Ekonomi

Bank Indonesia: Uang Beredar Juni 2024 Tumbuh 7,8% (yoy) Lebih Tinggi Dibanding Mei

Penyaluran kredit  pada Juni 2024 tumbuh sebesar 11,5% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,4% (yoy). Aktiva luar negeri juga bersih tumbuh sebesar 3,1% (yoy).
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
23 Juli 2024
Dok. Bank Indonesia

BANK Indonesia (BI) mengatakan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Juni 2024 tumbuh lebih tinggi.  Posisi M2 pada Juni 2024 tercatat sebesar Rp9.026,2 triliun atau tumbuh sebesar 7,8% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,6% (yoy). 

 

Hal itu disampaikan Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono, dalam rilis yang dilansir sutus resmi Bank Indonesia, Senin (22/7). 

 

Baca juga: BI: Lebih Rendah dari Bulan Sebelumnya, Uang Beredar tetap Tumbuh pada April 2024

 

“Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,0% (yoy) dan uang kuasi sebesar 7,7% (yoy). Perkembangan M2 pada Juni 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih,” jelasnya.

 

Uang kuasi adalah dana pihak ketiga yang terdiri dari deposito berjangka, tabungan dan rekening tabungan serta simpanan giro valuta asing

 

Baca juga: Posisi Uang Beredar Maret 2024 Sebesar Rp8.888,4 Triliun atau Tumbuh 7,2% (yoy)

 

Lebih lanjut, Erwin mengatakan, penyaluran kredit  pada Juni 2024 tumbuh sebesar 11,5% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,4% (yoy). Aktiva luar negeri juga bersih tumbuh sebesar 3,1% (yoy), lebih baik dibandingkan pertumbuhan Mei 2024 sebesar 0,6% (yoy). 

 

Penyaluran kredit yang diberikan, sambungnya,  hanya dalam bentuk Pinjaman (Loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (Debt Securities), tagihan akseptasi (Banker's Acceptances), dan Tagihan Repo. 

 

Baca juga: Pada Februari 2024 Uang Beredar Tumbuh Positif

 

Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor Bank Umum yang berkedudukan di Luar Negeri, dan kredit yang disalurkan kepada Pemerintah Pusat dan Bukan Penduduk.

 

Pria dari Departemen Komunikasi BI itu juga mengatakan, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 14,0% (yoy), setelah tumbuh sebesar 22,7% (yoy) pada Mei 2024. (SG-1)