Ekonomi

BPS: 7,2 Juta Orang Masih Menganggur di Indonesia Per Februari 2024

Kendala utama dalam penurunan angka pengangguran adalah pertumbuhan ekonomi yang belum merata di seluruh sektor dan wilayah,  serta kebutuhan akan keahlian yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
07 Mei 2024
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan Indonesia  masih memiliki pengangguran terbuka nasional sebanyak 7,2 juta atau 4,82% penduduk tetapnya. (Dok.Sokoguru/Fajar Ramadan).

DATA Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2024 menunjukkan Indonesia  masih memiliki pengangguran terbuka nasional sebanyak 7,2 juta atau 4,82% penduduk tetapnya belum mempunyai pekerjaan.

 

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, angka pengangguran tersebut  turun dari tahun sebelumnya.

 

“Namun jumlah absolut pengangguran yang tinggi itu menandakan masih banyak yang harus dilakukan untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih inklusif,” jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta yang disiarkan langsung lewat Youtube, Senin (6/5).

 

Baca juga: Di Forum WEF, Menko Airlangga Dorong Penguatan Pasar Tenaga Kerja Bagi Kaum Muda

 

Amalia mengakui meski ada penurunan jumlah pengangguran, namun  jumlah itu masih jauh dari  capaian target ketenagakerjaan penuh.

 

Hal itu, sambungnya, disebabkan adanya kendala utama dalam penurunan angka pengangguran yakni pertumbuhan ekonomi yang belum sepenuhnya merata di seluruh sektor dan wilayah, serta kebutuhan akan keahlian yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

 

 “Kami melihat adanya diskrepansi antara keahlian yang dimiliki angkatan kerja dengan apa yang dibutuhkan oleh industri modern,” tambahnya.

 

Baca juga: Tenaga Kerja UMKM Terbanyak di Bidang Pertanian, Perdagangan, dan Industri Pengolahan

 

Amalia menegaskan pentingnya reformasi pendidikan dan pelatihan kerja untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri. 

 

“Ini bukan hanya tentang menciptakan pekerjaan, tetapi juga tentang memastikan bahwa pekerja Indonesia memiliki keahlian yang relevan untuk pekerjaan tersebut,” ungkapnya.

 

Pemerintah, menurut Amalia, terus berupaya meningkatkan kolaborasi dengan sektor swasta untuk membuka peluang kerja baru melalui investasi asing dan domestik. Inisiatif tersebut diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran secara bertahap.

 

Dalam usahanya untuk mengurangi pengangguran, BPS juga melihat pentingnya investasi di daerah-daerah yang kurang berkembang. 

 

“Pengembangan infrastruktur dan pemberian insentif untuk bisnis di daerah terpencil diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pekerjaan antarwilayah,” terang Amalia.

 

Meski menghadapi tantangan ini, Amalia menyampaikan komitmen BPS untuk bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk memastikan bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

 

Diharapkan dengan langkah-langkah yang tengah dijalankan, Indonesia dapat terus mengurangi jumlah pengangguran di masa mendatang. (Faj/SG-1)