INDONESIA melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menghadiri Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN ke-56 (ASEAN Economic Ministers/AEM) dan pertemuan terkait lainnya pada 17—18 September 2024 di Vientiane, Laos.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga Senin (16/9) bertolak ke Laos untuk menghadiri pertemuan tersebut.
Pertemuan AEM ke-56 itu akan mendiskusikan beberapa hal terkait agenda ekonomi regional. Selain itu, juga memperkuat kerja sama ASEAN dan negara mitra dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Baca juga: Kunjungi ASEAN-Japan Center, Kemendag RI Perkuat Hubungan Dagang Indonesia-Jepang
“Dalam pertemuan tersebut, kami akan bertukar pandangan tentang tantangan-tantangan ekonomi regional dan global yang dapat memengaruhi ketahanan rantai pasokan di Kawasan ASEAN. Tantangan regional dan global tersebut seperti perubahan iklim, kebijakan-kebijakan industri, dan tekanan inflasi,” ujar Jerry, dalam rilis Kemendag.
Wamendag Jerry sebagai alternate AEM Indonesia didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI Djatmiko Bris Witjaksono, Direktur Perundingan ASEAN Kementerian Perdagangan RI Dina Kurniasari, dan Atase Perdagangan Bangkok Rafika Arfani.
Sebelum mengikuti rangkaian pertemuan AEM ke-56, Wamendag terlebih dulu menghadiri pertemuan dengan Menteri Ekonomi ASEAN di hari pertama kegiatan.
Baca juga: Kemendag- KBRI Den Haag Gelar Business Matching Bukukan Transaksi Rp384,19 Miliar
Secara garis besar, pertemuan tersebut akan membahas capaian prioritas ekonomi ASEAN di bawah keketuaan Laos. Pertemuan AEM juga akan membahas perkembangan mengenai kerangka kerja sama di lingkup Masyarakat Ekonomi (Economic Community) ASEAN, perkembangan ASEAN dengan negara mitra (External Economic Relations), dan Visi dan Rencana Strategis Komunitas ASEAN 2045.
Setelah pertemuan tersebut, di hari yang sama Wamendag Jerry dijadwalkan akan melakukan pertemuan bilateral dengan Singapura.
Selanjutnya, akan menghadiri pertemuan ASEAN dan Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization/WIPO) pada Rabu (18/9).
Pertemuan tersebut akan membahas mengenai kemajuan ASEAN dalam indeks inovasi global dan potensi inovasi transformatif usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) ASEAN melalui Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual ASEAN.
“Kami yakin dengan penguatan integrasi ekonomi di berbagai bidang akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN. Kami berharap pertemuan ini akan menghasilkan langkah-langkah konkret untuk memajukan ekonomi ASEAN,” imbuh Jerry.
Pertemuan AEM ke-56 di bawah Keketuaan Laos mengusung tema Enhancing Connectivity and Resilience. Tema itu sejalan dengan ASEAN yang telah menunjukkan ketahanan luar biasa selama dua tahun terakhir. Ekonomi ASEAN tumbuh sebesar 4,1% pada 2023 dan diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan yang kuat sebesar 4,6% pada 2024.
Selain itu, pertemuan ini juga akan menekankan fokus ASEAN dalam mempromosikan sektorsektor transformatif, seperti ekonomi digital dan hijau, untuk memperkuat posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan.
AEM-38th- AFTA
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI), Djatmiko Bris Witjaksono mewakili Menteri Perdagangan RI selaku Alternate AFTA Council Indonesia memimpin Delegasi Indonesia pada Pertemuan AEM-38th ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) Council yang berlangsung di Vientiane, Laos, Senin (16/9).
Pertemuan itu dipimpin oleh Menteri Industri dan Perdagangan Laos, Malaithong Kommasith selaku AFTA Council Chair.
Para menteri mengapresiasi Laporan Trade Negotiating Committee ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA-TNC) yang telah menyelesaikan beberapa bab dalam perundingan Upgrading ATIGA dan menugaskan ATIGA TNC melanjutkan perundingan agar Upgrading ATIGA dapat ditandatangani pada tahun 2025.
Para menteri mencatat perkembangan implementasi perdagangan barang di ASEAN/ATIGA, seperti implementasi e-Form D, menyelesaikan beberapa kasus Non-Tariff Measures (NTMs) di Matrix Actual Cases, perkembangan fasilitasi perdagangan untuk mendorong kelancaran arus barang, dan mendorong peluang implementasi ASEAN Single Window dengan Mitra Dialog ASEAN, seperti RRT, Korea, dan Jepang.
Para menteri juga mengapresiasi peningkatan utilisasi ATIGA setiap tahun dari tahun 2021--2023 sebesar 48,4% (2021); 53,8% (2022) menjadi 58,0% pada tahun 2023.
Pada kesempatan itu, Dirjen PPI didampingi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kemenlu, Adhyanti Sardanarini Wirajuda; Atase Perdagangan RI Hanoi, Addy Perdana Soemantry; serta perwakilan kementerian/lembaga terkait.
Kegiatan 56 th ASEAN Economic Ministers (AEM)' Meeting and Related Meetings berlangsung 15-22 September 2024. (SG-1)