekonomi

Menlu Retno: Indonesia House Amsterdam Jadi Pusat Promosi RI Terbesar di Eropa

Direktur Jenderal Kebudayaan dan Media Belanda, Barbera Wolfensberger, memuji, peresmian Rumah Indonesia Amsterdam dan menantikan berbagai acara mendatang di rumah tersebut.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
19 September 2024
Indonesia House Amsterdam pernah difungsikan sebagai Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) sejak 1967.  Sempat kosong hampir lima dekade pascaditutup pada 1976. Pada Selasa (17/9) waktu setempat diresmikan oleh Menlu Retno Marsudi. (Dok. KBRI Den Haag).

SETELAH sempat kosong hampir lima dekade pasca ditutup pada 1976, kemudian direnovasi dan digunakan kembali pada 2023, bangunan yang pernah difungsikan sebagai Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) sejak 1967 itu kini diresmikan dengan nama  Indonesia House Amsterdam.

 

Peresmian dilakukan oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno L. P. Marsudi, bersama Duta Besar (Dubes) RI untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas, Selasa (17/9).

 

Kedua pejabat negara itu membuka papan nama di dinding depan gedung 5 lantai di Brachthuijzerstraat 4 Amsterdam, tepat pukul 10.00 waktu setempat.

 

Baca juga: Kembangkan Start-up Pertanian dan Manufaktur, Indonesia - Belanda Jajaki Kerja Sama

 

Menlu Retno memberikan nama Indonesia House Amsterdam (IHA) atau  Rumah Indonesia Amsterdam.  

 

“Indonesia House Amsterdam harus benar-benar mewakili wajah Indonesia yang modern dan yang terbaik. Jangan ecek-ecek (istilah Jawa yang berarti ala kadarnya),"  ujarnya seperti dirilis Kemlu, Rabu (18/9).

 

Duta Besar Mayerfas mengemban misi renovasi bangunan tersebut setelah Pemerintah Indonesia pada 2020 memutuskan untuk kembali memanfaatkannya.

 

Baca juga: Kunjungi Belanda, Menkop UKM: Perkuat Kerja Sama Dagang dan Pacu Kapasitas Startup

 

Inisiasi renovasi sempat terkendala covid-19, namun akhirnya dapat dilaksanakan mulai Juli 2021 dan selesai pada akhir 2022. Bangunan mulai beroperasi pada awal 2023.

 

Lebih lanjut, Mayerfas  menegaskan, gedung IHA akan menjadi pusat promosi ekonomi dan budaya Indonesia di Belanda. Pada batu prasasti marmer berwarna biru itu, Menlu Retno menulis: Rumah ini adalah 'jembatan' yang menghubungkan Indonesia, Belanda, dan Eropa.

 

Dalam sambutan pembukaan, Mayerfas memaparkan, IHA dengan luas total lebih dari 1.400 meter persegi  merupakan pusat promosi Indonesia di luar negeri yang terbesar dan terlengkap. 

 

Baca juga: Wamentan di Belanda Dorong Produk Pertanian RI Kuasai Pasar Dunia

 

Setiap lantainya diperuntukkan sebagai tempat promosi yang akan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia dan mempererat hubungan kedua negara.

 

“Empat tahun lalu, gedung ini hanya berupa tumpukan batu bata tua yang sudah usang dan terbengkalai. Sekarang kita dapat melihatnya kembali hidup dan memiliki masa depan yang menjanjikan dan berkembang pesat," imbuhnya.

 

Pada kesempatan itu, Direktur Jenderal Kebudayaan dan Media Belanda, Barbera Wolfensberger, memuji, peresmian Rumah Indonesia Amsterdam dan menantikan berbagai acara mendatang di rumah tersebut. Lebih dari 70 orang menghadiri upacara peresmian tersebut.

 

Sejak 2023, IHA telah menyelenggarakan berbagai acara, seperti Forum Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi (TTI), Dialog Start-up Indonesia-Belanda, Pameran Ulos Batak, Peragaan Busana Batik Berkelanjutan, dan masih banyak lagi. 

 

Dalam beberapa bulan mendatang, IHA juga akan dengan bangga mempersembahkan beberapa acara promosi, diantaranya Indonesia Spice Week Amsterdam dan The First Indonesia Medical Wellness Tourism Expo.

 

Usai peresmian, Menlu Retno juga menyambangi Sekolah Indonesia Den Haag (SIDH) yang berlokasi di Wassenaar untuk menyapa para siswa dan guru di sekolah tersebut. 

 

Ia mengklaim sebagai Menteri Luar Negeri pertama yang berkunjung ke sekolah itu. Retno  juga mengaku memiliki keterikatan yang mendalam dan istimewa dengan Belanda, baik di masa lalu, masa kini, maupun masa mendatang. 

 

Menlu Retno menggarisbawahi betapa pentingnya peran pendidikan bagi keberhasilan suatu negara. Pesan terakhirnya kepada para siswa adalah bahwa terdapat dua kunci keberhasilan, yaitu: belajar dan kerja keras. (SG-1)