Ekonomi

Bertemu Parlemen Tiongkok, DPR Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Penambahan Rute Whoosh

Indonesia saat ini tengah menjajaki kemungkinan menambah rute kereta cepat dari Jakarta ke Surabaya, melalui Jawa Tengah atau Yogyakarta. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
13 Juni 2024
Ketua komisi I DPR RI Meutya Hafid saat menerima kunjungan delegasi Parlemen Tiongkok di Ruang Delegasi DPR RI, Jakarta, Rabu (12/60. (Ist/DPR RI)

DALAM pertemuan yang berlangsung di Ruang Delegasi DPR RI, Komisi I DPR RI menerima kunjungan penting dari delegasi Parlemen Tiongkok yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komite Luar Negeri Parlemen Tiongkok, Fu Ziying. 

 

Pertemuan ini menjadi momen krusial untuk membahas berbagai aspek kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok.

 

Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, menegaskan tujuan utama dari pertemuan ini adalah untuk meningkatkan hubungan kerja sama antar-parlemen.

 

Baca juga: Kemenkop UKM dan Hippindo Gandeng China Majukan UMKM Berbasis Teknologi

 

"Kami sudah memiliki Grup Kerja Sama Bilateral dengan Tiongkok. Namun, kami ingin memperkuat hubungan ini, khususnya dengan Komisi Luar Negeri di DPR RI untuk mengidentifikasi dan bekerja sama dalam isu-isu yang memiliki kesamaan sikap," ujar Meutya.

 

Dukungan Terhadap Kemerdekaan Palestina

 

Salah satu isu yang disepakati dalam pertemuan tersebut adalah dukungan terhadap kemerdekaan Palestina melalui solusi dua negara.

 

 "Indonesia dan Tiongkok sama-sama memperjuangkan two state solution untuk kemerdekaan Palestina,” kara Meutya. 

 

“Ini adalah mandat yang jelas baik bagi Indonesia maupun Tiongkok," ungkap Meutya, yang juga merupakan politikus Fraksi Partai Golkar.

 

Kerja Sama Pertahanan yang Lebih Intensif

 

Di samping itu, pertemuan ini juga membahas pentingnya tindak lanjut dari Perjanjian Kerja Sama Pertahanan (DCA) yang telah diratifikasi sejak 2007. 

 

Baca juga: Kunjungi Industri di China, Menko Airlangga Apresiasi Kerja Sama Riset CNGR dan FT UGM

 

Meutya menggarisbawahi perlunya meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, seperti pertukaran pasukan dan program pelatihan untuk meningkatkan profesionalitas TNI.

 

"DCA ini perlu ditindaklanjuti dengan lebih banyak program. Pertukaran pasukan dan saling belajar akan meningkatkan kemampuan dan profesionalitas dari TNI kita," jelas Meutya.

 

Potensi Kerja Sama Infrastruktur

 

Tak kalah penting, pertemuan ini juga mengeksplorasi potensi kerja sama infrastruktur, khususnya proyek kereta cepat atau Whoosh.

 

Indonesia saat ini tengah menjajaki kemungkinan menambah rute kereta cepat dari Jakarta ke Surabaya, melalui Jawa Tengah atau Yogyakarta. 

 

Baca juga: Pemerintah Harus Cabut Izin Usaha Perusahan asal China yang Produksi Baja Ilegal

 

"Kami sedang mengkaji potensi ini dan menyampaikan bahwa proyek tersebut harus efisien secara anggaran,” ujar Meutya sebagaimana dikutip situs DPR RI, Kamis (13/6).. 

 

“Kami berharap ada kesepakatan antarpemerintah yang bisa membantu infrastruktur Indonesia tanpa membebani APBN secara berlebihan," kata Meutya.

 

Pertemuan ini mencerminkan upaya Indonesia untuk tidak hanya memperkuat hubungan diplomatik tetapi juga menjamin bahwa setiap kerja sama membawa manfaat nyata dan berkelanjutan. 

 

Namun, penting bagi Indonesia untuk tetap kritis dalam memastikan bahwa setiap perjanjian atau kerja sama tidak hanya menguntungkan satu pihak.

 

Dialog antara Komisi I DPR RI dan Parlemen Tiongkok menunjukkan komitmen kedua negara dalam memperkuat hubungan bilateral di berbagai sektor. 

 

Dari isu-isu global seperti kemerdekaan Palestina hingga kerja sama strategis di bidang pertahanan dan infrastruktur, pertemuan ini diharapkan dapat membawa hasil konkret yang menguntungkan kedua negara. 

 

Sementara itu, penting untuk terus memantau dan mengevaluasi implementasi dari setiap kesepakatan agar membawa manfaat yang maksimal bagi masyarakat dan negara. (SG-2)