SEBANYAK 13 ribu hektare (ha) tambak mangrak dari total luasan 78 ribu ha di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa akan direvitalisasi pada awal 2025. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan revitalisasi akan selesai pada 2029 di empat provinsi dan 28 kabupaten/kota.
“KKP akan tancap gas mewujudkan harapan kita semua yaitu revitalisasi tambak idle di Pantura Jawa. Kami sudah berkumpul bersama untuk memantapkan dan menyatukan komitmen dan dukungan kita semua,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu dalam keterangan resmi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Tebe -sapaan Tb Haeru, ia telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak mulai dari pemerintah daerah hingga perguruan tinggi, untuk mewujudkan model pengembangan budi daya tambak Pantura Jawa.
Lebih lanjut, Tebe mengatakan, pelaksanaan revitalisasi bukan tanpa hambatan. Beberapa persoalan yang dihadapi adalah tumpukan sampah yang memenuhi wilayah pesisir Pantura Jawa, kondisi tambak yang masih sangat tradisional tanpa disertai instalasi pengelolaan air limbah dan tandon, sampai persoalan abrasi serta pendangkalan yang dapat menghambat proses revitalisasi.
Baca juga: Di Pulau Untung Jawa, KKP Bagikan Benih Ikan Kerapu dan Rumput Laut ke Masyarakat
“Dukungan stakeholder menjadi kunci jalannya program revitalisasi tambak Pantura ini. Dukungan dari Pemda di antaranya dukungan ketersediaan lahan, membantu proses clean and clear lahan dan mengkoordinasikan masyarakat yang kondusif mendukung program revitalisasi tambak Pantura Jawa,” ujarnya.
Sementara dari perguruan tinggi, sambung Tebe, pihaknya sangat mengharapkan dukungan teknologi budi daya seperti penyediaan induk unggul, benih bermutu, pakan ikan berkualitas dan ramah lingkungan serta juga kajian sosial ekonomi di masyarakat tambak Pantura Jawa,” beber Tebe.
Sedangkan komoditas yang akan dikembangkan di wilayah Pantura Jawa adalah ikan nila salin. Komoditas tersebut merupakan salah satu primadona ekspor yang dapat mendongkrak perolehan devisa negara.
Baca juga: KKP Ajak Masyarakat Tingkatkan Literasi Ikan Bermutu dan Aman Dikonsumsi
Berdasarkan data Future Market Insight (2024), proyeksi nilai pasar ikan nila dunia pada 2024 sebesar USD 14,46 miliar. Nilai tersebut diproyeksikan meningkat sebesar 59% pada 2034 menjadi USD23,02 miliar dengan tingkat pertumbuhan pertahun (CAGR) 4,8%.
Data International Trade Centre (ITC) Trademap 2024 juga menunjukkan Indonesia sebagai negara eksportir tilapia ke-4 dengan share pasar 9,6% setelah China, Kolombia dan Honduras pada 2022. Negara importir tilapia terbesar adalah Amerika Serikat di tahun tersebut.
“Nila salin kita pilih selain punya prospek pasar yang cerah, komoditas tersebut juga memiliki beberapa keunggulan di antaranya dapat dibudidayakan di air payau dengan salinitas sampai dengan 20 ppt, pertumbuhan cepat dan tahan penyakit, proses budi dayanya mudah dan menghasilkan limbah yang minim, serta pasar domestik dan ekspor terbuka luas,” papar Tebe.
Baca juga: Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang Diharap Berdampak Positif untuk Masyarakat
KKP, imbuhnya, akan tancap gas untuk pelaksanaan program revitalisasi tambak Pantura Jawa. Setelah pertemuan dengan stakeholder, akan dilanjutkan pembentukan tim teknis, sosialisasi, pendataan, verifikasi, penetapan lokasi hingga tahap pembangunan.
FP2TPK dukung penuh
Sementara itu Ketua Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan (FP2TPK) Indonesia, Prof Maftuch, mendukung penuh program revitalisasi tambak mangrak Pantura.
Menurutnya, program tersebut kepeduliannya akan cukup besar kepada masyarakat di antaranya dapat meningkatkan kesejahteraan pembudi daya.
“Selanjutnya meningkatkan produktivitas dari lahan idle yang sangat besar. Dengan program ini maka diharapkan nanti kita bisa meraihkan ujungnya yaitu meningkatkan produksi ikan nila salin di Pantura Jawa untuk memenuhi permintaan pasar ekspor,” sebut Maftuch.
Untuk itu, sambungnya, pihaknya siap mendukung dan menjadi bagian dari program besar revitalisasi tambak Pantura Jawa.
“Kami akan melakukan suatu pola pendekatan sesuai dengan tupoksi yaitu research and development dalam rangka pengembangan budi daya ini yang sustainable di era yang akan datang,” pungkasnya.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memastikan program revitalisasi tambak mangrak Pantura menjadi prioritas untuk dikerjakan pada periode kedua kepemimpinannya di KKP. Hasil perikanan budi daya dari program revitalisasi ini ditargetkan berkontribusi pada pencapaian target swasembada pangan dan pertumbuhan ekonomi 8%. (SG-1)