HARI Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2024 akan berlangsung pada 10 hingga 16 Desember 2024. Tahun ini, jumlah peserta Harbolnas tercatat sebanyak 407 yang meliputi pedagang (merchant), ritel daring, hingga penyedia.
Untuk 2024, nilai transaksi niaga elektronik diproyeksikan mencapai Rp487 triliun. Naik signifikan dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp453 triliun.
Demikian disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat meluncurkan Harbolnas 2024 di The Park, Pejaten, Jakarta bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri UMKM Maman Abdurrahman.
Baca juga: Dorong Pertumbuhan Ritel UMKM, Menko Airlangg Ajak Publik Belanja di Indonesia Saja
Pada kesempatan itu, Mendag Budi tampak cukup cekatan mempromosikan sekaligus berjualan produk batik milik pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui live shopping.
“Harga kemeja batik yang tadi saya ikut tawarkan ada di kisaran Rp300 ribu. Saya pikir, kemeja dengan kualitas baik seperti itu akan dijual seharga Rp800 ribu. Ternyata, barangnya bagus dan harganya murah. Kita harus bangga, bela, dan beli buatan Indonesia. Kita dukung produk-produk dalam negeri agar ekonomi kita bergerak,” katanya setelah live shopping, dalam keterangan resmi Kemendag Sabtu (7/12).
Mendag menyampaikan, pemerintah ingin mendorong momentum penjualan produk-produk UMKM melalui Harbolnas 2024. (Dok. Kemendag)
Kegiatan berjualan secara live shopping itu, sambung Mendag Budi, merupakan bentuk nyata dukungan Kementerian Perdagangan kepada produk UMKM dan Harbolnas.
Baca juga: Bandung Great Sale 2024 Resmi Dibuka, Wisatawan dan Warga Diajak Berbelanja
Ia bahkan mendedikasikan secara khusus penjualan produk UMKM dan produk dalam negeri pada Harbolnas tahun ini, yaitu pada 10—11 Desember 2024 dan 13—16 Desember 2024.
Menurutnya, nilai transaksi Harbolnas 2024 dapat meningkat hingga 13%—16% dari total transaksi Harbolnas sebelumnya. Selain itu, Mendag Budi juga berharap tercapai peningkatan kontribusi nilai transaksi produk lokal di atas 50 persen dari total nilai transaksi sepanjang Harbolnas 2024.
“Kami juga mengharapkan adanya multiplier effect dari penyelenggaraan Harbolnas 2024, yaitu tidak hanya meningkatkan penjualan produk dalam negeri, tetapi juga dapat meningkatkan sektor transportasi dan logistik, khususnya pengiriman barang, dan sektor-sektor lainnya,” imbuhnya.
Baca juga: ‘Little Bangkok’, Wisata Niaga dan Destinasi Belanja Baru di Tanah Abang
Proyeksi transaksi Rp487 triliun
ada 2023, kontribusi transaksi produk lokal saat Harbolnas adalah sebesar Rp12,3 triliun atau 48,1% dari total nilai transaksi Harbolnas.
Sementara itu, nilai transaksi Harbolnas terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Total nilai transaksi Harbolnas 2023 sebesar Rp 25,7 triliun atau meningkat 182% dari penyelenggaraan pertamanya pada 2019.
Mendag Budi menyatakan saat ini, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dari sisi perdagangan tecermin dari pertumbuhan niaga elektronik yang signifikan seiring dengan meningkatnya penerimaan dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring.
“Nilai transaksi niaga elektronik Indonesia berdasarkan data Bank Indonesia pada 2023 sebesar Rp453 triliun. Pada 2024, nilai ini diproyeksikan meningkat menjadi Rp487 triliun,” tuturnya.
Jumlah pengguna platform niaga elektronik di Indonesia juga terus meningkat. Pada 2024, jumlahnya diperkirakan mencapai 65,65 juta pengguna atau meningkat 11,9% dari 2023 yang sebesar 58,63 juta. Begitu pula persentase pelaku usaha UMKM yang berdagang daring yang secara nasional meningkat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, persentase UMKM yang berdagang daring adalah sebesar 37,79% dari total keseluruhan UMKM. Menurut Mendag Budi Santoso, platform niaga elektronik perlu dimanfaatkan secara maksimal oleh UMKM untuk merambah pasar yang lebih luas. Sehingga, nantinya bisa merambah pasar ekspor. (SG-1)