Ekonomi

ASEAN dan EFTA Kerja Sama, Inggris Siap Dukung Transformasi Digital dan Keberlanjutan

Dalam pertemuan bilateral dengan negara-negara mitra, termasuk Rusia, Kanada, Inggris, dan Swiss, Indonesia mendapat komitmen untuk meningkatkan hubungan ekonomi. 

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
24 September 2024
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, Djatmiko Bris Witjaksono, (Ist/Kemendag)

PARA Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers/AEM) memperkuat hubungan kerja sama dengan European Free Trade Association (EFTA) dan Inggris dalam rangkaian pertemuan tingkat tinggi. 

 

Langkah ini menandai komitmen ASEAN untuk memperluas kolaborasi di sektor-sektor penting, termasuk transformasi digital, keberlanjutan, dan penguatan rantai pasok global.

 

Dalam pertemuan tersebut, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, Djatmiko Bris Witjaksono, memimpin delegasi Indonesia.

 

Baca juga: Agustus 2024, Ekspor Indonesia Tembus USD 23,56 Miliar, Tertinggi dalam 20 Bulan Terakhir

 

Djatmiko hadir mewakili Menteri Perdagangan RI, dengan membawa misi untuk memperkuat posisi Indonesia dalam kerja sama regional dan global.

 

Salah satu pencapaian utama adalah finalisasi ‘Deklarasi Kerja Sama’ antara ASEAN dan EFTA. 

 

Deklarasi ini menjadi tonggak penting dalam hubungan perdagangan antara ASEAN dan negara-negara anggota EFTA, yakni Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein. 

 

Deklarasi tersebut diharapkan mampu membuka peluang kerja sama di berbagai sektor strategis seperti persaingan usaha, perdagangan berkelanjutan, inovasi teknologi, pengadaan barang, dan pengembangan sumber daya manusia.

 

Baca juga: Kemendag dan Muhammadiyah Bersinergi Genjot Ekspor UMKM ke Pasar Global

 

“Finalisasi deklarasi ini adalah langkah signifikan untuk meningkatkan kerja sama komprehensif ASEAN dan EFTA di sektor-sektor prioritas. Kami berharap kerja sama ini akan memperluas akses perdagangan, sekaligus membawa manfaat bagi perekonomian negara-negara ASEAN,” ujar Djatmiko.

 

Kerja Sama ASEAN-Inggris untuk Transformasi Digital dan Keberlanjutan

 

Selain pertemuan dengan EFTA, ASEAN juga memperdalam kerja sama dengan Inggris melalui konsultasi bilateral antara Menteri Ekonomi ASEAN dan Inggris. 

 

Kedua pihak berkomitmen memperkuat integrasi ekonomi, dengan fokus pada transformasi digital dan keberlanjutan, yang tercakup dalam kerangka ASEAN-UK Economic Integration Programme (EIP).

 

Peluncuran program ini diharapkan dapat memperkuat hubungan perdagangan dan investasi antara ASEAN dan Inggris, sekaligus menghadapi tantangan ekonomi regional dan global. 

 

“ASEAN-UK EIP akan membantu ASEAN dalam agenda integrasi ekonomi serta memperkuat ketahanan rantai pasok. Ini akan menjadi landasan penting dalam menghadapi tantangan global,” jelas Djatmiko.

 

Komitmen Global untuk Perkuat Rantai Pasok

 

Tidak hanya dengan EFTA dan Inggris, ASEAN juga menjalin dialog dengan mitra-mitra perdagangan lainnya, termasuk Uni Eropa, Rusia, Kanada, dan Amerika Serikat. 

 

Baca juga: Mendag Tinjau Gudang Karpet Impor Senilai Rp10 Miliar, Diduga Langgar Aturan

 

Pada pertemuan AEM-European Union Trade Commissioner Consultation dan AEM-Russia Consultation, para menteri membahas langkah-langkah untuk memperkuat kerja sama dalam perdagangan dan rantai pasok global. 

 

ASEAN dan para mitra ini sepakat untuk terus berkolaborasi dalam memperkuat hubungan perdagangan dan menjaga stabilitas ekonomi kawasan.

 

Dalam pertemuan bilateral dengan negara-negara mitra, termasuk Rusia, Kanada, Inggris, dan Swiss, Indonesia mendapat komitmen untuk meningkatkan hubungan ekonomi. 

 

Pertemuan-pertemuan ini berlangsung pada 18-20 September 2024 di sela-sela rangkaian Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN.

 

Dengan semakin intensifnya kerja sama ini, Indonesia dan ASEAN diharapkan dapat memperkuat posisi mereka dalam kancah perdagangan global. 

 

Kolaborasi yang dijalin dengan berbagai negara mitra juga akan berperan penting dalam menghadapi tantangan-tantangan ekonomi yang semakin kompleks di masa depan. (SG-2)