TAHUN ini bertepatan dengan 20 tahun bergabungnya Rusia dalam Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia).
“ASEAN-Rusia juga telah melewati setengah dekade kemitraan strategis. Perayaan simbolis semata tidak cukup. Kita harus fokus mendorong kerja sama konkret", tegas Menlu Retno, di Vientiane, Laos, Jumat (26/7), seperti dirilis Kemlu.
Keberadaan Retno di Laos dalam rangkai menghadiri Pertemuan ASEAN-Russia Post Ministerial Conference (PMC) di Vientiane, Laos, Jumat (26/7).
Baca juga: ASEAN-Plus Three harus Jadi Kontributor Positif bagi Perdamaian dan Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Menlu, terdapat tiga area kunci yang perlu menjadi prioritas kemitraan ASEAN-Rusia. Pertama, ketahanan pangan. Sebagai produsen utama gandum dan pupuk global, Rusia merupakan mitra penting bagi ASEAN dalam isu ketahanan pangan.
Selain kerja sama di bidang pertanian, ASEAN dan Rusia perlu bekerja sama dalam membangun ketahanan rantai pasokan pangan, terutama dalam menghadapi masa krisis.
Kedua, lanjutnya, mendorong peran Rusia dalam menjembatani kerja sama ASEAN dengan Uni Ekonomi Eurasia (Eurasian Economic Union/EAEU).
Baca juga: Menko Airlangga Yakinkan Para Investor Terkait Ketahanan Ekonomi Nasional
“Dengan total populasi lebih dari 850 juta orang, potensi kerja sama ASEAN dan EAEU sangat besar, termasuk dalam perdagangan, investasi, ekonomi digital, keamanan siber, dan keberlanjutan", ujar Menlu Retno.
Ketiga, lanjut Retno, memajukan perdamaian dan multilateralisme. Indonesia harapkan dukungan Rusia dalam mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik, termasuk melalui dukungan bagi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
“Indonesia mengharapkan Rusia untuk segera melakukan aksesi terhadap Protokol Traktat Kawasan Bebas Senjata NuklIr Asia Tenggara (Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone/ SEANWFZ)", pungkas Retno.
Menlu Brunei Darussalam dan Menlu Malaysia juga sejalan dengan pandangan Indonesia bahwa Rusia, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, harus dapat mendorong solusi yang adil dan berkelanjutan untuk Palestina, termasuk menindaklanjuti Fatwa Mahkamah Internasional yang terbit pada 19 Juli 2024 lalu, serta dalam mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB.
Sebagai teman bagi Rusia dan Ukraina, Indonesia ingin melihat Eropa Timur yang damai dan akan terus mendorong solusi damai untuk konflik yang tengah berlangsung.
Pertemuan ASEAN-Rusia PMC mengadopsi Joint Statement Peringatan 20 tahun Aksesi Rusia pada TAC. Menlu Rusia Sergey Lavrov menandatangani instrumen TAC pada 29 November 2004.
ASEAN-Kanada
Selain dengan Rusia, Menlu Retno juga menyampaikan harapan Indonesia agar kerja sama ketahanan pangan ASEAN- Kanada dapat segera diimplementasikan secara konkret.
Sebagaimana diketahui, Pemimpin ASEAN-Kanada telah menyepakati ASEAN-Canada Joint Leaders' Statement on Strengthening Food Security and Nutrition in Response to Crises tahun lalu pada saat keketuaan Indonesia di ASEAN.
Implementasi kerja sama ketahanan pangan ASEAN – Kanada dapat dilakukan antara lain dengan membentuk suatu mekanisme ASEAN – Kanada untuk memastikan berbagai kebutuhan pertanian seperti pupuk pada saat krisis; atau dengan kerja sama teknologi pertanian dalam rangka meningkatkan keberlanjutan dan ketangguhan sistem pertanian pangan.
“Ketahanan pangan adalah salah tantangan global dan kawasan saat ini. Karenanya, memastikan ketersediaan, akses dan terjangkaunya harga pangan adalah kewajiban kita bersama,” ujar Retno
Tahun lalu, sambungnya, kemitraan ASEAN – Kanada telah meningkat menjadi Mitra Strategis. Indonesia menyambut baik peningkatan status kemitraan ASEAN-Kanada. Indonesia melihat strategi Kanada terkait kawasan Indo-Pasifik telah diterjemahkan secara konkret dalam bentuk kerja sama dengan Kawasan. (SG-1)