Humaniora

Kembangkan Start-up Pertanian dan Manufaktur, Indonesia - Belanda Jajaki Kerja Sama

Ekonomi digital untuk UKM bukan hanya on board di e-commerce atau membuat pelatihan literasi digital. Mulai dari teknologi finansial sampai platform pengadaan barang dan jasa Pemerintah  harus mendorong digitalisasi UKM.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
24 Januari 2024

GUNA meningkatkan pengembangan ekosistem start-up di bidang pertanian, akuakultur, dan manufaktur, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menjajaki kerja sama dengan lembaga inkubator asal Belanda World Startup

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan hal itu,  saat kunjungan kerja ke World Startup di Den Haag, Belanda, Rabu (24/1).

“Kekayaan sumber daya alam (SDA) Indonesia bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Dengan kekayaan alam yang melimpah, Pemerintah secara konsisten mendorong program hilirisasi. Jadi hasil SDA tidak lagi dijual secara mentah,” katanya, seperti dilansir kemenkopukm.go.id.

Saat ini, lanjut Teten, Pemerintah Indonesia telah melakukan pembatasan ekspor terhadap hasil SDA.

“Kami harus terus meningkatkan produksi, apabila produksi kami hancur, pengangguran pasti meningkat, daya beli menurun dan pasar lesu. Padahal 73% lapangan kerja disediakan usaha kecil dan menengah (UKM),” tambahnya.

Untuk menciptakan ekonomi baru pada program hilirisasi, sambung MenkopUKM, eksplorasi digitalisasi dari hulu ke hilir harus dilakukan. Sebagai contoh dengan penggunaan IoT (Internet of Things) dalam pengembangan komoditas unggulan domestik untuk memperkuat strategi hilirisasi.

“Ekonomi digital untuk UKM bukan hanya on board di e-commerce atau membuat pelatihan literasi digital. Mulai dari teknologi finansial, sampai platform pengadaan barang dan jasa Pemerintah juga harus mendorong digitalisasi UKM,” ujar MenKopUKM lagi.

Menteri Teten menambahkan, pihaknya juga telah melaksanakan program Inkubasi wirausaha (start-up), bermitra dengan 20 lembaga inkubator bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Sedangkan di 2024, menurutnya, KemenKopUKM akan menjajaki kerja sama dengan World Startup untuk mengoptimalkan proses dan hasil ataupun output dari program inkubasi usaha.

“Kami ingin belajar dari Belanda tentang cara mempromosikan UKM inovatif melalui peran Inkubator Bisnis dan Teknologi,” kata MenKopUKM.

Di tempat yang sama, CEO World Startup Gerrit Jan Van 't Veen mengatakan, World Startup telah berhasil membangun ekosistem kewirausahaan secara berkelanjutan selama kurang lebih 10 tahun. 

“Kami membangun kondisi yang menginspirasi bagi para calon wirausaha dan mitra mereka untuk tumbuh berkembang sebagai wirausaha dan mempercepat transisi global menuju masyarakat yang berkelanjutan dan adil melalui program kewirausahaan,” jelasnya. 

Van 't Veen juga menekankan siap berkolaborasi dan bertukar pikiran untuk membantu mengembangkan kewirusahaan di Indonesia.

“Tentu kita bisa bertukar pikiran dengan pemerintah Indonesia (KemenKopUKM) terkait pengembangan kewirausahaan yang telah kita jalani selama ini,” pungkasnya. (SG-1)