Soko Bisnis

Tembus Pasar Jepang, 10 UMKM Binaan Pertamina Tampil di World Expo Osaka 2025

Dengan membina UMKM, Pertamina membuktikan kerja sama antara dunia usaha dan arah kebijakan pemerintah bisa jadi pendorong pertumbuhan ekonomi inklusi.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
04 Juli 2025
<p>10 UMKM binaan Pertamina tampil di World Expo Osaka 2025, sukses buka peluang ekspor dan tarik minat buyer Jepang hingga ratusan miliar. (Dok. Pertamina)</p>

10 UMKM binaan Pertamina tampil di World Expo Osaka 2025, sukses buka peluang ekspor dan tarik minat buyer Jepang hingga ratusan miliar. (Dok. Pertamina)

SOKOGURU, JAKARTA- Sepuluh UMKM binaan PT Pertamina (Persero)  terpilih ambil bagian dalam ajang bergengsi World Expo Osaka 2025 yang berlangsung di Jepang pada 30 Juni–6 Juli 2025 dan 25–31 Agustus 2025.

Produk-produk unggulan hasil karya UMKM tersebut mencatatkan prestasi di level global. Partisipasi itu menjadi langkah konkret Pertamina dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) melalui inovasi produk lokal yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menyampaikan hal itu dalam keterangan resmi Kementerian BUMN, Jumat, 4 Juli 2025

Baca juga: Lewat Program Inovatif GUD X Ubuki, Pertamina Drilling Ubah Seragam Bekas Jadi Produk Bergaya

Ia menekankan kehadiran  UMKM di World Expo Osaka adalah bagian dari strategi perusahaan dalam mendorong peningkatan  kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan mengembangkan pasar bagi UMKM, pelaku usaha lokal diharapkan dapat meraih peningkatan pendapatan serta memberikan kontribusi positif bagi perekonomian desa.

Lebih dari itu, ini menjadi motivasi bagi UMKM untuk terus meningkatkan kualitas dan profesionalisme agar mampu bersaing secara internasional.

Baca juga: Pertamina UMK Academy 2025 Digelar, Ajang UMKM Tingkatkan Kemampuan dan Produk Berkualitas

“Kami bangga karena UMKM binaan Pertamina dapat tampil di panggung internasional."

"Ini bukan sekadar partisipasi dalam pameran, tetapi merupakan momentum nyata untuk membuka akses pasar global dan membuktikan bahwa produk lokal mampu bersaing, terutama jika didukung oleh prinsip keberlanjutan,” ujar Fadjar.

Pada periode pertama pameran yakni 30 Juni–6 Juli 2025, sambungnya, empat UMKM yang berpartisipasi antara lain Songket Ilham Bahari, Kainnesia, Bali Honey, dan Made Tea.

Baca juga: Move Leather Garut Tembus Pasar Internasional Berkat Program Pertamina UMK Academy

Sedangkan enam UMKM lainnya—Pertenunan Astini, Cap Bali, Kripik Tempe Kahla, Bananania, Dara Baro, dan Apikmen—akan tampil pada periode kedua pada 25-31 Agustus.

Salah satu produk yang mencuri perhatian pengunjung Jepang adalah Bali Honey. Pemiliknya, Ismail Marzuki, hadir langsung di lokasi pameran untuk memperkenalkan madu berkualitas yang berasal dari hutan tropis Bali.

Hanya dalam dua hari, Bali Honey menarik minat dari tiga calon pembeli asal Jepang, salah satunya adalah Kiddo Food, perusahaan importir dari Osaka.

Kiddo Food berencana mengembangkan madu Bali menjadi berbagai produk olahan seperti granola, es krim, permen, serta makanan khas Jepang seperti dorayaki dan kasutera.

Kebutuhan produk mereka diperkirakan mencapai 30 ton per bulan atau hampir Rp30 miliar.

Selain itu, seorang pengusaha asal Jepang bernama Yamada San juga menunjukkan ketertarikannya terhadap Bali Honey.

Ia bahkan telah menjadwalkan kunjungan ke Denpasar pada September 2025 untuk menyaksikan proses produksi secara langsung.

Dalam tahap awal, Yamada San berencana memesan 10 kubik madu dengan nilai transaksi sekitar Rp850 juta, sebagai langkah awal dari rencana kerja sama jangka panjang.

Tak hanya pembeli lokal Jepang, diaspora Indonesia juga turut menunjukkan minat. Teguh Wahyudi, pemilik Sariraya Group yang berbasis di Nagoya, menyampaikan ketertarikannya pada Bali Honey.

Perusahaan yang mengelola jaringan restoran, mini market, food court, dan supermarket halal ini telah lama mengimpor produk-produk khas Indonesia seperti tempe dan kerupuk.

Teguh menyatakan kesiapannya untuk membeli hingga 3 ton Bali Honey dengan nilai pengiriman mencapai Rp3 miliar per batch.

Produk Bali Honey selanjutnya akan menjalani proses uji laboratorium oleh PMDA Jepang (Pharmaceuticals and Medical Devices Agency) sebagai prasyarat ekspor.

Setelah tahapan ini selesai, penandatanganan kontrak direncanakan berlangsung dalam kunjungan berikutnya ke Jepang, dengan target Bali Honey mulai dipasarkan di Jepang pada Desember 2025.

Fadjar menambahkan bahwa keterlibatan UMKM dalam ajang ini sejalan dengan visi besar Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran.

Tujuannya adalah meningkatkan ekonomi masyarakat desa, memperluas peluang kerja, memperkuat kewirausahaan nasional, serta mengembangkan industri kreatif yang kompetitif.

Melalui pembinaan terhadap UMKM, Pertamina membuktikan bahwa kerja sama antara dunia usaha dan arah kebijakan pemerintah bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, serta memiliki jangkauan global.

World Expo Osaka menjadi ajang internasional yang melibatkan partisipasi dari 128 negara dan dikunjungi lebih dari 31 ribu orang setiap harinya.

Indonesia turut memanfaatkan momen ini untuk menampilkan potensi tanah air melalui Paviliun Indonesia dengan tema Thriving in Harmony, yang mencerminkan upaya pembangunan berkelanjutan melalui harmoni antara alam, budaya, dan pertumbuhan ekonomi.

Sebagai perusahaan yang berperan aktif dalam transisi energi, Pertamina terus mendukung target net zero emission tahun 2060.

Melalui berbagai program yang mendukung SDGs dan implementasi prinsip Environmental, Social & Governance (ESG), Pertamina menunjukkan komitmennya dalam menciptakan dampak nyata di seluruh lini bisnis dan operasional. (SG-01)