PULAU Morotai di Provinsi Maluku Utara yang merupakan kawasan sejarah peninggalan Perang Dunia II memiliki lokasi strategis untuk dibangun sebagai kawasan pertahanan dan industri perikanan.
Pembangunan kawasan pertahanan melalui pelebaran landasan udara dan dermaga untuk bersandarnya kapal perang akan dikolaborasikan dengan pembangunan industri perikanan melalui blue print yang akan dibuat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan hal itu saat bertemu Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin di Kantor KKP, Kamis (28/11) sore.
Baca juga: Berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional, KKP Siap Pasok Produk Perikanan Bermutu
“KKP dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) siap berkolaborasi membangun Pulau Morotai sebagai kawasan pertahanan sekaligus perikanan di Indonesia Timur. Pembangunan rencananya dilakukan pada 2025 mendatang,” ujarnya dalam keterangan KKP, Jumat (29/11).
Kemhan, sambung Trenggono, memiliki agenda membangun sektor pertahanan untuk kawasan timur di Morotai. Dan KKP siap mendukung dengan mebangun sentra ekonomi melalui industri perikanan di sana.
Lebih lanjut, Menteri KP menjelaskan, dengan dibangunnya kawasan pertahanan yang juga bisa menjadi tempat latihan pertahanan bersama negara-negara sahabat, membuka peluang tumbuhnya industri perikanan semakin besar. Terlebih, infrastruktur bandara akan semakin kuat.
Baca juga: Antisipasi Perubahan Impor Garam, KKP akan Bangun Modeling Produksi Garam di NTT
Dengan demikian, ekspor hasil perikanan dari Morotai ke Jepang khususnya, sebagai pasar terbesar ikan tuna, menjadi lebih mudah. Di sisi lain, KKP tengah mengembangkan budi daya tuna di wilayah Biak, yang potensial juga dikembangkan di Morotai.
"Morotai itu memiliki potensi tuna yang bagus. Di Biak kami sudah buat budi daya, begitu berhasil saya buat di Morotai dengan begitu Jepang langsung bisa datang dan ekonomi hidup. Dari situ bisa langsung ekspor," pungkasnya.
Sementara itu, Menhan Sjafrie menjelaskan, pembangunan kawasan pertahanan di Morotai akan dimulai dengan memanfaatkan tiga landasan milik angkatan udara, di mana salah satu landasan akan dibuat untuk komersil, sedangkan dua landasan untuk training area pertahanan.
Baca juga: Tingkatkan Ekonomi Nelayan, KKP Uji Coba Budi Daya Tuna di Keramba Jaring Apung
Selain itu, lanjut Sjafrie, pihaknya juga akan membuat dermaga di Daruba untuk bersandarnya kapal perang. Rencananya latihan bersama Jepang, Australia dan Filipina akan dimulai pada 2025 mendatang.
"Penduduknya tidak terlalu banyak. Morotai terbuka langsung ke laut. Landasan akan kami perpanjang. Secara geografis ini sangat strategis,” ujarnya. (SG-1)