SOKOGURU - Proses pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) saat ini semakin mudah berkat sistem digitalisasi. Di tahun 2025, pemerintah menggandeng lembaga keuangan untuk terus melakukan inovasi.
Hal tersebut, sebagai upaya mempercepat dan menyederhanakan akses pembiayaan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui sistem digital.
Transformasi dari layanan konvensional ke digital ini, tidak hanya mempercepat proses pengajuan dan pencairan modal, tetapi untuk meminimalisir hambatan yang selama ini sering dikeluhkan UMKM.
Transformasi digital dalam proses pengajuan KUR 2025 turut membuka peluang lebih luas, sekaligus memberikan kemudahan dan efisiensi bagi calon debitur yang ingin mengembangkan usahanya.
Baca Juga:
Pengertian KUR
Seperti dikutip dari laman kur.ekon.go.id, Kredit Usaha Rakyat merupakan satu di antara program pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM, yang disalurkan melalui lembaga keuangan dengan pola penjaminan.
Program KUR, dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan permodalan usaha dalam rangka pelaksanaan kebijakan percepatan, pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM.
Kenapa Digitalisasi KUR Penting?
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin canggih, dan kini pelaku UMKM dituntut untuk melakukan transformasi. Sebab, dengan bertransformasi bisa menjadi inti utama dari UMKM agar dapat bertahan, dan berkembang di era digitalisasi seperti saat ini.
Strategi yang harus diperhatikan yaitu pemanfaatan digital marketing dan perkembangan teknologi terbaru, yaitu Artificial Intelligence (AI).
AI bisa dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan produktivitas, dan operasional bisnis di Indonesia hingga jangkauan yang luas.
Baca Juga:
Keuntungan Digitalisasi bagi Pelaku UMKM
Digitalisasi UMKM akan mempermudah sosialisasi dalam penyaluran KUR. Karena saat ini sudah banyak bank yang mengembangkan sistem digital banking, dengan tujuan untuk masuk ke pasar dengan jangkauan yang lebih luas.
Pelaku UMKM dapat memanfaatkan platform tersebut untuk menerapkan digitalisasi keuangan. Sebagaimana dikutip dari laman Kemenko Perekonomian, berdasarkan hasil survei CORE, sebanyak 70% pelaku UMKM mengalami kenaikan pendapatan rata-rata 30% dengan tergabung dalam ekosistem digital.
Tantangan Digitalisasi dan Solusinya
Tentunya, transformasi KUR dari konvensional ke digital tidaklah mudah. Tantangan yang dihadapi para pelaku UMKM adalah kurangnya literasi digital serta infrastruktur internet, dengan keterbatasan modal.
Namun, hal ini tidak serta merta menurunkan konsistensi dalam mengembangkan UMKM menjadi lebih canggih dengan teknologi.
Berbagai solusi ditawarkan seperti pelatihan, kemitraan dengan komunitas lokal, pendekatan hybrid. Agar hal ini tidak menghambat pelaku UMKM dalam berproses menjadi lebih maju.
Pelaku UMKM cukup menguasai ilmu digital marketing, dan konsisten untuk terus aktif menggunakan media sosial untuk menunjang strategi pemasaran.
Transformasi digitalisasi KUR di 2025 diharapkan dapat menjadi peluang besar di pasar global untuk meningkatkan strategi pemasaran dengan jangkauan yang cukup luas.
Hal ini sangat penting untuk dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM, agar dapat mengembangkan bisnis mereka. (*)