Ekonomi

BPS: Ekspor Indonesia Mei 2024 naik 13,82%, Impor naik 14,82% dibanding April 2024

Ekspor nonmigas Indonesia pada Mei 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,73 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,18 miliar, dan India US$1,95 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,39%. 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
20 Juni 2024
Dok. Badan Pusat Statistik 

NILAI  ekspor Indonesia Mei 2024 mencapai US$22,33 miliar atau naik 13,82 % bila dibandingkan dengan  ekspor April 2024. Dibanding Mei 2023 nilai ekspor naik sebesar 2,86%.

 

Sedangkan ekspor nonmigas Mei 2024 mencapai US$20,91 miliar, naik 14,46% dibanding April 2024, demikian juga naik 2,50% jika dibanding ekspor nonmigas Mei 2023.

 

Demikian disampaikan Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Ir. Efliza ME, dalam rilis yang dilansir situs resmi BPS, Rabu (19/6). 

 

Baca juga: BPS: Inflasi Tahunan Mei 2024 Capai 2,84%, Kelompok Makanan Jadi Penyumbang Utama

 

“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Mei 2024 mencapai US$104,25 miliar atau turun 3,52% dibanding periode yang sama tahun 2023. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$97,58 miliar atau turun 3,84%,” jelasnya.

 

Lebih lanjut, Efliza mengatakan, dari 10 komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Mei 2024, hampir semua komoditas mengalami peningkatan, dengan peningkatan terbesar pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$263,6 juta (26,66%). Sementara yang mengalami penurunan hanya lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$268,0 juta (14,32%).

 

Berdasarkan sektor, sambungnya, ekspor nonmigas Indonesia hasil industri pengolahan Januari–Mei 2024 turun 0,63% dibanding periode yang sama tahun 2023, demikian juga ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 14,90%, sedangkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 5,90% 

 

Baca juga: BPS: Industri Tekstil, Pakaian Jadi, dan Alas Kaki Tumbuh Positif di Triwulan I 2024

 

“Ekspor nonmigas Mei 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,73 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,18 miliar, dan India US$1,95 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,39%. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,79 miliar dan US$1,61 miliar,” imbuh Efliza.

 

Sementara menurut provinsi asal barang, jelasnya lagi, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Mei 2024 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan nilai US$14,99 miliar (14,38%), diikuti Kalimantan Timur US$10,39 miliar (9,97%) dan Jawa Timur US$10,35 miliar (9,93%).

 

Perkembangan Impor

Nilai impor Indonesia Mei 2024 mencapai US$19,40 miliar, naik 14,82% dibandingkan April 2024 atau turun 8,83% dibandingkan Mei 2023.

 

Baca juga: BPS: 7,2 Juta Orang Masih Menganggur di Indonesia Per Februari 2024

 

Namun, impor migas Mei 2024 senilai US$2,75 miliar, turun 7,91% dibandingkan April 2024 atau turun 12,34% dibandingkan Mei 2023.

 

“Sementara itu, Impor nonmigas Mei 2024 senilai US$16,65 miliar, naik 19,70% dibandingkan April 2024 atau turun 8,23% dibandingkan Mei 2023,” ujarnya.

 

Efliza mengatakan  dari 10 golongan barang utama nonmigas Mei 2024, hanya golongan serealia yang mengalami penurunan senilai US$49,5 juta (7,70%) dibandingkan April 2024. Sementara peningkatan terbesar adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya US$670,3 juta (30,17%).

 

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Mei 2024, jelasnya,  adalah Tiongkok US$27,10 miliar (35,45%), Jepang US$5,35 miliar (6,99%), dan Thailand US$4,08 miliar (5,35%). Impor nonmigas dari ASEAN US$13,44 miliar (17,58 %) dan Uni Eropa US$4,90 miliar (6,41%).

 

Menurut Efliza, berdasarkan golongan penggunaan barang, perkembangan nilai impor Januari–Mei 2024 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan pada golongan bahan baku/penolong US$980,0 juta (1,45%). Sementara golongan barang konsumsi dan barang modal naik US$465,2 juta (5,68%) dan US$128,6 juta (0,82%).

 

Neraca perdagangan Indonesia Mei 2024 mengalami surplus US$2,93 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$4,26 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,33 miliar. (SG-1)