DALAM upaya memperkuat ketahanan pangan Indonesia, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menekankan pentingnya menarik minat generasi muda untuk berkarier di sektor pertanian dan perikanan.
Menurut Teten, salah satu tantangan utama yang dihadapi sektor ini adalah masalah regenerasi. Dengan mayoritas petani saat ini berusia di atas 45 tahun, regenerasi menjadi kunci untuk keberlangsungan masa depan pertanian dan perikanan.
Data terbaru menunjukkan bahwa hanya 19,2% dari generasi muda Indonesia yang memilih sektor pertanian dan perikanan sebagai pilihan karier, sementara sebagian besar lebih memilih sektor jasa dan perdagangan.
Baca juga: Petani Milenial asal Subang, Jabar, Sukses Ekspor Serat Daun Nanas
Fenomena serupa terjadi di negara-negara lain seperti Jepang dan Inggris, di mana rata-rata usia petani juga tergolong tua. Hal ini menandakan bahwa isu ini bukan hanya masalah lokal, tetapi global.
Penting untuk dicatat bahwa rendahnya pendapatan menjadi salah satu penyebab utama kurangnya minat dari generasi muda.
Laporan Bank Dunia menunjukkan bahwa pendapatan petani dan nelayan muda di banyak negara seringkali berada di bawah ambang batas kemiskinan ekstrem.
Kondisi ini tentunya menjadi disinsentif bagi generasi muda untuk memilih sektor ini sebagai profesi utama.
Masalah ini diperparah dengan kurangnya akses inovasi dan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas dan nilai tambah dari produk pertanian dan perikanan.
Baca juga: Memperkuat Industri Hilirisasi Perlu Libatkan Lebih Banyak Petani Milenial
Tanpa adanya pembaharuan dalam teknologi dan metode pengelolaan, sektor ini akan terus mengalami stagnasi dan kesulitan dalam menarik minat generasi muda.
Di sisi lain, upaya inovasi yang dilakukan oleh institusi seperti Universitas Padjadjaran (Unpad) menunjukkan adanya potensi besar untuk mengubah lanskap pertanian.
Riset yang berlandaskan pada kearifan lokal dan kolaborasi antara mahasiswa dan dosen menghasilkan produk berbasis teknologi yang berpotensi mengatasi masalah stunting dan mendukung kedaulatan pangan.
Selain itu, pengembangan pangan lokal seperti sukun dan ubi jalar sebagai alternatif sumber karbohidrat menunjukkan bahwa inovasi dapat memberikan solusi konkret bagi tantangan ketahanan pangan.
Namun, perlu adanya langkah konkret yang lebih luas untuk memperbaiki ekosistem usaha pertanian dan perikanan, agar sektor ini dapat bersaing secara global.
Baca juga: Gandeng Komunitas dan Startup, KKP Perkuat Pemasaran Rajungan Nelayan
Inisiatif seperti Market Connect UMKM Pertanian, yang menghubungkan pelaku UMKM dengan pasar domestik dan internasional, adalah langkah positif dalam memperluas akses dan meningkatkan kapasitas mereka.
Memang, untuk merealisasikan potensi besar sektor pertanian dan perikanan, tidak hanya dibutuhkan semangat regenerasi, tetapi juga dukungan dalam hal teknologi, inovasi, dan akses pasar.
Baca juga: Kolaborasi dan Kejujuran Pengusaha Jadi Kunci Kemajuan Industri Perikanan
Hanya dengan cara ini kita bisa memastikan bahwa sektor pertanian dan perikanan dapat berkembang dan menarik minat generasi muda, sekaligus mendukung ketahanan pangan dan keberlanjutan di masa depan. (SG-2)