SokoBisnis

Pemerintah Ajak seluruh Pemangku Kepentingan, Bersinergi Jaga Stabilitas Harga di Periode Nataru

Cabai kerap memicu gejolak harga. Bawang merah dinilai lebih mudah dijaga kestabilannya dibandingkan cabai karena mampu disimpan hingga beberapa bulan.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
09 Desember 2025
<p>Menteri Perdagangan Budi Santoso pimpin Rakornas Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Kesiapan Menjelang Nataru di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin, 8 Desember 2025. Rapat dihadiri perwakilan kementerian/lembaga, dinas yang membidangi perdagangan seluruh Indonesia, serta asosiasi pelaku usaha. (Dok. Kemendag)</p>

Menteri Perdagangan Budi Santoso pimpin Rakornas Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Kesiapan Menjelang Nataru di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin, 8 Desember 2025. Rapat dihadiri perwakilan kementerian/lembaga, dinas yang membidangi perdagangan seluruh Indonesia, serta asosiasi pelaku usaha. (Dok. Kemendag)

SOKOGURU, JAKARTA-  Pemerintah terus bersinergi dan berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan penting (bapokting), terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Kebutuhan bapok, baik dari sisi ketersediaan maupun harga, saat ini masih berada dalam kondisi relatif normal dan terkendali. 

Pasokan dan produksi dinilai mencukupi, termasuk untuk komoditas strategis seperti telur dan daging ayam yang dilaporkan berada dalam kondisi surplus. 

Baca juga: Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 Kemendag Intensifkan Pengawasan Distribusi MINYAKITA

Menteri Perdagangan Budi Santoso (Mendag Busan) menegaskan hal itu dalam Rapat Koordinasi Nasional HBKN Kesiapan Menjelang Nataru di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin, 8 Desember 2025. 

“Namun, diperlukan langkah antisipatif, terutama terkait potensi gangguan akibat faktor cuaca seperti curah hujan yang dapat memengaruhi proses panen dan kualitas kesehatan produk, serta kebutuhan produk multikultural menjelang perayaan Natal,” ujarnya.

Rapat yang berlangsung secara tertutup itu dihadiri perwakilan kementerian/lembaga, dinas yang membidangi perdagangan seluruh Indonesia, serta asosiasi pelaku usaha.

Baca juga: Jelang Nataru, Kemendag Siapkan Tiga Program Diskon Belanja Nasional Mulai Desember sampai 4 Januari 2026

"Kemendag mengajak seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat dan daerah, pelaku usaha, maupun asosiasi, untuk terus bersinergi dalam menjaga stabilitas harga, kecukupan pasokan, serta kelancaran distribusi jelang Nataru. Pemerintah membuka ruang diskusi dengan para pelaku usaha dan pemerintah daerah untuk mengidentifikasi serta mengatasi potensi kendala di lapangan,” imbuh Mendag Busan.

Lebih lanjut, ia mengatakan, pada prinsipnya pemerintah pusat mengarahkan pemerintah daerah apabila terjadi peningkatan harga atau kekurangan pasokan untuk langsung berkoordinasi Satuan Tugas (Satgas) Pangan dan Kemendag. Namun, sampai sekarang kondisi bapok cukup terkendali dengan baik,” katanya.

Khusus minyak goreng rakyat, sambung Busan, pemerintah mendorong penguatan peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam distribusi Minyakita agar lebih efisien, merata, dan sesuai harga eceran tertinggi (HET). 

Baca juga: Mendag Busan Tinjau Bapok di Pasar Raya Padang, Pastikan Stok Cukup dan Harga Stabil Jelang Nataru 2026

Di antaranya melalui revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 Tahun 2024 dengan mewajibkan produsen minyak goreng mendistribusikan minimal 35 persen dari total distribusi Minyakita kepada Bulog dan IDFood. Permendag tersebut saat ini masih dalam proses pengundangan.

"Khususnya minyak goreng rakyat, Minyakita, pemerintah mendorong agar minimal 35% distribusinya  dilakukan melalui BUMN Pangan, yakni Bulog dan ID Food, guna memastikan harga penjualan sesuai HET dan pasokan lebih merata," jelasnya lagi.

Selain menjaga pasokan, Mendag Busan mendorong, pertumbuhan daya beli masyarakat melalui berbagai program strategis, seperti penyelenggaraan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada 10– 16 Desember 2025. 

Program itu melibatkan lebih dari 1.000 UMKM, program Bina Diskon Nataru pada 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026, serta Epic Sale sepanjang Desember 2025.

“Pada akhir tahun ini kita juga melakukan beberapa kegiatan yang bekerja sama dengan asosiasi, khususnya terkait dengan diskon akhir tahun. Diskon tersebut yaitu Harbolnas, Bina Diskon, dan Epic Sale. Khusus Epic Sale, diskon tidak hanya di ritel modern, ada juga diskon barang yang dijual di pasar rakyat,” tambah Mendag Busan.

 

Cabai kerap memicu gejolak harga

Pada rakor tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara, Daniel Anderspindene Mewengkang, menyampaikan, salah satu komoditas yang menjadi perhatian utama menjelang Natal dan Tahun Baru adalah cabai, yang kerap memicu gejolak harga di daerah tersebut. 

Untuk menjaga stabilitas pasokan, Sulawesi Utara secara rutin melakukan pengadaan cabai dari daerah lain, khususnya dari Nusa Tenggara Barat, guna memastikan ketersediaan tetap terjaga di pasar lokal.

Di lain pihak, Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid, mengungkapkan, secara umum pasokan cabai menjelang Nataru berada dalam kondisi aman dan tidak mengalami gangguan signifikan. Meski demikian, terdapat kenaikan harga pada cabai rawit merah (CRM) yang lebih dipengaruhi kendala panen saat musim hujan daripada keterbatasan stok. 

Kondisi cuaca membuat tanaman sulit dipanen, bukan karena ketiadaan produksi, sehingga tantangan utama saat ini berada pada sisi teknis panen di lapangan.

Sementara Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Dian Alex Chandra, menyebut, secara nasional, produksi bawang merah diproyeksikan meningkat seiring momentum panen raya. 

Stok juga dipastikan aman melalui ketersediaan gudang penyimpanan, termasuk cold storage, baik milik pemerintah maupun swasta, dengan cadangan yang siap diawasi bersama Satgas Pangan. 

Bawang merah dinilai lebih mudah dijaga kestabilannya dibandingkan cabai karena mampu disimpan hingga beberapa bulan. 

sebaran sentra produksi yang kini merata di berbagai daerah di Indonesia, stabilitas pasokan dan harga bawang merah diharapkan tetap terjaga hingga periode Nataru serta ke depannya sehingga komoditas ini tidak lagi menjadi pemicu utama inflasi.

Di sisi lain, perwakilan dari Garda Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Kadma Wijaya, mengungkapkan, ketersediaan pasokan telur dan daging ayam untuk periode Nataru berada dalam kondisi aman. Berdasarkan catatan internal, kondisi pasokan nasional berada dalam posisi surplus dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama periode Nataru.

Senada, Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN) Kendal, Suwardi, menyampaikan, stok telur menjelang Nataru berada dalam kondisi aman dan siap memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Produksi telur dinilai stabil tanpa kendala berarti. Secara prinsip, para peternak menegaskan kesiapan untuk menjaga keseimbangan pasokan dan harga demi terciptanya suasana Nataru yang aman, lancar, damai, dan kondusif bagi seluruh masyarakat.

Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Wahyudi menambahkan, pihaknya telah melakukan persiapan secara matang sejak jauh hari, termasuk menjalin komunikasi intensif dengan para produsen hingga empat bulan sebelumnya. 

Meskipun upaya tersebut belum sepenuhnya sempurna, Aprindo memastikan ketersediaan stok di seluruh jaringan anggotanya berada dalam kondisi aman dan terkendali.

“Aprindo juga menegaskan komitmen seluruh anggotanya di seluruh Indonesia untuk patuh terhadap ketentuan harga yang telah ditetapkan pemerintah,” imbuh Wahyudi. (SG-1)