Ekonomi

Inovasi Kopi dan Gula Unik dari SMK Ma'arif Kota Mungkid, Magelang, Jateng

SMK Ma’arif Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengambil langkah berani dengan mengembangkan produk FnB melalui Konsentrasi Keahlian Kimia Industri. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
08 Oktober 2024
SMK Ma’arif Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng), mengambil langkah berani dengan mengembangkan produk FnB melalui Konsentrasi Keahlian Kimia Industri. (Ist/Ditjen Vokasi. Kemendikbudristek)

SEIRING dengan perkembangan teknologi dan peluang industri yang terus berkembang, sektor Food and Beverage (FnB) kini menjadi salah satu industri yang digandrungi oleh para pelaku usaha. 

 

Selain potensi kreativitas yang tinggi, industri ini menawarkan keuntungan yang menjanjikan karena produk FnB selalu menjadi incaran konsumen.

 

Melihat peluang tersebut, SMK Ma’arif Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng), mengambil langkah berani dengan mengembangkan produk FnB melalui Konsentrasi Keahlian Kimia Industri. 

 

Mereka memperkenalkan produk lokal seperti kopi dari daerah Magelang dan Temanggung, serta inovasi baru berupa gula jeruk dan gula jahe.

 

Produk gula jeruk dan gula jahe mungkin terdengar asing bagi banyak orang, mengingat kebanyakan gula terbuat dari tebu atau air nira. 

 

Baca juga: Pendidikan Vokasi Turut Optimalkan Pengembangan Lulusan Berkualitas

 

Namun, inovasi ini merupakan bagian dari upaya sekolah untuk mengembangkan potensi lokal sekaligus mendukung program Teaching Factory (Tefa), yang bertujuan memperkuat kompetensi siswa di bidang kewirausahaan.

 

Kepala SMK Ma’arif Kota Mungkid, Ngungun Bayu Santoso, menjelaskan bahwa produk kopi dan gula yang dihasilkan merupakan buah dari kegiatan Tefa Konsentrasi Keahlian Kimia Industri. 

 

Produk ini adalah bagian dari pengembangan Research and Development (RnD) sekolah dalam sektor FnB, dan seluruh proses produksi melibatkan para siswa.

 

"Produk kopi kami berlabel ‘Moengkopi’, sementara gula jeruk dan gula jahe menggunakan merek ‘Gendhis’,” jelas Bayu.

 

“Kopi kami juga telah didaftarkan HAKI (Hak kekayaan intelektual ) dan kedua produk tersebut sudah bersertifikat halal serta memiliki PIRT (Pangan Industri Rumah Tangg) sehingga aman dikonsumsi," ungkap Bayu.

 

Baca juga: Siapkan Siswa Hadapi Ekonomi Digital, SMKN 17 Jakarta Gelar Workshop Kewirausahaan

 

Guru Konsentrasi Keahlian Kimia Industri, Sarah Ayu Aryani, menambahkan bahwa Moengkopi dibuat dari biji kopi lokal pilihan, diolah sepenuhnya oleh siswa mulai dari pemilihan biji, proses roasting hingga pengemasan. 

 

Proses roasting dilakukan menggunakan mesin yang dibuat oleh siswa Konsentrasi Keahlian Teknik Mesin.

 

"Biji kopi lokal pilihan kami diproses menggunakan mesin roasting berstandar industri buatan siswa sendiri," jelas Sarah.

 

Sementara itu, produk Gendhis yang dihasilkan dari campuran gula tebu dengan sari jeruk atau jahe menawarkan rasa yang unik dan dapat digunakan dalam berbagai makanan dan minuman. 

 

Baca juga: SMKN 1 Juwangi Kembangkan Motor Listrik dengan Dukungan Industri Mitra

 

Selain itu, residu dari proses pembuatan gula dimanfaatkan menjadi bahan dasar sabun, menegaskan komitmen sekolah terhadap konsep zero waste.

 

“Tidak ada sampah yang dihasilkan karena semua bagian diproses menjadi produk baru. Gula jeruk dan gula jahe kami sudah bersertifikat halal dan memiliki izin PIRT,” tambah Sarah.

 

Produk-produk inovatif ini telah diuji di pasar dan mendapatkan respons positif dari konsumen. 

 

Saat ini, produk Moengkopi dan Gendhis dijual melalui kafe milik sekolah dan platform media sosial. 

 

Dalam waktu dekat, mereka berencana memperluas jangkauan pemasaran ke berbagai wilayah di Indonesia.

 

Bayu juga menyebutkan bahwa pihak sekolah sedang menjajaki kerja sama dengan beberapa mitra lokal untuk memperkuat jaringan distribusi. 

 

Harapannya, produk ini tidak hanya menjadi kebanggaan sekolah tetapi juga menjadi produk unggulan daerah yang dapat bersaing di pasar yang lebih luas.

 

“Kami berharap kolaborasi antarpihak seperti sekolah, pemerintah daerah, dan pelaku usaha dapat terjalin dengan baik,” jelas Bayu.

 

“Kolaborasi ini penting agar produk-produk yang dihasilkan oleh anak bangsa bisa tersebar dengan maksimal,” tutup Bayu.

 

Dengan inovasi seperti ini, SMK Ma’arif Kota Mungkid membuktikan bahwa pendidikan vokasi mampu mencetak siswa-siswa berkualitas yang siap bersaing di industri.

 

SMK Ma’arif Kota Mungkid juga menciptakan produk-produk yang dapat mengangkat potensi lokal menuju pasar nasional. (SG-2)