SOKOGURU, JAKARTA: Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Komisi IX DPR RI dan Serikat Pekerja Sritex Group, Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani mengungkapkan sejumlah kekhawatiran terkait masa depan perusahaan tekstil Sritex.
Anggota DPR juga menyoroti nasib para pekerja Sritex khususnya mereka yang berusia lebih dari 45 tahun.
Irma menyampaikan meskipun ada rencana masuknya investor baru untuk melanjutkan operasional Sritex, namun ada isu besar terkait penutupan pabrik dan pemindahan produksi ke luar negeri.
Baca juga: DPR Siap Kawal Pemberian THR untuk Para Pekerja Sritex
"Jika perusahaan menutup operasionalnya di Indonesia dan membuka cabang di luar negeri, maka mereka seharusnya tidak diperbolehkan kembali beroperasi di Indonesia," tegas Irma.
Jika Beroperasi di Luar Negeri, Sritex Tak Boleh Balik ke Indonesia
Ia mencermati adanya praktik perusahaan yang pindah ke negara lain seperti Vietnam.
Selain itu, Irma juga menyoroti potensi kesulitan yang dihadapi pekerja Sritex yang sudah berusia di atas 45 tahun.
Baca juga: Wamenaker Janjikan Tidak Ada PHK di Sritex dan Pemerintah Siap Beri Dukungan
Ia menegaskan pentingnya perhatian pemerintah untuk menyediakan solusi agar pekerja senior tidak tertinggal dalam persaingan tenaga kerja.
"Pekerja yang sudah berusia di atas 45 tahun sangat sulit mencari posisi yang sama di perusahaan baru. Pemerintah harus memberikan perhatian serius pada masalah ini," ujarnya.
Pemerintah Jangan Cepat Beri Putusan Pailit
Politikus Fraksi NasDem ini juga mendesak pemerintah agar tidak terlalu cepat memberikan putusan kepailitan pada perusahaan yang sedang mengalami kesulitan.
Menurut Irma, keputusan tersebut seringkali merugikan pekerja dan memperburuk kondisi ekonomi dalam negeri.
Baca juga: Pamit kepada DPRD Sukoharjo, Ribuan Buruh Sritex Siap Berunjuk Rasa ke Jakarta
Dengan adanya investor baru yang diharapkan dapat menghidupkan kembali Sritex, Irma menekankan pentingnya keberlanjutan perusahaan tanpa mengorbankan kesejahteraan pekerja.
"Kita harus mendorong agar perusahaan tidak terburu-buru menutup operasionalnya dan membuka cabang di luar negeri," pungkas Irma. (SG-2)