Ekonomi

Kemendag- KBRI Den Haag Gelar Business Matching Bukukan Transaksi Rp384,19 Miliar

Belanda merupakan mitra krusial dan strategis bagi produk Indonesia untuk mengakses pasar Eropa. Untuk mendorong nilai ekspor Indonesia, Kemendag melakukan berbagai kegiatan promosi, salah satunya lewat kegiatan business matching.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
30 Mei 2024
Kementerian Perdagangan bersama  Kedutaan Besar RI di Den Haag Belanda menggelar penjajakan kerja sama bisnis (business matching) di Indonesia House Amsterdam (IHA), Senin, (27/5).  (Dok. Kemendag)

PADA rangkaian acara  Indonesia-Netherlands Trade, Tourism and Investment Forum 2024 di  Amsterdam, Belanda pada 28--29 Mei 2024, Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama   Kedutaan Besar RI (KBRI) di Den Haag Belanda menggelar penjajakan kerja sama bisnis (business matching) di Indonesia House Amsterdam (IHA), Senin, (27/5). 

 

Kegiatan tersebut berhasil membukukan transaksi sebesar USD 23,94 juta atau senilai Rp384,19 miliar. Capaian transaksi berasal dari 11 penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan Indonesia dan Belanda untuk produk makanan dan minuman, rempah, kopi, fesyen, aksesori, dan dekorasi rumah.

 

Sebanyak 39 pelaku usaha yang bergerak di sektor furnitur, makanan dan minuman, pupuk, perawatan tubuh, dan fesyen turut serta dalam kegiatan business matching tersebut.  

 

Baca juga: Kunjungi Belanda, Menkop UKM: Perkuat Kerja Sama Dagang dan Pacu Kapasitas Startup

 

“Belanda merupakan mitra krusial dan strategis bagi produk Indonesia untuk mengakses pasar Eropa. Untuk mendorong nilai ekspor Indonesia, Kemendag melakukan berbagai kegiatan promosi, salah satunya melalui penyelenggaraan kegiatan business matching,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi secara virtual, seperti dikutip situs resmi kemendag, Rabu (29/5).

 

Indonesia lanjutnya, telah menekankan adopsi praktik-praktik berkelanjutan untuk menjawab isu global yang menjadi tantangan di Eropa. 

 

Dalam hal ini, Indonesia memiliki keunggulan sumber daya terbarukan seperti bambu dan rotan. Hal ini berkontribusi dalam pengembangan produk berkelanjutan.

 

Baca juga: Kembangkan Start-up Pertanian dan Manufaktur, Indonesia - Belanda Jajaki Kerja Sama

 

“Untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, kami telah mendorong penggunaan bahan-bahan berkelanjutan seperti kayu yang diperoleh secara bertanggung jawab, bahan daur ulang, dan alternatif bahan baku lain seperti bambu dan rotan,” imbuh Didi.

 

Dengan pertumbuhan cepat dan sifat terbarukan, ujarnya lagi, bambu dan rotan berfungsi sebagai alternatif terbarukan, mengurangi ketergantungan kita pada kayu yang tumbuh lambat dan rentan terhadap deforestasi.

 

Investor asing terbesar ke-8 

Dalam acara tersebut Duta Besar RI untuk Belanda Mayerfas menyampaikan, kegiatan business matching diharapkan menjadi wadah dan sarana promosi bagi eksportir Indonesia untuk memperkenal produk kepada importir Belanda.

 

Baca juga: Indonesia-Peru Targetkan Penyelesaian IP-CEPA pada November 2024

 

Hal itu diharapkan dapat membina hubungan kerja sama bisnis jangka panjang dan dapat memberikan dampak positif bagi sektor perdagangan kedua belah pihak.

 

“Kami terus mendukung upaya Indonesia dalam meningkatkan ekspor melalui Belanda. Salah satunya, karena Pelabuhan Rotterdam berfungsi sebagai pintu gerbang bagi produk Indonesia untuk mengakses pasar Uni Eropa. Sedikitnya, 22% ekspor Indonesia ke 27 negara Uni Eropa didistribusikan melalui Belanda,” tambah Mayerfas.

 

Turut hadir Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani Mustafa, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Merry Maryati, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Dewi Rokhayati; Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerja sama Ekonomi Internasional Badan Perencanaan Nasional PN Laksmi Kusumawati; Direktur Utama PT Sarinah, Fetty Kwartati, serta Atase Perdagangan Den Haag, Annisa Hapsari.

 

Kegiatan business matching dirangkai dengan kunjungan ke beberapa lembaga dan importir Belanda. Beberapa di antaranya  lembaga sertifikasi Triskelion BV, importir produk makanan asia Asian Food Group, dan importir produk furnitur Ammenis Trading.

 

Sepanjang 2023, Belanda menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia di Eropa dan menduduki peringkat ke-12 di dunia. Dalam lima tahun terakhir (2019--2023) tren perdagangan kedua negara mencatat pertumbuhan positif sebesar 8,5%. Selain itu, ekspor produk nonmigas Indonesia ke Belanda pada periode tersebut juga menunjukkan tren positif sebesar 10,05%.

 

Di sektor investasi, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Belanda menduduki peringkat sebagai investor asing terbesar ke-8 di Indonesia di triwulan I tahun 2024. Ini juga menegaskan kedalaman kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Belanda. (SG-1)